Skip to main content

Posts

Showing posts from 2018

Pertanyaan Tentang Nabi yang Masuk ke Black Hole

Black Hole (Sumber foto di sini ) Sore itu seperti biasa. Selepas meminta   kepada Ara untuk berhenti main gim dan tidak menganggu tayangan tivi yang dilihat Adiknya dengan patuh ia pun ikut menonton acara anak-anak dari layar kaca. Jika tidak bersama gawai, ia akan dengan cerewet mempertanyakan banyak hal dengan hukum wajib direspon. Jika terlalu banyak mendapatkan pertanyaan   saya biasanya hanya akan mengangguk dan mengeluarkan suara “ho oh”, “hmmm”, atau lenguan lainnya sebagai respon. Tayangan di televisi kala itu adalah Pocoyo. Seri terbaru. Itulah sebabnya mengapa Ara ikut memperhatikan. Untuk Serial Pocoyo, semua sudah pernah ia nonton. Karenanya seri terbaru itu menarik perhatiannya. Seingatku saat itu ceritanya tentang Pocoyo menemukan black hole dan masuk ke dalam lubang itu bersama teman-temannya. Kemudian yang Pocoyo lakukan berikutnya adalah kebingungan hendak kemana. Suara sang Narator pun meminta bantu pada para anak-anak yang menjadi penonton Pocoyo unt

Ara Tamat TK

Setelah menjalani 3 tahun masa di TK, akhirnya Ara dengan bangga bisa menyebut dirinya Anak SD. Sebuah perjalanan pendidikan yang tak hanya memberi pelajaran buat Ara tapi juga buat saya. Tidak mudah memutuskan untuk memilih pada usia berapa tepatnya ia pas masuk SD, mengingat usianya yang tanggung.  Tahun lalu, ketika ia telah menyelesaikan tahun keduanya di TK dan teman-teman sekelasnya udah lanjut ke SD, dia tetap legowo untuk melanjutkan di TK B. Usianya 5,8 tahun kala itu. Godaan untuk segera menyekolahkan ke SD karena enggak enak liat teman-temannya udah SD nyata adanya. Sekolah swasta pun tak sedikit yang menawarkan menerima siswa usia di bawah 6 tahun.  Di sisi lain, pemerintah dan para psikolog anak memberikan pandangan akan usia anak-anak bermain. Pemerintah menetapkan batasan 6,5 tahun untuk masuk SD. Pakar psikologi anak menyarankan untuk tak perlu memaksa anak-anak terlalu dini untuk mengalami pengalaman duduk di kelas dan mengerjakan LKS.  Emaknya galau

Menghidu Aroma Karsa

Setelah berminggu-minggu menghabiskan waktu menonton Smallville dari yang biasa aja sampai baper terus antiklimaks habis itu ga lanjutin sampai episode akhir (nanti saya cerita mengapa), saya tersadar telah menghabiskan banyak waktu yang terasa tidak produktif. Kemudian saya memutuskan mencari kegiatan yang sedikit cerdas. Membaca buku! Belakangan ini membaca buku tidak masuk dalam skala prioritas. Kecuali buku kanak-kanak yang saya baca bersama Ara, saya tidak tertarik membaca novel. Mungkin karena saya sedang berada dalam kondisi butuh dicerdaskan, maka membaca novel tidak masuk dalam list. Saya memilah-milah bacaan suami yang rasanya kalo saya selesaikan, derajat kecerdasan saya naik 10 tingkat. Beberapa sudah masuk dalam daftar. Salah satunya Sapiens. Biar kalo ngobrol sama suami, saya sedikit agak pintar. Sampai kemudian Emma mengirimi saya buku terbaru Dee Lestari. Aroma Karsa. Sudah lama saya tahu buku terbaru Dee akan terbit. Tapi tak kunjung hati ini ingin memb

Terjebak di Smallville

Postingan sebelumnya  yang saya bilang saya akan menuliskannya setelah saya menuntaskan 10 season Smallville sepertinya harus saya langgar. Salahkan cerita season 6 yang begitu mengaduk-aduk perasaan hingga kemudian saya merasa hampa dan kehilangan gairah. Sebelumnya, mari kuceritakan padamu kenapa saya baru menonton serial ini, padahal sudah menahun ia bulukan? Here's the thing. Suami saya yang somehow sangat suka dengan cerita superhero sudah mengikuti  serial ini sejak tahun 2006, waktu dia kuliah di UI. Kemudian dia mengikutinya serial ini hingga tamat di tahun 2011. Saya, yang di tahun 2017 lalu baru daftar Indihome tiba-tiba kegirangan melihat Smallville season 1 dan 2 ditayangkan di Iflix. Daripada skroll handphone ga jelas, mungkin lebih baik saya menonton satu episode atau dua. Begitulah awalnya. Kemudian, saya jatuh cinta pada cara Clark memandang Lana, vice versa. Kisah anak SMA yang begitu manis dibumbui dengan kekuatan super. Membuat saya rela streaming me
Sebenarnya saya meniatkan setelah selesai menamatkan serial Smallville baru saya akan menuliskan satu tulisan panjang tentang serial itu, review, serta segala kebaperan tentangnya. Saya tetap akan menuliskannya nanti. saya hanya butuh menumpahkan perasaanku sekarang. Rasanya begitu melelahkan mengikuti serial ini. Perasaan saya seperti diperas hingga kering. Im overwhelmed. Ingin berhenti tapi terlanjur menenggelamkan diri dalam drama tak berkesudahakan. satu-satunya penyembuh adalah menghabiskan serial ini hingga ia menemui kisah yang menenangkan. nanti akan saya ceritakan lengkap. masih ada 100 episode yang menanti saya untuk galau.....

Drama Gigi Susu Episode 2

Before and after Udah kayak tradisi aja nih gigi tetap Ara cepat banget tumbuh sementara gigi susu masih berdiri kokoh. Saya yang sampai gemes liatin tuh gigi tumbuh dari depan. Sebelumnya gigi dua tetap yang lain tumbuh di belakang gigi susu, jadi ga ganggu pandangan saya sampai dia benar-benar keluar dari gusi. Nah yang ini tiap hari saya liatin. Macam makhluk yang mo keluar dari gusi Ara. Gemesnya sampai kebawa mimpi.  Kemudian seingat saya jadwal Imunisasi di Puskesmas, Selasa dan Jumat. Maka tadi pagi dengan semangat emak-emak "setrong", saya bareng Ara dan Anna naik ojek ke puskesmas jam 7 pagi demi nomor antrian lebih awal. Sampai di sana dapat nomor antri 1 buat KIA dan 6 untuk gigi. Tapi sepertinya ada yang salah. Ibu-ibu dengan anak bayi ga ada yang ngantri. Cek pericek imunisasi cuma pas hari selasa. Ya, at least misi cabut gigi bisa tetap berjalan.  Jauh-jauh hari saya sudah ngasih tau ke Ara kalo giginya harus dicabut dan itu harus pake suntik. &q

Titian Kejahatan : Sebuah Review

Seminggu sudah saya menyelesaikan serial ketiga dari Comoran Strike, Career of Evil. Diterjemahkan ke bahasa Indonesia dengan judul Titian Kejahatan. Saya belum memulai membaca buku lagi karena benar-benar sangat ingin menulis kesan saya tentang buku ketiga dari Robert Galbraith ini. Strike tidaklah sepandai   Holmes dalam mendeduksi petunjuk. Ia tidak pula sesempurna Poirot dalam memecahkan kasus. Namun yang pasti ia masuk dalam jajaran detektif fiktif dari Inggris yang mampu membuatmu betah membaca berlama-lama kisahnya. Rela menghabiskan beberapa lembar uang seratus ribu hanya untuk mengoleksi bukunya. Dan itu semua sebanding. Strike adalah detektif swasta yang pincang. Tak punya uang. Tinggal di kantornya. Berbadan besar dan menyedihkan. Ia tidak mau mengakui bahwa ia menyukai Robin Ellacott. Bahkan pada dirinya sendiri. Di buku ketiga ini, ia harus mendapat kiriman tungkai perempuan yang di potong. Paket itu dialamatkan kepada Robin. Namun, ia menganggap bahwa tungka

Latihan Jatuh Cinta Pada Buku

Jika masa kecil saya begitu takjub melihat buku, maka mungkin berbeda dengan masa kecil yang dilalui Ara. Buku buat saya dan suami bukan lagi menjadi barang mewah. Bahkan ia sudah masuk kategori bahan utama setelah sandang, pangan. Kami pun tinggal di kota dimana akses ke toko buku bisa kami lakukan setiap minggu.   Bahkan sekali skrol dan klik di gadget, kami bisa membeli buku yang kami inginkan. Cara pandang pada buku ini pun membaut kami memiliki cara menghadapi buku. Masa kecil saya yang tidak memiliki pilihan permainan selain nonton tivi dan membaca, membuat saya sangat menyukai buku. Sedangkan Ara, dengan gawai di tangannya, ia bisa berpindah dari satu gim ke gim lagi. Jika bosan, ia tinggal meminta ijin buat mengunduh. Kalo pun masih bosan, ia berpindah ke youtube, penyedia video yang begitu beragam. Bosan video review mainan, pindah ke review gim, bosan itu pindah ke video kartun. Aktivitas menggunakan gawai ini cukup membuat saya was-was. Bangun pagi yang ia cari

Dilan dan 3 Buku Tentang Cintanya

Film Dilan 1990 lagi booming banget dengan jumlah penontonnya  sudah mencapai  3,3 juta penonton di hari ke sepuluh setelah tayang perdananya di bioskop. Sebuah capain box office untuk film remaja Indonesia. Semua linimasa banjir tentang meme Dilan. Mulai dari  rayuan gombalnya yang asli hingga plesetan. Awalnya saya tidak tertarik baik menonton filmnya maupun membaca bukunya. Padahal buku cukup booming pas jaman awal diluncurkan. Bahkan saya masih ingat sempat ada perdebatan siapa yang cocok untuk memerankan karakter Dilan, sosok remaja SMA yang cerdas, lucu, namun nakal. Ketidaktarikan mungkin disebabkan karena genrenya yang remaja meski latarnya tahun 1990an. Kemudian suami saya menonton film ini di hari pertama film ini tayang. Selanjutnya ia mempengaruhi saya buat nonton film ini. “JIka kamu menyukai film AADC, maka level film ini lebih tinggi lagi diatas film AADC”,katanya mempromosikan film Dilan. Masa sih? Sampe segitunya? Saya pun ngobrol dengan teman yang menonto

Oven Tangkring dan Grandma Cake

Sebelum tahun baru oven tangkring kekinian yang saya pesan di Bandung tiba. Warnanya baby pink yang lembut bikin enak dan semangat bikin kuenya. Sayangnya, baru kesampaian dicoba pake hari ini. Karena baru mood dan ada waktu luang. Memanggang pake oven tangkring rada-rada cemas juga. Takutnya terlalu panas jadinya gosong. Untuk pertama kali setelah dibeli oven tangkring harus dipanaskan dulu agak bau-bau sengnya ilang. Pada proses ini sering kecium bau tidak enak. Mbak yang jual nyaranin pake daun pandan agar bau dari oven terbakar bisa diminimalisir. Ternyata manjur. Sembari memanggang oven baru yang tercium bau pandan yang mewangi. Ara ga jadi protes soal bau tak sedap. Nah pada percobaan pertama saya membuat kue kering coco chip. Membuat kue kering selalu membuatku mengingat masa kanak-kanak saat menjelang lebaran. 10 hari sebelum lebaran, mamaku akan mengeluarkan oven tangkringnya beserta cetakan kue yang sebaskom banyaknya. Dia akan mencampur mentega, telur, gula

Vanishing Time : Terjebak di Dunia yang Berhenti

Sebenarnya pengen nulis yang agak berat malam ini. Satu paragraf sudah saya mulai. Kemudian saya sepertinya kelelahan memikiran tulisan yang sedikit agak berat itu. Pengetahuanku terlalu sedikit dan apalah saya yang hanya penggemar film korea ini. Maka dari itu saya hanya akan memosting sedikit review tentang film yang saya tonton siang tadi. Demi untuk memenuhi kebutuhan untuk rajin memposting di blog ini. Mumpung aku lagi rajin.  Film yang berjudul Vanishing Time : The Boy Who Returned adalah film korea tahun 2016. Film ini rekomendasi dari seorang kawan yang menganggap bahwa Film ini masuk dalam 20 film terbaik yang ia tonton tahun lalu. Nah, kalo rekomendasi begini saya pun tertarik menontonnya. Oke, ceritanya tentang anak perempuan dan teman laki-lakinya. Sang anak perempuan baru pindah ke sebuah pula. Ia harus hidup dengan ayah tirinya setelah ibunya meninggal. Ia ingin pergi jauh dan lepas dari ayahnya. Ia mencurahkan perasaannya lewat blog dan mempercayai bahwa den

Berdiri di Atas Dua Perahu

Saya menyukai sebuah serial di Fox Life. Sebenarnya serial ini sudah cukup lama, sayangnya saya tidak terlalu mengikuti. Judulnya Heartbeat. Berkisah tentang kehidupan seorang dokter bedah bernama Alex Pantierre (Mellisa George) di St Matthew's Hospital di Los Angeles. Saya menyukai konflik yang terjadi di film ini. ada konflik tentang profesi dokternya dan juga tentang kisah cinta sang dokter. Bagian cinta ini paling menarik perhatian saya. Karena ia berpacaran dengan dokter Pierce Harrison (Dave Annable) teman sejawatnya. Kemudian konflik terjadi ketika pacar masa lalu yang juga adalah seniornya dokter Jesse Shane bergabung menjadi tim dokter yang sama di rumah sakit itu.  Satu episode yang cukup mengena, ketika ayah Alex sakit dan butuh transplantasi ginjal. Saat kejadian ini ia akhirnya mengetahui sebuah rahasia dari harmonisnya Ayah dan Ibunya. Ia menemukan kenyataan bahwa ayahnya diam-diam selama 30 tahun menjalin kasih dengan perempuan yang lain.  Ia marah dengan

Belajar Kuat dari Athirah

Hari ini saya menonton dua film Indonesia. Padahal awalnya saya tertarik menonton film Korea. Kembali ke film Indonesia tadi, saya menonton Surat dari Praha karena rekomendasi tema kemudian saya menonton Emma' Athirah karena suami nonton dan saya ikutan nonton.  Saya pun keterusan nonton. Awalnya sih saya mau meresensi Surat dari Praha, cuma Athirah ini lebih membekas di hati. Film Athirah diangkat dari kisah nyata Athirah, ibu Jusuf Kalla, wakil presiden Indonesia. Ia adalah seorang perempuan bugis yang setia. Mengurus anak, suami, dan rumah tangga dengan telaten. Membantu suami dalam mengurus bisnis. Hingga suatu hari ia melihat gelagat aneh dari sang suami yang terasa mendua. Dan benar saja, dalam kondisi hamil besar, sang Suami melangsungkan pernikahan dengan istri keduanya. Pedih hati Athirah. Hatinya hendak menggugat. Namun, penghambaan pada suami bagi masyarakat bugis adalah sebuah keharusan. Maka ia tetap menjadi istri yang memasakkan suaminya. Menyiapkan

Hidden Figures Yang Menginspirasi

Awalnya saya bingung untuk menulis apa di hari pertama 2018 ini. Dulunya saya biasa menulis resolusi yang ingin saya capai di tahun baru. Tapi sepertinya saya dan resolusi tidak bisa berkawan baik. Saya hanya ingin menjalani hari-hari mendatang dengan apa adanya dan berbahagia. Tak perlu resolusi yang mendefinisikan berhasil tidaknya individu di akhir tahun. Lagi toh saya bukan marketing yang harus mencapai target. Aniway, kali ini saya akan meresensi film. Thanks to Indihome yang telah mengratiskan semua channel selama libur Natal dan Tahun Baru sehingga ritual masa kanak-kanak kala Natal dan Tahun Baru bisa saya lakukan lagi. Marathon movie. Ara melakukannya. Anna juga. Mulai dari film Moana yang diputar ulang berkali-kali hingga The Muppets yang Ara suka nonton ulang dibagian-bagian tertentu. Buat saya yang fakir ilmu tentang film dan aktor aktrisnya, menonton film serupa iseng-iseng berhadiah. Kadang nemu yang bagus, kadang juga nyesel nontonnya. Belakangan tiap mau nont