Skip to main content

Posts

Showing posts from October, 2012

Salju Pertama di Athens

Seperti bulir-bulir kapas yang jatuh dari langit Memupuri tanah layaknya gulali manis yang lumer di mulut Tapi ia seperti hujan, lebih menyenangkan jika tak basah olehnya Menikmatinya dari jendela kamar yang hangat Ini salju pertama di penghujung Oktober Salju pertama di musim dingin Salju pertama di Athens untukku Kabarnya dingin bisa membuat mati rasa Aku jadi ingin tahu, butuh minus berapa derajat untuk mematikan rasa rindu? Salju pertama di Athens, 30 Oktober 2012

Idul Adha di Athens, Ohio

Foto bareng selepas Sholat Idul Adha Lebaran selalu menjadi hari raya yang menyenangkan di rumah. Baik lebaran Idul fitri maupun Idul Adha selalu disambut dengan suka cita. Rumah akan ramai dengan ponakan. Opor ayam, burasa, dan kue-kue kering menjadi menu wajib di meja makan. Setiap malam lebaran saya mendengar suara takbir berkumandang di mesjid dekat rumah. Seingat saya, setiap lebaran saya selalu rayakan di rumah. Hanya sekali saya tidak merayakan di rumah, Idul Adha 2010 di Jakarta. Jauh dari rumah, tapi suara takbir masih saya dengarkan. Tahun ini saya merayakan Idul Adha di Athens Ohio. Ini adalah lebaran pertama buat Ara ikut sholat di mesjid. Tak ada suara takbir yang biasa saya dengar sayup-sayup di rumah meski tempat tinggal saya cukup dekat dengan mesjid. Tak ada mesjid dengan bangun berkubah di sini. Yang ada hanyalah Islamic Center, bangunannya seperti rumah dua tingkat. Lantai atas untuk jamaah perempuan, lantai bawah untuk jamaah laki-laki. Di Islamic center in

Indomie Kare Menyamar Menjadi Indomie Kaldu

Makan bareng Ara Lidah adalah anggota tubuh yang paling susah beradaptasi. Kata orang-orang, lidah itu seperti pemiliknya, punya kewarganegaraan juga. Jadi kalo kamu Indonesia, maka lidahmu pun lidah Indonesia. Kalo kamu orang India maka lidahmu pun lidah India. Akan sangat susah beradaptasi terhadap perubahan makanan yang ada disekelilingmu.  Mungkin seperti itu pendapat saya. Tapi mungkin juga lidah saya adalah lidah yang paling gampang berdaptasi. Kalo lidah memiliki kewarganegaraan maka lidah saya cukup baik untuk dibawa go international. So far, saya cukup berani memakan segala jenis makanan. Tak ada list makanan yang tidak saya suka. Saya cukup bisa memakan semua makanan kecuali haram. Misalnya daging babi. Seperti kata teman makanan itu hanya ada dua rasa. Enak dan enak sekali. Saya pun memegang prinsip itu. Sebelum berangkat ke Amerika, saya tidak terlalu khawatir dengan jenis makanan yang mungkin bisa membuat perut saya mencret. Saya juga tidak membekali diri dengan bu

Hidup Yang Tak "Biasa"

Definisi biasa adalah sesuatu yang sering saya lakukan dan menjadi kebiasaan bagi saya. Saya tidak menganggap itu sebagai sesuatu yang aneh dan sangat normal. Kebiasaan menurut opini saya biasanya dipengaruhi oleh budaya dan lingkungan. Di adat Bugis, saya selalu mendengar pepatah " Lele bulu te' lele abiasang", Gunung bisa berjalan tapi kebiasaan tidak bisa berubah. Benarkah pernyataan ini? View dari Jendela kamar Di Athens, saya menemukan hidup yang tidak biasa seperti yang saya lakukan di Indonesia. Ini semacam Shock cultur istilah akademisnya. Nda shock banget kok, cuma butuh pembiasaan (ini bagian pembelaannya:p). Waktu kuliah Komunikasi Antar Budaya, saya tak pernah kepikiran bakal memiliki pengalaman sendiri tentang bingungnya berkomunikasi antar budaya di tempat dimana orang betul-betul berbeda budaya dengan saya. Untungnya saya punya sedikit pengetahuan tentang budaya western dari chanel tivi. Waktu pertama kali sampai ke Athens dan masuk ke

Film Seri Yang Memerangkap

Menonton film adalah aktivitas harian saya di Athens. Tak pernah absen walau sehari. Setelah menyelesaikan serial Monk, saya seperti kehilangan serial keren. Untungnya di Netflix ada banyak pilihan film, film serial, dan kartun.  Kemudian saya larut dalam dua serial yang membuat saya ketergantungan. Sherlock Holmes foto : Wikipedia Setelah menghabiskan Monk, saya pun melirik serial detektif yang diangkat dari cerita karangan Sir Arthur Conan Doyle.  Bukan film layar lebar yang diperankan oleh Robert Downey Jr dan Jude Law. Tapi Sherlock Holmes series versi Inggris yang diperankan oleh Benedict Cumberbatch sebagai Sherlock dan Martin Freeman sebagai Watson.  Saya tidak membaca buku Sherlock Holmes. Saya pun tidak terlalu memperhatikan film Sherlock Holmesnya Downey Jr meskipun menontonnya. So, baru kali ini saya benar-benar memperhatikan serial Sherlock Holmes. Dan Cumberbatch begitu tepat memerankan sosok Holmes. Dingin, cerdas, ilmuwan, kesepian, dan tidak terduga. Martin

Ekspresi Ara

Ekspresi Ara (Foto : M.Yusran Darmawan) Pertama kali melihat foto ini saya selalu terbahak-bahak. Ekspresi Ara mengingatkan saya pada Karakter Ginger di aplikasi Talking Friend khususnya saat menarik pipi Ginger dan menimbulkan ekspresi muka mencong, seperti pada foto di atas. Ara, anak kecil yang selalu menimbulkan banyak perasaan. Sedih, marah, gembira, terharu, dan bahagia. She is Amazing!!!!!! (*)

Kami Melihat Obama

Melihat President Amerika  Serikat secara langsung mungkin adalah pengalaman yang sangat jarang dialami oleh pendatang seperti saya yang memiliki jangka waktu tertentu di Amerika Serikat. Jadi saat mendengar Obama akan berkunjung ke Ohio University (OU), Athens, maka saya ikut antusias untuk mendapatkan tiket masuk menyaksikan pidato Obama dalam rangka kampanye pilpres USA. Antrian tiket mengular. Mahasiswa OU sangat bersemangat untuk melihat Obama. Bahkan ada yang mengantri dari jam 10 pagi, sedangkan pembagian tiket baru dibuka saat jam 12 siang. Sayangnya saya tidak memiliki kartu mahasiswa OU jadi tidak ikut antrian panjang itu. Tapi sisi baiknya adalah kami datang saat antrian mulai bergerak dan tetap berada di lokasi antrian saat antrian memendek. Relawan Obama Biden yang membagikan tiket tidak mengecek kartu mahasiswa, jadi Kak Yusran dapat dua tiket biru. Tiket biru khusus untuk mahasiswa. Untuk warga Athens yang bukan mahasiswa mereka bisa memperoleh tiket di kantor relawan

Mistake

Salah, kadang menjadi hal yang selalu saya pikirkan dan membuat saya kehilangan banyak tenaga untuk memikirkannya. Berbuat salah atau melakukan kesalahan membuat saya berlarut-larut berpikir bagaimana mengulang waktu dan membuatnya kembali ke posisi benar. Salah membuat saya kehilangan semangat untuk mengerjakan sesuatu yang lain. Menempatkan posisi saya pada titik nol dan merenung akan segala kelemahan dan ketidakmampuan. Merenung, mungkin sisi yang paling baik dari berbuat salah. Membuat saya kembali memetakan masalah. Kembali melakukan perjalanan pikiran dengan apa yang pernah saya lakukan. Menemukan batu sandungan dan menandainya dengan begitu detail. Ada banyak salah yang mungkin tidak bisa diperbaiki tapi bukan berarti dia harus terulang. Seperti keledai yang tidak boleh jatuh dilubang yang sama maka detail itu perlu ditebalkan dimiringkan dan digarisbawahi agar tidak terulang. Salah adalah manusiawi. Saya bukan malaikat bersayap putih tanpa noda. I'm just human being d

Monk, Si Detektif Lucu

Monk (sumber : google) Baru kali ini saya menghabiskan serial televisi delapan season dengan niat yang begitu kuat yang berhasil saya selesaikan beberapa saat lalu. Serial ini berhasil menyita satu bulan perhatian saya. mengakrabkan saya dengan tempat tidur dan rela begadang lebih lama di tengah malam. Monk , serial detektif polisi kota San Fransisco, Amerika Serikat. Aktornya tidak secakep Robert Downey Jr yang memerankan film Sherlock Holmes. Pemerannya adalah Tony Shalhoub yang juga produser serial ini. Tua dan sangat jauh dari kreteria cakep. Adrian Monk adalah seorang detektif polisi San Fransisco non aktif yang menderita nervous breakdown (depresi) ketika istrinya Trudy Monk tewas dalam bom mobil. Di musim pertamanya cerita Monk bergulir 8 tahun setelah kejadian pembunuhan istrinya. Monk memiliki sederet phobia yang aneh. Ketinggian, laba-laba, tempat sempit, bahkan susu. Ia juga takut pada kondisi kotor. Ia selalu membersihkan tangannya setiap bersalaman dengan orang lain.

Here's The Thing...

Saya berharap ada kelas yang bisa membiarkan saya membawa anak saya ke dalam kelas. Sedikit tidak mungkin sepertinya. Dua hari ini saya ikut belajar bahasa Inggris di Hope Drive. Sedikit berbeda dengan English for All. Pesertanya sedikit, gratis meski agak jauh tapi sama-sama tidak membolehkan Ara masuk kelas. Meski alasannya sedikit berbeda. Jika di English for all karena Ara lebih suka merangkak ke mana-mana dan tidak bisa diam di Athens Gate Away memang tidak membolehkan Ara masuk kelas. Sore ini saya terpaksa menitipkan secara mendadak di rumah Pak Yojo saat dia tertidur. Satu setengah jam kemudian saya menjemputnya dengan muka memerah. Mata sembab dan tangisan sesenggukan. Dari ibu Yuyun saya tahu dia terbangun setengah jam setelah saya tinggalkan dan menangis mencari saya. Ara tak bisa terbangun tanpa melihat mamanya. Sekalipun ada ayahnya. Rasanya agak susah untuk menitipnya. Beberapa hal mungkin perlu di kompromikan. Termasuk untuk masuk kelas.(*) Powered by Telkomsel

African Crossover Night di Bakker Hall

Parade busana Afrika Kemarin saya, Ara, dan Kak Yusran menghadiri acara African Crossover di Ohio University. Sebenarnya tak ada rencana sebelumnya. Tiba-tiba saya kak Yusran mengajak dan 10 menit kemudian kami tiba di Bakker Ballroom. Karena ini acara African Night maka banyak orang Afrika di acara ini. African Crossover night adalah acara yang diadakan oleh mahasiswa-mahasiswa Afrika menampilkan budaya dan tarian dari Afrika. Bersama Presiden African Student Union Tidak seperti Indonesian night yang terdiri dari satu negara. African Crossover night gabungan negara-negara dari benua Afrika. Mungkin karena budaya antara negara satu dengan yang lain relatif sama. Kalo di Indonesia budaya satu pulau dengan pulau lain beragam. Apalagi jika dibandingkan dengan negara negara Asia yang lebih beragam lagi. Jadi, saya kembali ke African Crossover night. Mahasiswa asal Afrika Selatan, Ghana, Nigeria, Senegal, dan berbagai macam negara Afrika lainnya menyatu di acara semalam. Tar

Mereka Yang Berani Menikah

Mas Nanang dan Mbak Yuyun :) Bagi saya menikah itu butuh keberanian. Menikah adalah sebuah kesepakatan untuk berjalan bersama. Melewati kerikil yang sama dan berbagi rasa yang sama. Menikah serupa memilih kawan sejiwa untuk berbagi tawa dan sedih. Menikah serupa memilih pundak seseorang yang akan selalu kamu peluk ketika kamu berbahagia. Yang akan kamu pake bersandar ketika kamu lelah. Pundak yang akan selalu berada di sampingmu, berjaga. Orang-orang yang berani menikah adalah orang-orang yang berani mengambil resiko. Masa depan takkan pernah tertebak, tapi mereka dengan segala keberanian mampu berdiri depan altar dan mengucapkan janji. Kelak akankah janji itu terlaksana atau diingkari adalah resiko yang akan mereka hadapi. Tapi setidaknya mereka telah berdiri dengan gagah untuk mengucapkan janji itu dan bersama-sama menghadapi segala kemungkinan. Tapi menikah bagi sebagian orang tidak sekedar ijab kabul. Menikah adalah sebuah ritual dengan segala tetek bengek yang dilaksanakan