“aku menemukan dwi yang cemas,bimbang dan pesimistis”
“aku tak tahu hendak kemana sayapku
“buatlah peta. Dan kau akan bisa keluar”
“ego terlalu sulit untuk dikalahkan. Dan aku berujung pada keputusasaan”
“sulit memang mengalahkan ego. Butuh waktu lama untuk mampu memenagkan pertarungan ini. Namun, pertama buatlah peta…”
wanna runaway, but it’s such a looser. Wanna face the truth but I really afraid.
Ini seperti sebuah jembatan yang dulu sering aku pakai waktu kecil dulu. Dulu aku selalu menggunakannya kala sedih dan putus asa. Di ujung jembatan itu akan selalu ada pangeran yang menantiku. Sosoknya begitu indah. Ia terseenyum padaku. Dari ujung jembatan itu ia melambai padaku dan berkata “ aku menunggumu di sini.aku ingin mengajakmu ke taman imaji. Tapi kamu harus melewati jembatan ini. Tak akan sulit jika kau berusaha”.
Telah banyak jembatan yang aku lewati. Dan pengeran itu tetap selalu ada. Dwi selalu membawaku ke taman imaji jika aku berhasil melewati jembatan itu. Aku rindu pada pangeran itu. Sosoknya begitu nyata dan selalu membuatku bahagia.
Dia masih menungguku di ujung jembatan. Namun sekali lagi aku harus menyeberangi jembatan itu untuk bisa bersamanya ke taman imaji.
“tak sulit, dwi. cukup sedikit berani dan berusaha. Aku masih menunggumu di sini” katanya.
Yah….cukup sedikit keberanian dan usaha aku mampu melewati jembatan ini.
tunggu aku di ujung jembatan itu…..
Comments
Post a Comment