Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2008

mozaikku....

backstreet boys datang ke jakarta..... waahhhhh????? kok bisa dwi tidak tahu ya????? mereka pernah mengisi tiap lembar mimpi-mimpiku. tiap halaman. pangeran yang selalu menungguku di ujung jalan sana adalah nick carter. aku selalu suka berimaji. membayangkan bertemu mereka. menjadi temen kuliah dari mereka. menjadi bagian dari hidup mereka. aku percaya akan kekuatan mimpi. seperti Arai. 'bermimpilah karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu". aku membangun mimpi-mimpi itu bersama mereka. tiap halaman catatan harianku selalu tentang mereka. aku selalu bahagia dengan mimpi-mimpi itu. rasanya indah dan begitu nyata. semua itu yang bisa membuatku bertahan hingga sekarang. rasanya semua itu sudah bertahun-tahun lalu. aku tak punya lagi mimpi-mimpi itu. mimpi-mimpi yang selalu aku urai di langit-langit desaku. yang selalu aku bayangkan dari rumah kayu tempatku dibesarkan. entahlah, sudah lama aku tak mengurai mimpi-mimpi itu lagi. sudah lama aku tak menemukan bahagia yang berasal dari

Fakta-fakta seputar Telaga Safar

Ribut, apalagi kalo para PS mania bergabung dan main game dari pagi hingga pagi lagi. Terkadang harus mengorbankan kuliah pagi. Jangan di tiru. Malas, para penghuni Safar khususnya lantai 1 sangat pemalas. Indikatornya, sampah-sampah bertebaran di sepanjang lorong kamar tak ada yang membersihkan meski jadwal kebersihan telah di pajang di dinding. Rasa kekeluargaan yang begitu kental. Semua temanmu menjadi temanku, dan semua temanku menjadi temanmu. Seperti itulah kira-kira menggambarkan akrabnya orang di Safar. Beberapa hal mistis yang ditemukan oleh beberapa pendatang. Sedikit serem. Tak usah diceritakan. Banyak orang hebat yang pernah tinggal disini, dan semoga kami yang berdomisili di sini sekarang akan menjadi orang-orang yang hebat pula dalam artian positif. Kesemuanya itu menggambarkan safar apa adanya. Dan begitulah kami. Tak ada yang kurang dan banyak yang ditambahi. Hehehehehe. Semoga anda berke

Safar families (part 2, the citizens)

Penghuni 12 kamar di Safar adalah makhluk-makhluk yang lumayan cerdas. Dengan indikator mereka adalah penyandang status resmi mahasiswa dan mahasiswi. Dari angkatan 2001-2006. Dari beragam etnis, dengan beragam jurusan, serta beragam universitas. Satu kata yang menggambarkan mereka ANEH . Lima perempuan dan 13 laki-laki. Kesukuan tidaklah kental di sini (namun satu yang pasti sulawesi tenggara dan selawesi selatan menjadi warga mayoritas). Apakah aku harus mendeskripsikan satu-persatu personel safar??????? Entahlah…..mungkin akan sedikit subjektif, tapi….i’ll try!!!! Kamar 1 Ditempati oleh dua orang pria yang berangkatan 2001. Ranes dan Farel (maaf, nama disamarkan). Keduanya adalah anak kosmik Unhas. Berada di tahap akhir study. Sedang berjuang menjadi lelaki sejati. Keduanya begitu baik hati, lucu, dan penyayang. Keduanya adalah seniorku di Komunikasi. Farel, sosok pria yang selalu merendah. Pernah menjabat sebagai ketua KOSMIK dan ketua pondok

Telaga Safar families(1st floor) part 1

Telaga safar. Dahulu bernama telaga cinta karena berwarna pink. Paling gampang di dapat. Satu-satunya pondokan yang mendapat view indah danau unhas. Kost-kostan (bahasa mahasiswa unhas “pondokan”), ini taklah begitu besar. Berisi 12 kamar lantai bawah dan 12 kamar lantai atas. Perkenalkan saya Dwi. pemilik blog ini. Dan juga penghuni kamar 9 lantai bawah.Aku akan bercerita banyak hal tentang lantai bawah. (karena di situlah aku tinggal). Lantai bawah sangat berbeda dengan lantai atas. Secara , warganya juga beda. Sebelum berbicara tentang seputar penghuni bawah, akan kugambarkan bagaimana lantai bawah sesungguhnya. Safar lantai bawah Berada diantara hamparan ilalang tinggi dan juga rawa. Jika musim hujan terkadang ketinggiannya berada di bawah lima centimeter permukaan air. Memiliki 12 kamar yang kesemuanya telah penuh. Dapur yang boleh dibilang (tidak) bersih. Setumpuk jemuran yang tak kering bergantungan di atas dapur. Terkadang bercampur dengan handuk kotor dan

Tunggu aku…..

“aku menemukan dwi yang cemas,bimbang dan pesimistis” “aku tak tahu hendak kemana sayapku kan kukepakkan. sayapku masih terlalu rapuh dan duniaku menuntutku untuk segera terbang. Aku tersesat di hutan dan aku tak punya peta untuk bisa keluar dari hutan ini”. “buatlah peta. Dan kau akan bisa keluar” “ego terlalu sulit untuk dikalahkan. Dan aku berujung pada keputusasaan” “sulit memang mengalahkan ego. Butuh waktu lama untuk mampu memenagkan pertarungan ini. Namun, pertama buatlah peta…” wanna runaway, but it’s such a looser. Wanna face the truth but I really afraid. Ini seperti sebuah jembatan yang dulu sering aku pakai waktu kecil dulu. Dulu aku selalu menggunakannya kala sedih dan putus asa. Di ujung jembatan itu akan selalu ada pangeran yang menantiku. Sosoknya begitu indah. Ia terseenyum padaku. Dari ujung jembatan itu ia melambai padaku dan berkata “ aku menunggumu di sini.aku ingin mengajakmu ke taman imaji. Tapi kamu harus melewati jembatan ini. Tak akan sulit jika

ayat-ayat cinta (the movie)

Aku ingin halal bagimu …..(Naura) Film Ayat-Ayat Cinta yang sudah lama didengungkan bakal di tayangkan di bioskop masih tarik ulur juga hingga minggu awal Februari. Setelah gala primer di Jakarta minggu ini, Ayat-Ayat Cinta akhirnya akan ditayangkan di bioskop tanggal 28 Februari nanti. Dan semua orang khususnya yang pernah membaca buku karangan Habiburrahman Erzirizzy penasaran akan tampilan film yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo. Untung buat Dwi. Pukul 9 malam (21 februari 08), Ani (salah satu teman pondokanku) tiba-tiba memanggilku di depan kamar “ Kak Dwi, mau ki nonton ayat-ayat cinta?”. “Wah, Ayat-Ayat Cinta? Bukannya tanggal 28 Februari baru akan ditayangkan di bioskop?” pikirku. Sebenarnya aku tidak terlalu suka dengan bukunya. Sosok Fahri dicitrakan begitu sempurna. Kak yusran bilangnya “Sangat Rhoma Irama”. Namun, di sisi lain aku juga penasaran tentang penerjamahan isi buku itu dalam bahasa visual. Akhirnya aku pun tertarik nonton Ayat-Ayat Cinta. (kan selain gratis, b

Semester akhir….sebuah kegelisahan

Akhirnya aku telah sampai di garis akhir perjalananku. Telah tiga tahun enam bulan aku melabuhkan semua mimpi di sini. Pada sebuah jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Tak lama lagi gelar strata satu kan bersanding di belakang namaku. Sungguh indah membayangkannya. Namun, kemudian sadarku semester akhir inilah puncak kegelisahanku. Puncak semua mimpi harus tergapai. Memulai sebuah proposal penelitian tidaklah mudah ternyata. Aku selalu berharap hasilnya akan sangat baik. Dan untuk membuat proposal judul yang sangat baik bukanlah hal gampang. Aku butuh membaca banyak buku. Dan memahami apa yang akan aku teliti. Aku masih harus banyak belajar. 3,5 tahun duduk di ruang kuliah. Mendengar ceramah para dosen. Mengerjakan tugas kuliah. Dan melakukan rutinitas untuk sebuah laku sebagai mahasiswa ternyata tidaklah cukup untuk mengikis kegelisahan di akhir semester. Aku pun mulai mengerti apa yang dirasakan oleh para senior-senior yang sudah berada di akhir studi. Sebuah kegelisahan

Safar, 5 cm di bawah permukaan air

K dwi, dimanaki? Masuk air di kamar. Banjir ki” Kata-kata itulah yang dikabarkan Ryan padaku lewat telepon ketika aku ke Pangkep untuk acara Pelatihan Jurnalistik Baruga “Timeliness”. Banjir???????????waaaaaaaahhhhhhhhh. Apa yang terjadi? Tergenang semuakah kamarku. Kasur, buku-bukuku, computer, kompor, dan semua-semuanya yang ada di kamar. Waaaahhhhhh, kok bisa???? Hujan mengguyur kota Makassar sabtu malam hingga minggu pagi selama 14 jam. Separuh Makassar terendam air. Pondokanku pun tak luput dari genangan air. Sudah rawa-rawa, ditambah lagi dengan genangan air yang tak bisa lagi di serap oleh tanah. Hasilnya Safar berada 5 cm di bawah permukaan air. K riza bilang Safar seperti Belanda saja. Hahahaahahahaha.Hujan kali ini benar-benar parah. Butiran-butirannya sebesar batu kerikil menghujam bumi. Menggenangi semua tempat yang tak lagi bisa menyerap air karena tanah telah tertutup oleh semen, batako, dan beton. Danau Unhas pun menyatu. Danau seberang yang be