Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 2018

Oven Tangkring dan Grandma Cake

Sebelum tahun baru oven tangkring kekinian yang saya pesan di Bandung tiba. Warnanya baby pink yang lembut bikin enak dan semangat bikin kuenya. Sayangnya, baru kesampaian dicoba pake hari ini. Karena baru mood dan ada waktu luang. Memanggang pake oven tangkring rada-rada cemas juga. Takutnya terlalu panas jadinya gosong. Untuk pertama kali setelah dibeli oven tangkring harus dipanaskan dulu agak bau-bau sengnya ilang. Pada proses ini sering kecium bau tidak enak. Mbak yang jual nyaranin pake daun pandan agar bau dari oven terbakar bisa diminimalisir. Ternyata manjur. Sembari memanggang oven baru yang tercium bau pandan yang mewangi. Ara ga jadi protes soal bau tak sedap. Nah pada percobaan pertama saya membuat kue kering coco chip. Membuat kue kering selalu membuatku mengingat masa kanak-kanak saat menjelang lebaran. 10 hari sebelum lebaran, mamaku akan mengeluarkan oven tangkringnya beserta cetakan kue yang sebaskom banyaknya. Dia akan mencampur mentega, telur, gula

Vanishing Time : Terjebak di Dunia yang Berhenti

Sebenarnya pengen nulis yang agak berat malam ini. Satu paragraf sudah saya mulai. Kemudian saya sepertinya kelelahan memikiran tulisan yang sedikit agak berat itu. Pengetahuanku terlalu sedikit dan apalah saya yang hanya penggemar film korea ini. Maka dari itu saya hanya akan memosting sedikit review tentang film yang saya tonton siang tadi. Demi untuk memenuhi kebutuhan untuk rajin memposting di blog ini. Mumpung aku lagi rajin.  Film yang berjudul Vanishing Time : The Boy Who Returned adalah film korea tahun 2016. Film ini rekomendasi dari seorang kawan yang menganggap bahwa Film ini masuk dalam 20 film terbaik yang ia tonton tahun lalu. Nah, kalo rekomendasi begini saya pun tertarik menontonnya. Oke, ceritanya tentang anak perempuan dan teman laki-lakinya. Sang anak perempuan baru pindah ke sebuah pula. Ia harus hidup dengan ayah tirinya setelah ibunya meninggal. Ia ingin pergi jauh dan lepas dari ayahnya. Ia mencurahkan perasaannya lewat blog dan mempercayai bahwa den

Berdiri di Atas Dua Perahu

Saya menyukai sebuah serial di Fox Life. Sebenarnya serial ini sudah cukup lama, sayangnya saya tidak terlalu mengikuti. Judulnya Heartbeat. Berkisah tentang kehidupan seorang dokter bedah bernama Alex Pantierre (Mellisa George) di St Matthew's Hospital di Los Angeles. Saya menyukai konflik yang terjadi di film ini. ada konflik tentang profesi dokternya dan juga tentang kisah cinta sang dokter. Bagian cinta ini paling menarik perhatian saya. Karena ia berpacaran dengan dokter Pierce Harrison (Dave Annable) teman sejawatnya. Kemudian konflik terjadi ketika pacar masa lalu yang juga adalah seniornya dokter Jesse Shane bergabung menjadi tim dokter yang sama di rumah sakit itu.  Satu episode yang cukup mengena, ketika ayah Alex sakit dan butuh transplantasi ginjal. Saat kejadian ini ia akhirnya mengetahui sebuah rahasia dari harmonisnya Ayah dan Ibunya. Ia menemukan kenyataan bahwa ayahnya diam-diam selama 30 tahun menjalin kasih dengan perempuan yang lain.  Ia marah dengan

Belajar Kuat dari Athirah

Hari ini saya menonton dua film Indonesia. Padahal awalnya saya tertarik menonton film Korea. Kembali ke film Indonesia tadi, saya menonton Surat dari Praha karena rekomendasi tema kemudian saya menonton Emma' Athirah karena suami nonton dan saya ikutan nonton.  Saya pun keterusan nonton. Awalnya sih saya mau meresensi Surat dari Praha, cuma Athirah ini lebih membekas di hati. Film Athirah diangkat dari kisah nyata Athirah, ibu Jusuf Kalla, wakil presiden Indonesia. Ia adalah seorang perempuan bugis yang setia. Mengurus anak, suami, dan rumah tangga dengan telaten. Membantu suami dalam mengurus bisnis. Hingga suatu hari ia melihat gelagat aneh dari sang suami yang terasa mendua. Dan benar saja, dalam kondisi hamil besar, sang Suami melangsungkan pernikahan dengan istri keduanya. Pedih hati Athirah. Hatinya hendak menggugat. Namun, penghambaan pada suami bagi masyarakat bugis adalah sebuah keharusan. Maka ia tetap menjadi istri yang memasakkan suaminya. Menyiapkan

Hidden Figures Yang Menginspirasi

Awalnya saya bingung untuk menulis apa di hari pertama 2018 ini. Dulunya saya biasa menulis resolusi yang ingin saya capai di tahun baru. Tapi sepertinya saya dan resolusi tidak bisa berkawan baik. Saya hanya ingin menjalani hari-hari mendatang dengan apa adanya dan berbahagia. Tak perlu resolusi yang mendefinisikan berhasil tidaknya individu di akhir tahun. Lagi toh saya bukan marketing yang harus mencapai target. Aniway, kali ini saya akan meresensi film. Thanks to Indihome yang telah mengratiskan semua channel selama libur Natal dan Tahun Baru sehingga ritual masa kanak-kanak kala Natal dan Tahun Baru bisa saya lakukan lagi. Marathon movie. Ara melakukannya. Anna juga. Mulai dari film Moana yang diputar ulang berkali-kali hingga The Muppets yang Ara suka nonton ulang dibagian-bagian tertentu. Buat saya yang fakir ilmu tentang film dan aktor aktrisnya, menonton film serupa iseng-iseng berhadiah. Kadang nemu yang bagus, kadang juga nyesel nontonnya. Belakangan tiap mau nont