Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2008

kabar bahagia....

maaf, tak sempat menjadi jawaban untuk "poling yuuukk" di milis kosmik untuk pertanyaan "apa yang kamu lakukan setelah keluar dari ruang ujian?". aku selalu membayangkan kamu akan menulis "seorang perempuan bersuara cempreng berteriak ketika aku keluar dari ruang ujian. berlari dan memberiku selamat". aku sangat ingin menjadi perempuan yang mengucapkan selamat itu. namun, ternyata janji untuk menungguimu selesai ujian tidak mampu aku penuhi. maaf... aku hanya mampu menjadi orang yang kesekian yang memberi selamat. aku bertanya "bagaimana rasanya ujian?. "seperti sebuah wujud belas kasih dosen untuk mahasiswa semester sangat akhir" katamu. aku tak sepakat. ujian adalah proses akhir yang harus kita jalani untuk memulai sebuah awal baru. kita bergerak ke arahnya dan menjadi terminal akhir untuk sebuah jenjang strata satu. dia hanyalah formalitas, tak hanya untukmu, tapi untuk saya, dia, untuk kita. tak ada yang gagal untuk ujian seperti ini di

kulihat cinta di matanya

Pukul 10 lebih. Entah berlebih berapa.Ini sudah larut malam. Kami menemuinya di rumah sakit wahidin. Saya, kak Ipah, Kevin, Etta, dan kak Asrul. Wajahnya seperti pahatan kayu karena ratusan keriput yang memperjelas bahwa umurnya sudah begitu renta. Telah begitu banyak asam garam dan air kehidupan yang masuk ke rongga jiwanya. Kulit-kulit itu telah menggantung lemah di tubuhnya. Sesekali dulu aku suka memegangnya. Ia kemudian bercerita tentang cucunya yang juga suka memegang kulitnya yang telah menggelambir itu. Cucuku tanya, apa ini tidak sakit" jelasnya padaku sambil memeragakan tingkah cucunya yan seolah-olah mencubit kulitnya denga tangannya yang lemah. Ia tentu tak merasa sakit, karena itu cuma kulit. Malam ini ketemui ia di kamar B2 paling ujung di ruang palem di wahidin.tersenyum padaku. Suaminya terbaring lemah di atas ranjang. Tubuhnya tak jauh beda dengan tubuh istrinya kurus, renta, dan tampak begitu menua. ditemani oleh anak-anaknya dan cucu-cucunya. Ku besuk sang suami

inisiatif independent

mengapa pria sangat tidak suka "women habbits"? seperti, berbelanja. membandingkan harga. mutarin mall. keluar masuk toko. window shopping. bukankah itu adalah salah satu dari hal-hal yang membahagiakan perempuan. perempuan selalu berusaha tampil cantik di depan pasangannya. trus, apa salah ketika ia kemudian berusaha mencari baju dan aneka stuff yang bisa membuatnya lebih cantik. bukankah membahagiakan melihat perempuan yang kau cintai tampak menawan. mengapa pria bermuka kusut ketika di ajak berbelanja.tak mau masuk ke dalam counter untuk sekedar melihat kekasihnya mencari baju. begitu membahagiakan ketika engkau ikut juga memberi komentar dan mencarikan warna yang cocok. ini menjadi perdebatan saya dengan k yusran beberapa waktu lalu. ia selalu tak suka kalo dwi jalan-jalan ke mall, masuk keluar toko, membandingkan harga. iya akan selalu bilang "ah, beda lima ribu ji". atau "aduh malas nya mi jalan sama dwi. sudah lama milih-milih, nda beli juga". atau