Skip to main content

Mereka Yang Berani Menikah

Mas Nanang dan Mbak Yuyun :)
Bagi saya menikah itu butuh keberanian. Menikah adalah sebuah kesepakatan untuk berjalan bersama. Melewati kerikil yang sama dan berbagi rasa yang sama. Menikah serupa memilih kawan sejiwa untuk berbagi tawa dan sedih. Menikah serupa memilih pundak seseorang yang akan selalu kamu peluk ketika kamu berbahagia. Yang akan kamu pake bersandar ketika kamu lelah. Pundak yang akan selalu berada di sampingmu, berjaga.

Orang-orang yang berani menikah adalah orang-orang yang berani mengambil resiko. Masa depan takkan pernah tertebak, tapi mereka dengan segala keberanian mampu berdiri depan altar dan mengucapkan janji. Kelak akankah janji itu terlaksana atau diingkari adalah resiko yang akan mereka hadapi. Tapi setidaknya mereka telah berdiri dengan gagah untuk mengucapkan janji itu dan bersama-sama menghadapi segala kemungkinan.

Tapi menikah bagi sebagian orang tidak sekedar ijab kabul. Menikah adalah sebuah ritual dengan segala tetek bengek yang dilaksanakan. Di Bugis perkawinan adalah ritual panjang yang melibatkan banyak keluarga. Musyawarah yang melibatkan banyak pendapat. Selisih paham pasti ada dan mencari kompromi adalah satu-satunya jalan.
Ijab Kabul via Skype

Di Athens, Ohio, ribuan kilometer dari Indonesia dua orang kawan berani untuk menikah. Mereka memutuskan menikah di Amerika. Jauh dari orang tua dan sanak keluarga. Jika syarat menikah telah terpenuhi mengapa harus menunda hingga pulang ke Indonesia? Mereka memutuskan untuk membuat komitmen bersama. Jauh dari keluarga mungkin membuat sedikit sedih. Sejatinya pernikahan adalah sebuah kebahagiaan yang perlu dibagi bersama keluarga dan handai tolan. Mereka adalah pasang yang berani menikah. Meski tak bisa bersama keluarga besar, meski harus menggunakan skype untuk ijab kabulnya. Mereka berbagi kebahagiaan dengan keluarga kecil warga Indonesia di Athens.

Tapi kupikir pernikahan ini begitu Syahdu. Diurung rembuk bersama teman-teman. Didekorasi bersama. Dirayakan bersama. Mengundang kawan-kawan mempelai masing-masing. Sederhana tapi begitu meriah. Dengan seperangkat alat sholat, cincin emas putih, dan buku Pram sebagai mas kawin. Melalui skype, ayah mempelai perempuan menikahkan langsung anaknya. Mendengarkan langsung janji sang mempelai pria untuk selalu menjaga anak perempuannya.

Belum lama saya mengenal kedua mempelai ini. Belum cukup sebulan saya bertemu mbak Yuyun dan Mas Nanang. Mendengar kabar mereka akan melangsungkan pernikahan adalah kabar bahagia yang menyejukkan. Awalnya saya tak percaya. Seperti juga banyak temannya yang tak percaya. Ini Amerika. Sangat jauh dari rumah bernama Indonesia. Sangat jauh dari keluarga. Memutuskan menikah adalah sebuah langkah yang sangat berani. Kalo saya diposisi mereka, saya tidak berani dan yakin Etta tidak akan mengijinkan. Tapi mereka dengan kemantapan hati memutuskan untuk mengikrarkan janji bersama. Saat musim gugur, di antara daun-daun mapple yang memerah dan berguguran, di bulan oktober yang mulai dingin mereka mengucapkan janji setia. Membangun rumah di hati masing-masing.

Saya yakin selalu ada keraguan untuk memutuskan melangkah. Demikian pula dengan mereka. Sebuah catatan kecil berwarna biru tak sengaja kubaca di kamar mempelai. "Hei kamu...Pikiran saya sedang resah. Mungkin karena besok akan menikah atau mungkin karena jauh dari keluarga. Tapi saya tahu kamu ada dan itu membuat saya kuat. Tetaplah selalu berdiri disampingku seperti aku berdiri disampingmu" (sedikit mirip seperti ini catatan yang kubaca diam-diam itu*maay ya Mbak Yuyun:D).

Bersama mempelai ^^

Saya diam sesaat. Seperti itulah cinta. Cinta yang menggerakkan dan menguatkan. Catatan itu tidak mengumbar rayu yang melangit. Di tulis apa adanya, tapi saya menemukan bahwa pengirim dan penerimanya saling mencintai. It's amazing! Saya harus bilang "WOW". Selamat menempuh hidup baru Mbak Yuyun dan Mas Nanang. Semoga tahun depan babies' Permias nambah :D (*)
Powered by Telkomsel BlackBerry®





Comments

Popular posts from this blog

Kesatria Putih dan Peri Biru

Di sebuah zaman, di negeri antah berantah tersebutlah sebuah kerajaan bernama Koin Emas. Di kerajaan ini semua rakyat rajin bekerja dan pandai menabung. Setiap koin yang dihasilkan dari bekerja setiap harinya disisihkan untuk ditabung untuk masa depan. Sang raja memiliki tempat penyimpanan khusus untuk setiap koin yang disisihkan rakyatnya. Namun terdapat satu koin pusaka yang telah turun temurun diwariskan oleh raja-raja terdahulu. Koin itu diyakini drachma asli dari Dewa yang diturunkan khusus dari langit dan diwariskan untuk menjaga kesejahteraan kerajaan Koin Emas. Koin pusaka tersebut menjadi pelindung kerajaan Koin Emas. Jika koin itu hilang diramalkan kesejahteraan di kerajaan Koin Emas akan berubah menjadi kesengsaraan. Koin itu pun dinilai memiliki khasiat mampu member kekuatan dan kekuasaan bagi yang memilikinya. Raja begitu menjaga pusaka tersebut. Ia takut jika koin pusaka itu hilang atau dicuri. Hingga suatu hari kedamaian di kerajaan itu terganggu. Seekor Naga Merah m...

Pride and Prejudice : I’m Bewitched

Tak pernah kusangka saya akan jatuh cinta pada film Pride and Prejudice. Waktu kuliah dan masa-masa belum punya anak, saya tidak pernah tergerak untuk menonton film ini. Prasangka saya terhadap film ini sudah tumbuh sejak memiliki versi Film India di tahun sebelumnya. Mungkin karena hal itu saya kemudian tidak tertarik menontonnya.   Namun karena episode-episode drama korea yang aku nonton udah habis, ditambah kebosanan pada topik medsos yang masih heboh dengan pilpres, dan juga pengaruh hari valentine yang menyebabkan algoritma lapak streaming merekomendasi film-film romantis menjadi sebab akhirnya saya menonton film ini Semuanya berawal dari ketidaksengajaan menonton Atonement yang diperankan oleh Kiera Knightley. Film ini cukup bagus, meski di tengah jalan saya udah kena spoiler via wikipedia dan rada senewen dengan endingnya. Tapi kecantikan Kiera Knightley tetap mampu membuat saya menyelesaikan film itu sampai detik terakhir. Saking senewennya dengan ending Atonement, sa...

Irfan Bachdim Teman SMP Aku loh!!!!

Di mimpiku Irfan Bachdim pake jaket coklat :) Irfan Bachdim Teman SMP Aku loh!!!! Kok bisa? Ini sebabnya... Siang ini mimpiku begitu ajaib. Aku bermimpi menonton laga Persema dan PSM di stadion Mattoanging. Alasannya siapa lagi kalo bukan Irfan Bachdim. Hahahahahahaha. Disaat itu jelas-jelas aku mendukung Persema. Bukan PSM. Bahkan baju yang kupakai pun adalah seragam Persema. Yang mengejutkan dari mimpi adalah saat aku memperhatikan pemain-pemain   Persema lebih jelas untuk mencari sosok Irfan Bachdim, sosok yang kucari itu bahkan menghampiriku. Berbicara padaku dari pinggir lapangan “Dwi, u’re beautiful”. Sontak saja terkejut. Dimana dia bisa mengenal namaku. “How do u know me” tanyaku.  “ I know you, Ani” katanya. Hei, bahkan nama kecilku pun ia tahu. Aku terkejut. Wow, apa dia menguntitku. Sampai membaca semua isi blogku. Hanya teman-teman SD dan SMP yang tahu nama kecilku. Saat SMA aku tak lagi dipanggil dengan nama Ani. Dan k...