Skip to main content

Posts

Showing posts from March, 2012

Selamat Ulang Tahun, Kamu

Aku tahu. Selalu tahu. Tak perlu kalender untuk menghitung hari. Tak perlu reminder di handphone untuk mengingatkan. Angka itu selalu aku ingat. Sejak pertama aku menjabat tangannya. Sejak pertama ia menyebut namanya. Sejak pertama kami bertukaran akun dunia maya. Sejak pertama aku melihat sekilas tentang biodatanya. Angka itu sudah terpatri di benakku. Sekali dalam 365 hari. Aku mungkin yang memiliki daya ingat yang begitu tajam. Terlalu memperhatikan hal detail. Merekam sekilas tapi begitu membekas di neutron otak. Hal kecil yang sebenarnya biasa. Juga perkara angka itu. Angka yang menjadi bilangan penghitung usia. Usiamu. Aku ingat tanpa perlu reminder. Sekalipun aku ingin lupa aku tetap masih mengingatnya. Penanggalan itu besok. Dan besok dan hari ini hanya berjarak 10 menit. Aku masih terjaga. Mataku tak bisa menutup padahal aku sangat ingin melewatkan tengah malam ini. Dini hari dimana penanggalan itu memulai menghitung nol detik hingga 23 jam 59 menit. Apakah kamu terjaga di san

Bertemu dr.Bob

Karena jatuh dari tempat tidur (selalu saja saya menyesalkan kejadian ini -_-), saya dan Ara bertemu dengan dr. Bob. Dokter spesialis anak yang berpraktek di RS Bersalin Restu. Info tentang dokter Bob saya peroleh dari kakak saya yang sering membawa anaknya ke dr.Bob. Saya lebih suka menyebutnya dr.Superman. Karena di rumah sakit bersalin Restu ada poster gede Superman. Saya menyenangi dokter Bob. Selama menjadi ibu dan memiliki Ara sejauh ini saya telah bertemu dengan 3 orang dokter anak. Dua dokter pertama tidak terlalu menyenangkan diajak ngobrol. Memposisikan saya sebagai ordinat dan mereka subordinat. Sejak menjadi ibu, saya akhirnya memahami kebutuhan pasien untuk menjadikan dokter sebagai tempat konsultasi. Bukan seorang hakim yang menvonis sakit atau tidak. Mengharuskan makan obat ini dan itu. Saya mengharapkan dokter menjadi rekan bicara dan diskusi tentang kesehatan. Memberikan saran dan tidak melulu menskak mat dengan tindakan ini dan itu. Kalo pun ada tindakan medis yang pe

When U Fall

Ini hari dimana saya gagal menjagamu sebagai ibu. Kamu berguling-guling di kasur. Kupikir kamu aman-aman saja. Ada bagian dari tempat tidur yang tidak tertutup bantal. Kamu berguling ke sana. Sekejap mata. Hanya beberapa detik ketika aku berpaling darimu dan kemudian kamu terjatuh. Tempat tidur itu lumayan tinggi. Bunyi berdebuknya keras. dan kamu menangis keras. Mungkin ini sakit yang paling sakit yang kamu rasakan. Kamu tidak berhenti menangis beberapa lama. Padahal sudah aku yang menggendongmu. Dulu jika kamu menangis dan digendong olehku kamu akan berhenti menangis dan tersenyum. Tapi kali ini tidak. Aku bisa merasakan seberap sakitnya kepalamu terbentur. Rasanya setengah hatiku juga terjatuh Ara. Ini kali pertama kamu terbentur begitu keras. Sudah sering kamu jatuh dari baby walkermu. Tapi tak pernah sampai kamu meraung kesakitan. Rasa-rasanya ingin kugantikan saja dirimu. Biar mama yang jatuh. Berdarah sekalipun tidak apa-apa asal kamu baik-baik saja. Saya gagal menjagamu. Saya m

Tentang Kehilangan

Tiga hari lalu saya mendengar kabar duka dari seorang pengarang. Fira Basuki, pengarang buku trilogi pintu, jendela, dan atap kehilangan orang terkasihnya. Suaminya tiba-tiba saja koma dan kemudian meninggal. Begitu mengejutkan. Seseorang yang baru beberapa jam yang lalu menelponnya tiba-tiba terbaring koma. Saya baru menfollownya beberapa hari terakhir ini ketika mendengar kabar duka tersebut. Fira Basuki yang sekarang hamil 15 minggu membagi cerita tentang suaminya @MrAmplitudo (Nama akun twitternya). Penuh cinta dan sangat mengharukan. Betapa ia kehilangan dan merindukan sosok lelaki yang tiap pagi dikecupnya kala terbangun. Apa yang paling menyedihkan di dunia? Kehilangan. Ketika kamu memiliki dan kemudian tidak memilikinya lagi. Kepergian yang tiba-tiba, kehilangan yang tidak memberi peringatan. Naif juga mengatakan bahwa hidup tak pernah memberikan peringatan. Di setiap agama Tuhan diajarkan hidup di dunia adalah fana. Tak ada yang kekal dan segala hal di dalamnya akan hilang. Ta

Negeri 5 Menara, Harry Potter Dalam Pesantren

Akhirnya setelah bilangan bulan saya mengecap juga rasanya menonton film di bioskop. Negeri 5 Menara (N5M) adalah film yang saya tonton. Booming film yang diangkat dari novel Ahmad Fuadi yang cukup dipromosikan di jejaring sosial dan televisi membuat saya tertarik menontonnya. Saya membaca novel N5M dua tahun lalu. Buku yang menceritakan kisah Alif anak Sumatra yang bersekolah di Pondok Madani, sebuah pesantren di Jawa Timur. Lika liku ceritanya mengingatkanku pada cerita Harry Potter buku 1. Tentang pesantrennya, teman-temannya, mantra Manjadda Wajadah, dan juga tentang bagaimana ia mendekati ponakan Kyai. Pokoknya, ketika saya menutup buku N5M komentar yang terbersit di kepalaku adalah Harry Potter banget. Nah, apakah saya menemukan kesan yang sama di film N5M? Bahasa film dan bahasa buku adalah dua hal yang tidak bisa dibandingkan. Media keduanya beda. Satu dengan halaman buku dengan imajinasi pembaca yang menjadi acuan gambaran, satunya lagi bahasa visual yang terbatas pada durasi

Dear Kamu

Siang ini aku berbaring dengan seorang gadis kecil di sampingku. Nafasnya turun naik dengan teratur. Tidurnya begitu nyenyak. Saya menerka ia tertidur tanpa mimpi.Bukankah tidur tanpa mimpi adalah tidur yang paling nyenyak? Bibirnya sesekali bergerak seperti menyusu. Melihatnya tertidur begitu damai rasanya mampu melenyapkan semua beban dunia. Seperti inikah Sleeping Child yang dinyanyikan oleh Michael Learns To Rock? Aku selalu iri melihatnya tertidur. Ia tak perlu terinterupsi oleh jejak pikiran bawah sadar yang menakutkan atau ingatan-ingatan yang belajar dia lupakan. Dia tertidur seperti malaikat. Damai, bebas, dan merdeka. Bahkan ketika ia terbangun ia tak perlu memakai topeng pernak-pernik untuk menghadapi dunia. Polos dan tegas pada setiap keinginannya. Ia serupa morfin hidup yang menguatkan hati. Selalu. Ia cukup peka terhadap bunyi di sekitarnya.Dia mampu terbangun meski hanya suara tuts handphone sekalipun. Ekspresinya terkejut. Matanya awas terhadap sekeliling. Jika ia tak

Satuan Gerak Bernama Cinta

Undangan berwarna ungu itu tiba di tanganku sore itu. Sebuah kehormatan diberikan langsung oleh sang calon mempelai pria. Langit sore telah menjadi malam saat ia menyerahkannya padaku. Ada rona malu-malu di wajahnya saat kubuka undangan itu di depannya. Meski samar masih mampu saya tangkap di bawah pendar lampu jalan dan bayang pepohonan. Saya telah mendengar kabar pernikahannya. Perempuan siapa yang beruntung mendampinginya. Tapi tetap ada "mini heartattack" saat membaca namanya dan nama sang perempuan di undangan ungu itu. *** Tak pernah ada yang mampu menebak dengan siapa kelak kamu akan labuhkan hatimu. Membangun rumah dihati seseorang dan menjadikannya tempat pulang saat kamu lelah dan butuh tempat melepaskan penat. Puzzle yang saling melengkapi di undang ungu itu adalah kawan. Saya mengenalnya sebagai rekan kerja di salah satu bank swasta di kabupaten Bone. Baik mempelai pria maupun mempelai perempuan. Karena sealmamater di kampus membuat keterikatan yang cukup dekat d

29 Juli 2011 dan 4 Maret 2012

Waktu berjalan begitu cepat......

Film Pertama Yang Kami Nonton Bersama

Finally, setelah 7 bulan tak pernah menginjakkan kaki di bioskop akhirnya saya kembali menikmati nikmatnya menonton film layar lebar. Dan menonton kali ini bersama Ara. Film terakhir yang saya nonton adalah Harry Potter Part 2, 29 juli 2011. Tiga hari sebelum Ara lahir. Sejak itu saya tak pernah lagi menonton di Twenty One atau di XXI. Saya melewatkan begitu banyak film-film layar lebar. Mulai dari Transformers, Breaking Down, sampai Underworld. Padahal dulunya menonton serupa membaca buku buat saya. Sesuatu yang tidak boleh tidak dilakukan. Sejak ada Ara, hoby tersebut tersisihkan. Bahkan untuk sekedar mencari DVD film di lapak-lapak bajakan pun sudah tak lagi saya lakukan. Untungnya membaca buku tidak sedramatis itu nasibnya. Pernah sesekali saya berencana untuk menonton film di bioskop tapi selalu saja tidak terlaksana. Sepertinya memang butuh teman nonton selain Ara. Untungnya kemarin Kak Riza dan Ema mengajak nonton Negeri 5 Menara. Film yang diangkat dari Novel Negeri 5 Menara

Why U Don't Wanna Eat?

Ara tiba-tiba mogok makan. Tiga hari di Makassar membuat pola makannya tidak teratur. Sedih rasanya melihat dia menolak makan. Ia menutup mulutnya rapat-rapat ketika saya menyuapkannya bubur atau buah. Padahal selama di rumah hampir dua minggu ini pola makannya sangat teratur. Makan pagi jam 7.30. Makan siang jam 12. Dan makan sore 16.30. Saya berpikir dua minggu itu sudah membentuk pola yang cukup membuatnya terbiasa sehingga jika jeda sesaat tidak akan mempengaruhi pola kebiasaan itu. Tapi ternyata ia malah menolak makan. Meski bubur sekalipun ia tetap menutup mulutnya rapat-rapat dan memalingkan tubuhnya menghindari sendok. Susahnya lagi adalah tak ada kursi duduk atau kereta yang bisa menempatkannya duduk dan makan dengan baik. Kalo di rumah, cukup memberinya sesuatu yang menarik perhatiannya dan dia akan tenang disuapi makanan. Saya pun sampai pada titik kejengkelan dan memarahinya. Saya tahu itu salah, tapi, saya juga manusia Ara. Maaf jika memarahimu jika tidak makan. Usi

Please Look After Mom

Ibu hilang. Diantara ramainya orang di stasiun kereta. Ia tertinggal ketika Ayah naik di kereta. Kemana ibu? Ibu hilang. Semua anak panik. Mereka menghubungi polisi dan membuat selebaran. Berapa usia ibu, tanggal berapa ia lahir, adakah foto terbarunya? Semua keluarga berpendapat soal ibu. Siapa yang paling tahu tentang ibu. Seberapa anak-anak mengenal ibu. Perempuan yang setiap hari memasak untuk mereka, selalu ada setiap saat, menjadi yang paling kuat diantara semua. Tak pernah mengeluh sakit. Tempat merengek segala hal tanpa pernah peduli tentang diri ibu. Apa mimpi dan cita-citanya. Hanya dikenal sebagai sosok ibu tanpa pernah dikenal sebagai pribadi manusia. Seberapa kamu mengenal ibu? *** Please Look After Mom adalah buku yang mampu membuatku merenung siapa ibu sebenarnya. Buku ini bercerita dari sudut pandang yang berbeda-beda melihat ibu. Perempuan yang tak pernah kamu tahu memiliki kekuatan dari mana hingga bisa membesarkan anak-anak, melayani ayah, dan mampu tetap berdiri tan

BB Kenapa Dirimu Tak Bersahabat ?

Saya baru saja menyelesaikan satu resensi buku di blackberry. Dengan semangat 45 saya hendak mempostingnya ke blog. Kutekan tombol send, namun sayang simbol yang muncul adalah x yang berarti gagal. Entah kenapa dengan blackberryku. Beberapa waktu lalu BIS unlimitednya memang saya nonaktifkan dan baru kembali berfungsi hari ini. Tapi sayangnya beberapa hal yang dulu nyaman tiba-tiba sedikit tidak berfungsi. Emailnya tidak baik. Tidak ada pemberitahuan jika ada email masuk. Padahal saya sangan yakin ada beberapa email yang masuk. Karena  satu grup di Facebook ku subcribe notifikasinya. Tak ada hujan tak ada angin apalagi badai, entah mengapa BB tiba-tiba tak bersahabat. Apa saya salah memperlakukannya? Dia seperti pacar yang tiba-tiba ngambek. Hang. Tidak berjalan sesuai hukum yang berlaku. Atau BBku lagi galau. Aduh, BB sayang, kalo kamu galau, apalagi saya. Kumohon please, kembali normal dong. Supaya kita bisa seromantis dulu. Kamu mau ditraktir apa? Pulsa 10.000? Jalan-jalan? ayolah