Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2007

jadi produser

sekali lagi harus berhadapan dengan siaran. kali ini jurnalistik siaran. sama dengan semester lalu ujung-ujungnya bertemu dengan yang namanya siaran...hahahaha...jadi pusing. intinya semester lalu aku jadi wapimred semester ini dwi jadi produser. padahal ketemu sama alat-alat siaran juga belum pernah. jadilah kamis kemarin dengan segala kekonyolan dan kepanikan latihan yang amburadul. banyak keluhan dari teman-teman. hahahaha....maklum baru belajar. jadi kemarin ajang belajar dari produser. ga segampang liat di televisi ternyata. tapi keren. jadinya kayak orang-orang televisi. 3...2...1....on air.

babel

Sebenarnya tak ada planing untuk menonton film. hanya karena kemarin arya dan kawan-kawan ke TO nonton dan tidak mengajakku. Dan kemudian menceritakan film 300 yang ditontonnya. Terlepas dari itu, sudah lama aku tak pernah ke bioskop. Terkahir mungkin sam kyusran nonton denias 2 november tahun lalu. (waa…lumayan lama). Dan juga sudah lama tak pernah betul-betul jalan sama azmi dan spice yang lain J Sebenarnya banyak halangan yang membuat kaimi hampir tak jadi nonton. Kesal sama k riza, demo yang membuat mobil harus mutar sampe film 300 yang ingin ditonton saudah tidak ada lagi di sepanduk depan mall ratu indah. Nagabonar jadi dua, TMNT, babel, dan blood diamond menjadi pilihan. Agak ragu juga mo nonton yang mana pasalnya selera film kami rata-rata berbeda. Awalnya kami hampir pisah studio. Aku dan echy mo nonton babel atas pertimbangan sudah lama memang pengen nonton. (sebenarnya film ini udah lama aku tunggu, tapi kemudian gaungnya pun di ganti oleh nagabonar dan 300). Serta pem

untungnya....

sore ini sebenarnya ada planning ke elsim. kata k riza (dari informasi yang dwi interpretasi)ada rapat di elsim pukul 3 sore. ya...udah. dwi pulang dan beristirahat. menemani irgi, mahasiswa STIKOM di pondokan yang mo pinjam buku. trus cerita-cerita. setengah tiga, dwi siap-siap ke elsim. mandi trus siap-siap. rencananya sekalian jalan ke MP, udah lama ga cari buku. eh...pas keluar dari pondokan, opik (tetangga pondokanku) ngajakin ikut di motornya. ya udah sekalian aja (hehehe...ada maunya). ternyata dia mo masuk kampus. pikirku...ya ga pha-pha, kan hukum sama fisip kalo lewat baruga bisa langsung nunggu pete-pete 07 buat ke elsim. ternyata ia lewat rektorat. jadinya dwi turun di fisip bagian belakang. sampai di jurusan,nanya-nanya "ada k riza ato tidak". pas ketemu k sonny ternyata anak-anak pada take voice buat radio. dan informasi ke elsim yang tadi itu salah. yang k riza maksud ternyata take voice buat radio komunikasi.untungnya juga ketemu k bento, jadi bisa segera men

aku, kamu, dia dan dia

langit kali ini begitu indah. awan kelabu menutup langit.hawa dingin menusuk kulit. layaknya salju yang menyentuh kulit. ia seperti embun sejuk ketika terik matahari semenit yang lalu membakar kota. ini mungkin pertanda hujan, namun, aku begitu menikmati suasana sore ini. begitu menentramkan dan menenangkan hati. ada bahagia yang berpendar di sudut hati saat menikmati suasana sore ini. riak kota masih terus bergerumuh. di tengah hiruk pikuk kendaraan dan kesibukan beribu-ribu orang menghabiskan harinya. namun, aku seperti berada di luar semua itu. hari ini aku berada di luar lintasan semesta ini. tak merasai hiruk pikuk kota dan sejarah yang ditinggalkannya hari ini. semua ini karena sosoknya. sosok yang kutemui siang tadi. tak ada yang terjadi antara kami. bahkan saat pertama aku melihatnya tak ada gurat rasa seperti yang hati rasakan kali ini. kami tak begitu saling kenal. hanya sesekali aku melihatnya di koridor kampus. sesekali kami saling menyapa dan melempar senyum. tak ada yang

BUDAYA LITERASI

Surga itu seperti perpustakaan. Kalimat bijak inilah yang paling pantas untuk menggambarkan tentang buku sebagai jendela ilmu pengetahuan. Dari buku kita mampu meyelam keribuan kilometer kedalaman laut. Mengarungi tujuh samudera dunia. Mengangkasa di semesta yang tak pernah terjangkau oleh nalar. Buku-buku layaknya sebuah surga yang menghadirkan begitu banyak celah-celah dunia yang bisa kita intip. Buku adalah sebuah jalan keabadian. Buku mengekalkan penulis hingga beribu tahun. Pada bukulah kita mampu melihat masa lalu. Melihat sejarah peradaban dan menjadi lebih bijak di masa depan. Budaya literasi menjadi satu-satunya jalan untuk mampu menjelajahi ruang dan waktu semesta. Satu-satunya jalan untuk bisa melihat sejarah masa lalu. namun, ketika budaya tak lagi dilestarikan sanggupkah manusia bisa mengintip lagi melalu celah-celah itu. Dewasa ini, tradisi membaca menjadi suatu hal yang sangat ekslusif. Tempatnya kini telah tergeser oleh media-medi

Untuk senior2 yang telah lulus : selamat jalan

Rasanya bru kemarin aku mengenal mereka satu persatu. Otakku membuat deskripsi tentang mereka yang arogan, sangar, namun lucu dan imut. Aku mengenalnya satu persatu. Dan memiliki kedekatan secara personal. K rahmad, k rio, k maman, dan beberapa senior 2002 lainnya. Tiga tahun yang lalu, posisi yang aku dan teman senagkatanku tempati saat ini adalah tempat mereka berpijak. Tempat mereka belajar dan berkreativitas. Tempat yang membuat aku (pribadi) kagum kaan kecerdasan mereka. pada tiap karya yang selalu mereka buat. Waktu rasanya tak pernah berjalan buatku. Aku selalu menganggap diriku masih seperti mahasiswa baru. Masih junior mereka yang paling kecil. Namun, waktu toh tak pernah berhenti. Dan semua terus berjalan. Telah tiga tahun aku di kampus ini. sudah punya dua adik angkatan. Dan mereka telah menyelesaikan tugas akhir mereka. mendapat gelar S.Sos dan sudah saatnya meninggalkan ruang kuliah. Aku pasti akan merinduka
teman kecilku sidiq, bayi berumur 8 bulan yang selalu menemaniku menikamti senja. tiap sore ia juga selalu menikmati senja bersama ayahnya.
i ni aku. lagi mengabadikan senja dengan kata di buku usangku, namun tak pernah berhasil. kata terlalu miskin untuk keindahannya.
bertukar peran . dulunya, pak kuasang yang selalu mengayuh becak.saat ini aku yang menggantikannya.

suatu senja di tepi danau

ini telah menjadi rutinitasku. menanti senja di tepi danau di depan kos-kosanku. melihat bentukan awan yang selalu berubah tiap senja. melihat pengaruh matahari pada langit yang kadang membuatku berkhayal. ketika awan gelap menutupi hampir seluruh langit, aku membayangkan bumi berada dicengkraman hawa jahat. atau ketika matahari bersinar emas dan membayangkan bahwa bumi seperti negeri diatas awan. tiap senja selalu ada maha karya indah dari sang pemilik semesta yang selalu berubah. selalu kukagumi. selalu menjadi sebuah pemandangan batin tersediri buatku. aku selalu memperhatikan riak air danau yang bergerak karena tiupan angin. atau kadang begitu diam karena tak ada udara yang bergerak. terkadang matahari menjadikan pohon-pohon di tepi danau begitu hijau. terlebih ketika matahari bersinar ketika hujan baru saja membasahi rumput. sebuah pelangi akan selalu ada di tepi langit. begitu indah begitu menenangkan. kemarin aku sempat mengabadikan sebuah momenku di tepi danau. smoga apa yang