Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2006

tentang buku

"...u can buy many book,but u can't buy a knowledge" 081383118xxx pesan itu sampai ke ponselku beberapa saat setelah aku mengeluh pada seseorang tentang buku "detik-detik menentukan" BJ.Habibie yang tak berhasil aku peroleh dari peluncuran bukunya di hotel clarion hari ini. iya mungkin benar...aku terlalu mengharapkan buku yang ditulis mantan presiden ketiga ini.padahal ku punya begitu banyak buku yang bertumpuk di kamar. Belum pernah aku jamah sedikit pun. aku tak tahu beberapa hari terakhir ini aku begitu jauh dari buku. jauh dari para pengarang-pengarang besar dengan segala masterpiece-nya. akuy begitu malas membaca. malas membuka tiap lembar buku tebal itu dan memplototi huruf-hurufnya yang kecil. "tahu tidak...buku bisa membawa kesuatu tempat tanpa kamu harus bergesr se-inci pun" kata-kata itu selalu keluar jka aku mengeluh sedang malas baca buku... entahlah aku begit malas mengetahui tiap isinya. aku hanya terpesona pada banyak tumpukannya di kam

ku ingin pulang

dwi kangen pulang kangen makanan rumah kangen hangat rumah saat-saat seperti ini pintu tlah tertutup lampu tlah mati kuingin pulang tuk segera berjumpa denganmu (ingin pulang-SOS)

ramadhan kali ini

ramadhan kali ini... ada banyak hal yang telah berubah... tak lagi berpuasa bersama k ipah tak ada lagi k yusran yang ngajakin sahur bersama tak pulang untuk "Maddupa Puasa" di rumah dengan tugas kuliah yang bertumpuk-tumpuk aku jadi kangen rumah. kangen mama sama etta. kangen tarawih di mesjid depan rumah atau sekedar bikin "pa'pabuka"sama mama sepi rasanya ramadhan kali ini tak seperti masa kecil dulu beromba menghitung seberapa banyak puasa yang penuh dan mengharapkan ampao sebagai hadiah bacaan Al-qur'an yang selesai saat lebaran... aku kangen ramadhan di rumah

Rumah Pelangi

Rumah. sekumpulan huruf yang memiliki tempat yang istimewa dalam kamusku . Tanyakanlah padaku. dan kan ku jawab, Ia sebuah kata yang memiliiki makna yang begitu dalam.selalu memberikan kesan yang tak ibsa terwakilkan dengan bahasa verbal. Bahkan bisu pun masih belum bisa memaknainya dengan sempurna. Tanyakanlah pada setiap orang, kemana mereka akan pulang? Rumah. tempat yang selalu menerima setiap senyum dan laramu.akan selalu menerima patah dan rapuhmu. Bahkan sandy si tupai dalam sebuah episode spongebob pun begitu mamaknai akan rumah.”rumah bukanlah persoalan ayam panggan atau perapian hangat. Tapi ia adalah ketika kau dikelilingi oleh orang-orang yang mencintaimu”. Pelangi....kata ini pun masuk dalam kamus bahasa dalam otakku. Penyatuan warna yang selalu hadir di langit ketika awan telah lelah memeras air dalam tubuhnya. Ketika kelabunya telah terganti oleh birunya langit. Ketika pak matahari masih tampak malu-malu bercahaya sehabis hujan. Apa yang kusukai dari pelangi? Ia begitu b

Secuil cerita tentang peluncuran buku

02.30 sore saat matahari sangat panas “Kebebasan dan Kebudayaan” (Tibor R. Machan) . Judul buku yang menjadi sebuah suvenir yang dibagikan bagi peserta diskusi dalam bungkus tas berwarna orange. “menegakkan kebebasan sipil, membangun budaya demokrasi” tema yang menjadi persfektif untuk membedah buku itu. buku itu berisi tentang kebebasan manusia sebagai makhluk individu. tentang upaya negara dalam mensubsidi para rakyatnya sebenarnya merupakan sesuatu yang membuat rakyat bergantung pada negara. Tentang orang-orang kaya yang telah bekerja keras dan harus membayar pajak yang besar untuk menghidupi orang-orang miskin. Kritikan tentang sistem sosialisme dan komunisme yang mengekang dan menyeragamkan manusia, sehingga tak ada kebebasan. Tentang sosialisme yang hanya memberikan mimpi-mimpi tentang negara ideal yang utopia. Paham-paham seperti ini yang akan di boikot di pintu rumah pelangi. Wawan, teman UKPM-ku pun merasakan hal yang sama. “ diskusi apa..! menghalalkan kapitalisme. Mau ka lem

Mengapa Teras Imaji?

Imaji adalah kata indah dalam kamusku. Ada coretan kecil yang mengawali tentang teras ini. Ini tentang seseorang... “Melihatmu di setiap hariku... Mengisi tiap halaman-halaman waktuku Bermain diterasteras fantasiku Kau hadir ditiap lelahku membukukan detik Menjilid rapi tiap memori...” Teras-teras fantasi itu telah menjadi teras imaji-ku

mulai ngerti

akhirnya mulai ngerti juga...meski awalnya ngejelimet ternyata sesuatu yang awalnya kita tak tahu kalo belajar jadinya bisa ya (ini pesannya mamaku) udah dini hari...harus pulang besok (nanti Pagi, maksudnya) harus kuliah pagi tengah malam nanti aku lanjutin lagi gud nite

pusing bikin blog

aduh....pusing ternyata bikin blog.... nda ngerti aku... tapi...cuek aja...kalo nda seperti ini mana bisa belajar pencet asal aja tuts komputer... kalo ada masalah tinggal cabut aja dari warnet... (hihihihi...lagi jahat)

asyik punya blog

senengnya...punya blog sendiri.tepat pukul 2.54 am. (warnet dekat kos-kosan coy, jadi tengah malam diskon...hehehe). tepatnya tanggal 21 September 2006. namanya lucu " terasimaji ". mungkin kamu pikir ia merek baru dari sebuah terasi.... itu terserah kamu. tapi ini adalah teras imajiku kenapa teras imaji? nanti deh aku cerita asal usulnya.

(resume singkat bedah buku “Kebebasan dan kebudayaan)

Civil society telah ada sebelum state itu ada.ia lahir dengan sendiorinya sebelum adanya NGO.hal ini dilihat berdasarkan kebudayaan barat yang berkembang di eropa. Civil society memilki fungsi integrasi, beradpatasi, survive, dan menjaga kutuhannya dengan norma. Ia bisa hidup tanpa adanya IMF, World Bank, dan ekonomi makro. Civil society pun kemudian memunculkan state (state yang paling tua adalah monarki) karena raja (state) tercipta karena adanya legitimasi dari masyarakat. Magna carta (1912) yang lahir karena keingin state mengintervensi civil society dan ketidakinginan civil society diintervensi oleh state merupakan perpaduan interkasi antara civil society dengan state. Civil society yang paling berpengaruh di Indsonesia yaitu budi Oetomo, supmah pemuda, dan perjuangan kemerdekaaan Indonesia oleh Soekarno-Hatta. Totalitarianisme adalah pemerintahan yang menyeragamkian segala aspek kehidupan manusia. Ia menafikkan kodrat manusia, induvidualitas dan kebebasan. Sehingga komunisme seb