Skip to main content

Posts

Showing posts from October, 2009

Make Over Yang Aneh

Aku sudah mencoba. Semampuku. Tapi masih saja tampak aneh menurutku. Mataku sudah tak bisa berkompromi.Aku sudah harus tidur. Besok masih ada kerja yang menunggu diselesaikan. Mungkin minggu depan lagi aku utak atik lagi blog ini. Maafkan aku...

Perlu Make Over

Tampilan blog ini sudah mulai bosan aku di mataku. Dulunya aku tak ingin merubahnya tapi nyatanya perubahan itu perlu kata Kompas. Mungkin aku harus merubah skin-nya dan membuatnya lebih menarik. Nantilah aku buat ia lebih cantik.......

Etta dan Menulis

Saat menulis paling menyenangkan di rumah adalah kala pagi dan sore hari. Tanpa harus ada Kevin mengganggu di rumah. Pagi sebelum matahari begitu terik. Saat embun masih belum kering benar, sambil menyeruput teh hangat. Susahnya kala pagi adalah begitu banyak tugas rumah tangga yang harus diselesaikan sehingga menjadi beban pikiran saat menulis. Jadinya tidak focus. Kala sore ketika tak ada lagi tugas rumah yang harus dikerjakan, sambil duduk menikmati senja dan memeprhatikan anak-anak bermain layangan atau para petani Pulang dari sawah, saat-saat seperti itu pun adalah moment-moment yang baik buat moodku. Seperti sore ini. Tak ada Kevin yang menganggu. Semua tugas rumah telah selesai. Matikan Televisi dan mari bercinta dengan notebook. Kegiatan soreku ini dikomentari oleh Etta yang sibu k menyiram tanaman. Ia memeprhatikanku duduk dan menulis begitu banyak kata di layar computer. Komentarnya “kau hapal yang kau tulis?”. Aku jawab iya. “trus kenapa harus dituliskan lagi ka

Aku Dan Sebuah Rencana Yang (Belum) Terlaksana

Mungkin aku adalah satu dari sedikit orang yang begitu senang melihat komenku di cetakan pertama Perahu Kertas-nya Dee. Cukup membuatku tertegun sejenak. Siapalah aku yang hanya menjadi satu dari begitu banyak penyuka tulisan Dee. Siapalah aku yang kemudian bias ikut nampang nama di bukunya yang begitu menyenangkan di baca. Aku merasa seperti para penulis atau orang-rang terkenal yang memberi testimony pada karya tulisan seseorang. Mungkin sejenak aku perlu berbangga. Tapi apakah aku harus berpuas pada sekedar komen di buku se popular Dee. Aku pun harus bias menuliskan sebuah cerita yang suatu saat nanti Dee berkomentar di dalam lembarannya. Aku pun harus memiliki setidaknya satu buah karya orisionil yang datang dari hati tanpa beban tugas bahwa ini sebuah persyaratan lulus kuliah laiknya skripsi. Ratusan ide bekelebat diotak kecilku. Tiap saat, tiap waktu. Tapi aku selalu tak mampu melihat wujudnya dalam sebuah tulisaan panjang yang bertutur. Aku tak mau hanya berpuas diri dalam kumpu

Why Worry ???

If everything has been written down, so why worry??? Sepenggal lagu Dee begitu tepat untuk suasana hatiku saat ini. Bukankah manusia telah bersepakat pada Tuhan sebelum tangis pertama manusia di dunia untuk tiap langkah, materi, bahagia, sedih dan jutaan hal yang akan Tuhan berikan pada manusia di dunia. Mengapa khawatir? Jawabnya adalah khawatir sifat manusiawi. Sifat yang mencirikan manusia berbeda dengan penciptanya. Khawatir dan takut takkan pernah bisa hilang. Karena ia adalah paket yang terberi dari Tuhan. Seperti aku, kamu pun akan pergi kawan. Perbedaannya adalah jalannya tak lagi begitu sama. Jalan yang akan kita tempuh berbeda kali ini. Tiap dari kita akan menempuh jalan yang takkan sama lagi. Hidup seperti jalur maze yang kita temui di majalah anak-anak atau di buku-buku dongeng dan serial Harry Potter. Tiap kita diberi pilihan untuk memilih jalan hingga sampai di tujuan. Dalam perjalanan itu akan banyak kejutan-kejutan yang akan ditemui. Akan banyak makhluk-makhluk yang me