Pernahkah sesekali menengok sampah yang tiap hari kita hasilkan? Aku tinggal ngekost. Otomatis sampah-sampah yang aku hasilkan sendiri mampu aku tahu banyak dan jenisnya. Setiap hari pasti ada sekantong sampah yang saya hasilkan. Dan jenis yang paling banyak adalah sampah plastik. Bungkus mie instant, minuman sachet, detergen sachet. Plastik belanjaan. Selain itu juga tisu dan kertas pun menjadi sampah yang paling banyak aku hasilkan
.
Kemarin saat ke acara Pesta Blogger 2010 di Rasuna saya bertemu dengan badut plastik.Seluruh tubuhnya adalah plastik. Dan ia sangat gemuk. Pesannya adalah “Diet plastik sekarang juga”. Mungkin seperti itulah penggambaran plastik di dunia ini. Jika digambarkan bumi sudah kegemukan dengan sampah. Terlebih samapah plastik yang susah terurai oleh alam
Benar, plastik menjadi barang yag paling banyak menjadi sampah. Semua barang-barang yang di beli penuh dengan plastik. Buku pakai plastik. Baju terbungkus plastik. Makanan dan minuman instant yang menjadi paling praktis untuk anak kost seperti saya menggunakan plastik sebagai pembugkusnya. Bahkan membeli makan di pinggir jalan atau di warteg menggunakan plastik. Plastik ada dimana-mana dan pastinya menjadi sampah yang paling banyak kita hasilkan tiap hari.
Saat di rumah dan menggeledah satu isi kamar yang saya temukan adalah puluhan kantong plastik dengan berbagai merek toko serba ada. Memenuhi laci meja. Bertambah jumlah setiap berbelanja ke toko serba ada. Kantong plastik itu menganggur tak terpakai. Dan hanya digunakan sebagai wadah sampah. Bayangkan jika tiap hari saya hanya menggunakan satu kantong plastik sebagai wadah sampah sedangkan tiap hari kantong plastik tersebut bertambah dua. Maka koleksi kantong plastikku terus bertambah dan tak berkurang. Pada beberapa kantong plastik telah dicatumkan tanda ramah lingkungan. Akan terurai oleh alam. Namun dengan ketentuan tergatung pada lingkungan. Namun, ketika kantong plastik tersebut telah ramah lingkungan, apakah kita lantas boleh membuangnya seenak hati?
Memilah Sampah atau Meminimalisasi Sampah
Pengolahan sampah perlu untuk penanggulangan sampah. Memilah sampah basah dan sampah kering. Sampah plastik, kertas, dan barang-barang yag bisa di daur ulang. Di negara-negara maju pengolahan sampai pastinya sudah sangat baik. Selain sistem kelola yang bagus budaya memilah dan membuang sampah di sana sudah membudaya.
Di Indonesia, pemilahan sampah masihlah amburadul. Di berbagai tempat mungkin telah dipasang tempat sampah kembar. Sampah basah dan sampah kering, namun masih ada juga yang keliru meletakkan sampahnya. sampah kertas di masukkan ke tong sampah basah atau sebaliknya. Sehigga tempat sampah tersebut kedua-duanya menjadi tempat sampah basah. Di rumah tangga pun sistem pengolahan sampah juga belum sampai pada proses memilah-milah sampah. Sampah dapur, sampah kertas, sampah plastik dimasukkan dalam satu tempat kantong plastik dan kemudian dibuang.
Pengelolahan sampah sedapat mungkin dimulai dari diri kita sendiri. Mungkin tahap memilah sampah dari diri sendiri sudah mampu dilakukan. Namun ketika telah harus membuang sampah keluar dari kamar, saya kemudian lantas bingung hendak membuang kemana sampah yang telah terpilah itu. Karena ketika di buang di tempat sampah besar maka proses pencampuran sampah kembali terjadi. Solusi yang mungkin bisa saya tawarkan jika memang memilah sampah tidak terlalu efektif yaitu meminimalisasi produksi sampah dari diri kita.
Semisalnya sering menggunakan deterjen sachet kecil. Ada baiknya membeli sabun deterjen yang 500 gr atau 900 gr. Agar sampah plastiknya cuma satu. Juga misalnya ketika jalan-jalan keluar rumah. Ada baiknya membawa bekal air minum sendiri dalam botol air minum. Tidak membeli botol air minum kemasan yang sekali pakai. Atau juga ketika membeli makanan di warung sebelah. Baiknya membawa piring sendiri sehingga Mas pejual tak perlu meggunakan plastik untuk wadah makanannya.
Jika berbelanja ke toko serba ada, ada baiknya membawa kantong plastik sendiri. Atau boleh membawa tas-tas belanjaan yang terbuat dari kain. Banyak industri kreatif yang menjual tas-tas belanjaan yang cukup modis. Di beberapa supermarket menjual kantong belanjaan dari kain. Saran yang lain, misalnya ketika membeli barang-barang di toko yang sepertinya tidak terlalu ribet di bawa, semisalnya beli satu buku di toko buku, ada baiknya bilang ke mbak atau mas penjualnya tak usah menggunakan plastik jinjing. Kan bukunya tidak terlalu repot untuk di bawa. Bisa dimasukkan dalam tas.
Mungkin akan sangat susah. Saya pribadi belum mampu melakukannya secara disiplin.Bahkan kadang dicibir sok peduli lingkungan. Namun, ketika kita selalu apatis pada semua hal maka perubahan yag diharapkan adalah sebuah kemustahilan. Mari mulai dari diri sendiri untuk dunia yag lebih baik. Dari sesuatu yang sederhana. Diet Kantong Plastik, Yuk!
Jakarta, 31 oktober 2010
.
Kemarin saat ke acara Pesta Blogger 2010 di Rasuna saya bertemu dengan badut plastik.Seluruh tubuhnya adalah plastik. Dan ia sangat gemuk. Pesannya adalah “Diet plastik sekarang juga”. Mungkin seperti itulah penggambaran plastik di dunia ini. Jika digambarkan bumi sudah kegemukan dengan sampah. Terlebih samapah plastik yang susah terurai oleh alam
Benar, plastik menjadi barang yag paling banyak menjadi sampah. Semua barang-barang yang di beli penuh dengan plastik. Buku pakai plastik. Baju terbungkus plastik. Makanan dan minuman instant yang menjadi paling praktis untuk anak kost seperti saya menggunakan plastik sebagai pembugkusnya. Bahkan membeli makan di pinggir jalan atau di warteg menggunakan plastik. Plastik ada dimana-mana dan pastinya menjadi sampah yang paling banyak kita hasilkan tiap hari.
Saat di rumah dan menggeledah satu isi kamar yang saya temukan adalah puluhan kantong plastik dengan berbagai merek toko serba ada. Memenuhi laci meja. Bertambah jumlah setiap berbelanja ke toko serba ada. Kantong plastik itu menganggur tak terpakai. Dan hanya digunakan sebagai wadah sampah. Bayangkan jika tiap hari saya hanya menggunakan satu kantong plastik sebagai wadah sampah sedangkan tiap hari kantong plastik tersebut bertambah dua. Maka koleksi kantong plastikku terus bertambah dan tak berkurang. Pada beberapa kantong plastik telah dicatumkan tanda ramah lingkungan. Akan terurai oleh alam. Namun dengan ketentuan tergatung pada lingkungan. Namun, ketika kantong plastik tersebut telah ramah lingkungan, apakah kita lantas boleh membuangnya seenak hati?
Memilah Sampah atau Meminimalisasi Sampah
Pengolahan sampah perlu untuk penanggulangan sampah. Memilah sampah basah dan sampah kering. Sampah plastik, kertas, dan barang-barang yag bisa di daur ulang. Di negara-negara maju pengolahan sampai pastinya sudah sangat baik. Selain sistem kelola yang bagus budaya memilah dan membuang sampah di sana sudah membudaya.
Di Indonesia, pemilahan sampah masihlah amburadul. Di berbagai tempat mungkin telah dipasang tempat sampah kembar. Sampah basah dan sampah kering, namun masih ada juga yang keliru meletakkan sampahnya. sampah kertas di masukkan ke tong sampah basah atau sebaliknya. Sehigga tempat sampah tersebut kedua-duanya menjadi tempat sampah basah. Di rumah tangga pun sistem pengolahan sampah juga belum sampai pada proses memilah-milah sampah. Sampah dapur, sampah kertas, sampah plastik dimasukkan dalam satu tempat kantong plastik dan kemudian dibuang.
Pengelolahan sampah sedapat mungkin dimulai dari diri kita sendiri. Mungkin tahap memilah sampah dari diri sendiri sudah mampu dilakukan. Namun ketika telah harus membuang sampah keluar dari kamar, saya kemudian lantas bingung hendak membuang kemana sampah yang telah terpilah itu. Karena ketika di buang di tempat sampah besar maka proses pencampuran sampah kembali terjadi. Solusi yang mungkin bisa saya tawarkan jika memang memilah sampah tidak terlalu efektif yaitu meminimalisasi produksi sampah dari diri kita.
Semisalnya sering menggunakan deterjen sachet kecil. Ada baiknya membeli sabun deterjen yang 500 gr atau 900 gr. Agar sampah plastiknya cuma satu. Juga misalnya ketika jalan-jalan keluar rumah. Ada baiknya membawa bekal air minum sendiri dalam botol air minum. Tidak membeli botol air minum kemasan yang sekali pakai. Atau juga ketika membeli makanan di warung sebelah. Baiknya membawa piring sendiri sehingga Mas pejual tak perlu meggunakan plastik untuk wadah makanannya.
Jika berbelanja ke toko serba ada, ada baiknya membawa kantong plastik sendiri. Atau boleh membawa tas-tas belanjaan yang terbuat dari kain. Banyak industri kreatif yang menjual tas-tas belanjaan yang cukup modis. Di beberapa supermarket menjual kantong belanjaan dari kain. Saran yang lain, misalnya ketika membeli barang-barang di toko yang sepertinya tidak terlalu ribet di bawa, semisalnya beli satu buku di toko buku, ada baiknya bilang ke mbak atau mas penjualnya tak usah menggunakan plastik jinjing. Kan bukunya tidak terlalu repot untuk di bawa. Bisa dimasukkan dalam tas.
Mungkin akan sangat susah. Saya pribadi belum mampu melakukannya secara disiplin.Bahkan kadang dicibir sok peduli lingkungan. Namun, ketika kita selalu apatis pada semua hal maka perubahan yag diharapkan adalah sebuah kemustahilan. Mari mulai dari diri sendiri untuk dunia yag lebih baik. Dari sesuatu yang sederhana. Diet Kantong Plastik, Yuk!
Jakarta, 31 oktober 2010
Terima kasih sudah sharing kampanye #DietKantongPlastik.
ReplyDeleteMari kita basmi #MonsterKresek.
Follow us @greenerationid
+s+
nanti aku follow :)
ReplyDeletemenarik, thank atas infonya mb...
ReplyDeletePola hidup seperti itulah yang harus sering di sosialisasikan..
Plastik... sebuah masalah yang sepertinya semakin sulit untuk ditanggulangi mengingat hampir semua barang yang kita gunakan saat ini mengandung bahan ini. Hmm, menurut saya perlu ada revolusi untuk memutus mata rantai produksi plastik, bukan sekedar melalui aksi daur ulang.
ReplyDelete@ rio saputra : terima kasih. mari kita mulai dari diri sendiri
ReplyDelete@ TiyoWidodo : Memang perlu ada revolusi itu. Tapi daur ulang juga penting. Semua prasyarat perlu terpenuhi. Mulai lah dari sekarang,mulailah dari hal kecil :).
MAri jaga lingkungan
wew, bung sano komen juga...
ReplyDeletesok ah kita basmi monster keresek, biar ga bikin sesek.