Skip to main content

Titian Kejahatan : Sebuah Review



Seminggu sudah saya menyelesaikan serial ketiga dari Comoran Strike, Career of Evil. Diterjemahkan ke bahasa Indonesia dengan judul Titian Kejahatan. Saya belum memulai membaca buku lagi karena benar-benar sangat ingin menulis kesan saya tentang buku ketiga dari Robert Galbraith ini.

Strike tidaklah sepandai  Holmes dalam mendeduksi petunjuk. Ia tidak pula sesempurna Poirot dalam memecahkan kasus. Namun yang pasti ia masuk dalam jajaran detektif fiktif dari Inggris yang mampu membuatmu betah membaca berlama-lama kisahnya. Rela menghabiskan beberapa lembar uang seratus ribu hanya untuk mengoleksi bukunya. Dan itu semua sebanding.

Strike adalah detektif swasta yang pincang. Tak punya uang. Tinggal di kantornya. Berbadan besar dan menyedihkan. Ia tidak mau mengakui bahwa ia menyukai Robin Ellacott. Bahkan pada dirinya sendiri. Di buku ketiga ini, ia harus mendapat kiriman tungkai perempuan yang di potong. Paket itu dialamatkan kepada Robin. Namun, ia menganggap bahwa tungkai itu sebenarnya adalah peringatan untuk dirinya. Ia mencurigai tiga orang dari masa lalunya. Sayangnya, pengiriman tungkai berdampak buruk pada usaha yang sedang dijalankannya. Kliennya makin berkurang dan ia hampir bangkrut.

Di buku ketiga ini masa lalu Robin terkuak. Strike memperlakukannya layaknya manusia yang lemah. HIngga ia harus mengakhiri pertunangannya dengan Matt. Kemudian potongan tubuh dan pembunuh masih terus berlanjut. Mau tidak mau Strike harus menemukan pelakunya.

Dari tiga buku Robert Galbraith, Titian Kejahatan inilah yang paling seru dan menegangkan buatku. Saya tidak pernah meragukan tehnik menulis JK.Rowling a.k.a Robert Galbraith. Ia menggiringmu menemukan petunjuk.  Membantu merangkai puzzle misteri. Dan pada saat dimana kamu yakin sudah berhasil menemukan siapa orangnya, ia kembali membuatmu ragu.

Saya hampir berhasil menebak siapa pelakunya. Namun, Rowling mampu membuatmu mengerjit dan berpikir kembali, benarkah ini tersangkanya? Tapi tak perlu rumit menikmati novel ini. Biarkan Strike menuntunmu ke pelaku kejahatan. Cukup baca dan nikmati setiap halamannya.

Saya menikmati buku ini sedikit demi sedikit,takut jika saya habiskan saya bakal susah menemukan buku yang sama menyenangkannya.  Satu lagi yang saya nikmati dari buku ketiga ini, kisah cinta segitiga Robin, Matt, dan Strike. Bukan tipe hubungan yang semenye-menye di novel cinta, namun kisah ketiga orang ini menjadi semacam oase di tengah kisah kriminal yang cukup intens.
Sayangnya, di buku ketiga ini Strike dan Robin belum (ga) pacaran. Mungkin Rowling tetap akan membuatnya seperti ini saja tanpa kisah percintaan antara pegawai dan bos yang menambah kerumitan. Lagian di akhir buku ini, Robin telah menjadi Nyonya Cunliffe.  Sebuah ikatan yang bakal sulit untuk membuat Strike dan Robin menumbuhkan benih-benih cinta, meski saya sangat putus asa menunggunya. Hahaha.

Dan akhir kata, saya tidak menyesal menghabiskan uang  hampir 300ribu untuk buku sebagus ini. Mahal sih tapi setiap rupiahnya benar-benar sebanding. Saatnya menunggu serial Career of Evil ini dalam versi layar kaca. Yeeeiiyyyy!!!!

Bogor, 6 Maret 2018





















Comments

Popular posts from this blog

Dongeng Kita

Siang ini aku terjaga dari tidur panjangku. Seperti seorang putri tidur yang terbangun ketika bibirnya merasakan hangat bibir sang pangeran. Tapi, aku terjaga bukan karena kecupan. Namun karena aku merasakan indah cintamu di hariku. Mataku tiba-tiba basah. Aku mencari sebab tentang itu. Namun yang kudapati haru akan hadirnya dirimu. Memang bukan dalam realitas, namun pada cinta yang telah menyatu dengan emosi. Kita telah lama tak bersua. Mimpi dan khayal telah menemani keseharianku. Tiap saat ketika aku ingin tertidur lagu nina bobo tidak mampu membuatku terlelap. Hanya bayangmu yang selalu ada diujung memoriku kala kuingin terlelap. Menciptakan imaji-imaji tentangmu. Kadang indah, kadang liar, kadang tak berbentuk. Tapi aku yakin ia adalah dirimu. Menciptakan banyak kisah cinta yang kita lakoni bersama. Aku jadi sang putri dan dirimu sang pangeran itu. Suatu imaji yang indah...

jurnalistik siaran, pindah kost-kostan, dan "capek deh!"

Akhirnya, kembali bisa menyempatkan diri sejenak ke Teras Imaji. Sedikit berbagi kisah lagi dengan diri sendiri. Sekedar untuk sebuah kisah klasik untuk Saraswati dan Timur Angin kelak. Aku tak pernah menyangka bahwa aku bisa bertahan sampai saat ini.meski tugas kuliah menumpuk. Keharusan untuk pindah pondokan. Kewajiban lain yang belum terselesaikan.Problem hati yang menyakitkan. Serta kontrak yang tersetujui karena takut kehilangan peluang meski tubuh ini harus sudah berhenti. Siang tadi (15 nov 06) seharian ngedit tugas siaran radioku. Tak enak rasanya pada teman-teman, memberatkan mereka. menyita waktu yang seharusnya untuk hal lain. Tak enak hati pada Pak Anchu, penjaga jurusan. yang tertahan hanya menunggu kami menyelesaikan tugas itu. Dengan modal suara fals nan cempreng toh aku pun akhirnya harus sedikit PD untuk membuat tugas itu. Meski hanya menguasai program office di komputer, toh aku harus memaksakan belajar cool-edit (yang kata teman-teman yang udah bisa merupakan sesuatu...

babel

Sebenarnya tak ada planing untuk menonton film. hanya karena kemarin arya dan kawan-kawan ke TO nonton dan tidak mengajakku. Dan kemudian menceritakan film 300 yang ditontonnya. Terlepas dari itu, sudah lama aku tak pernah ke bioskop. Terkahir mungkin sam kyusran nonton denias 2 november tahun lalu. (waa…lumayan lama). Dan juga sudah lama tak pernah betul-betul jalan sama azmi dan spice yang lain J Sebenarnya banyak halangan yang membuat kaimi hampir tak jadi nonton. Kesal sama k riza, demo yang membuat mobil harus mutar sampe film 300 yang ingin ditonton saudah tidak ada lagi di sepanduk depan mall ratu indah. Nagabonar jadi dua, TMNT, babel, dan blood diamond menjadi pilihan. Agak ragu juga mo nonton yang mana pasalnya selera film kami rata-rata berbeda. Awalnya kami hampir pisah studio. Aku dan echy mo nonton babel atas pertimbangan sudah lama memang pengen nonton. (sebenarnya film ini udah lama aku tunggu, tapi kemudian gaungnya pun di ganti oleh nagabonar dan 300). Serta pem...