Skip to main content

Posts

Showing posts from June, 2013

Pantai Ramai, Pantai Kumuh

Beberapa waktu lalu saya mengunjungi pantai bira yang terletak di bulukumba, sulawesi selatan. Ini kedua kalinya saya berkunjung ke pantai ini. Pertama kali ke bira sekitar tiga tahun lalu. Pantai bira telah menjadi objek wisata yang lumayan terkenal di sulawesi selatan. Garis pantainya yang cukup panjang, pasirnya yang putih dan halus menjadi oase menarik untuk para wisatawan. Tiga tahun lalu pedagang belumlah ramai berjualan di sepanjang jalan masuk. Toko souvenir hanya ada satu itu pun agak jauh dari bibir pantai. Jualannya pun tak ada khas Bira. Yang ada malah baju bertuliskan Bali. Pengrajin kulit kerang hanya berjualan di sekitar pantai. Itupun hanya dua lapak. Warung makan yang menyediakan kopi di pantai sama sekali tidak ada.  Saya membawa kenangan itu kembali saat hendak berkunjung ke Bira untuk kedua kalinya. Saya berharap akan menemukan kembali pantai yang cukup "sunyi" dari berbagai aktivitas perdagangan. Khayalan saya cukup jauh dari kenyataan. Puluhan lapak peda

The Mark of Athena

Tujuh Demigod menjawab panggilan. Berlayar ke negeri kuno demi mencegah kebangkitan Gaea, sang dewi pertiwi. Tapi Dewi Athena berharap lain. "Ikuti Tanda Athena dan balaskan dendamku" pesannya pada anaknya. Annabeth yang terpisah berbulan-bulan dari Percy, berangkat menuju perkemahan Jupiter, tempat para demigod Romawi berlatih, untuk menemui kekasihnya. Bersama Jason, Piper, Leo, dan pak pelatih Hedge, sang satir, mereka menerbangkan kapal layar Festus ke California. Meski mereka sangsi Romawidan Yunani takkan pernah bekerja sama karena sejarah masa lalu.  Tekad Annabeth begitu kuat untuk bertemu Percy yang secara sengaja dihapus ingatannya oleh dewi Hera dan dijadikan "program pertukaran siswa" antara dirinya dan Jason yang berasal dari perkemahan jupiter.  Pada awalnya mereka diterima baik di perkemahan Jupiter. Sayangnya, Leo, putra hepaestus dirasuki roh jahat yang memaksanya menembakkan meriam ke perkemahan Jupiter. Annabeth, Jason, Piper, Leo serta pelatih He

Kami Geger Budaya

Dua minggu lebih saya dan Ara tiba di Indonesia. Sebelum pulang kupikir saya nda bakal berubah. Maksudku saya takkan membandingkan antara Athens dan Indonesia. Takkan mengatakan bahwa disana lebih baik dan di sini kurang baik. Saya lahir di sini dan telah memahami medan. Bukan sebuah alasan untuk lebih menyukai tempat orang lain. Tapi, saya tidak bisa mengabaikan sisi manusiawi saya. Terpengaruh lingkungan, mengubah cara berpikir. Beberapa hari pertama saya sempat menggerutu Temperatur yang panas. Berkeringat dan kulit terasa berdebu. Udara penuh polusi, bising, dan kotor. Terutama di kota besar. Orang-orang yang tidak ramah. Jalanan yang tidak ramah pada stroller bayi saya, termasuk lorong-lorong mall yang penuh dengan orang berjejalan. Terpaksa naik tangga sambil mengotong stollernya Ara layaknya mengangkat tandu. Jalanan yang aempit, trotoar yang sama skali rak ada untuk pejalanan kaki. Ara pun mengalami geger budaya. Tapi cukup berbeda dengan saya, ia melihat dengan penuh eksotika.