Skip to main content

kulihat cinta di matanya

Pukul 10 lebih. Entah berlebih berapa.Ini sudah larut malam. Kami menemuinya di rumah sakit wahidin. Saya, kak Ipah, Kevin, Etta, dan kak Asrul. Wajahnya seperti pahatan kayu karena ratusan keriput yang memperjelas bahwa umurnya sudah begitu renta. Telah begitu banyak asam garam dan air kehidupan yang masuk ke rongga jiwanya.

Kulit-kulit itu telah menggantung lemah di tubuhnya. Sesekali dulu aku suka memegangnya. Ia kemudian bercerita tentang cucunya yang juga suka memegang kulitnya yang telah menggelambir itu. Cucuku tanya, apa ini tidak sakit" jelasnya padaku sambil memeragakan tingkah cucunya yan seolah-olah mencubit kulitnya denga tangannya yang lemah. Ia tentu tak merasa sakit, karena itu cuma kulit.

Malam ini ketemui ia di kamar B2 paling ujung di ruang palem di wahidin.tersenyum padaku. Suaminya terbaring lemah di atas ranjang. Tubuhnya tak jauh beda dengan tubuh istrinya kurus, renta, dan tampak begitu menua. ditemani oleh anak-anaknya dan cucu-cucunya. Ku besuk sang suami di kamar perawatannya. ia pun tergopah-gopah masuk. Dielusnya kaki suaminya. Dengan rasa yang mampu aku rasakan-Cinta. Kudapati matanya memandang penuh kasih pada tubuh yang telentang diatas ranjang rumah sakit. Tatapan mata yang mengatakan, tak ada yang mampu memisahkan kita kecuali maut....

Kudapati cinta yang terus berkobar meski usia telah menua. Tak kutemukan perasaan jenuh di antara hidup kedua manusia yang telah renta itu. Mereka masih terus bercinta, hingga saat ini. Puluhan zaman telah mereka lewati. Ribuan rasa telah mereka resapi. Namun cinta itu masih tetap ada hingga sekarang. Perempuan itu seperti mamaku.Ia hanya lebih tua beberapa tahun dari mamaku. Jika mama mencapai umur sepanjang umur perempuan tua itu, wajah mereka pun akan sama.

Aku selalu membayangkan mama di usianya yang seperti itu. Berjalan membungkuk namun masih terus mencintai dengan sepenuh hati. Tapi mungkin jalannya mama yang berbeda. Tak melihat anak-anaknya dan cucu-cucunya tumbuh besar. Menemani etta hingga mereka renta. Tapi bukankah cinta adalah sebuah keterikatan yang maha besar di muka bumi ini...

Dan malam ini kulihat cinta di matanya....

Comments

Popular posts from this blog

Kura-Kura hijau

Tadi waktu ke Mall aku sempat melihat kura-kura hijau kecil yang djual. Ada puluhan ekor dalam satu akuarium besar. Ada yang berdiam diri di batu buatan dalam akuarim kaca itu, adapula yang berenang-berenang. Banyak orang yang singgah untuk melihat-lihat. Dijualnya berpasangan. Kura-kura mungkin makhluk yang gampang kesepian. Jadi jika harus dijual harus berpasangan. Sepasang kura-kura dibrandol dengan harga 70.000 plus akuarim kecil ukuran 20x15x15 cm. Kura-kura itu tampak lucu. Selain kura-kuranya dijualnya turtle food buat sang kura-kura. Aku tertarik untuk membelinya. Tapi aku bukanlah orang yang telaten dalam merawat sesuatu. Aku takut kura-kura itu akan mati jika aku beli. Mungkin jika sang kura-kura beruntung aku pun akan melakukan seperti yang dilakukan Dee, melepas kura-kura. Tapi janganlah aku membelinya. Biarlah orang lain yang lebih telaten yang merawatnya. Semoga kura-kura itu mampu bertahan hidup.

Pada Sebuah Beranda

Siapa yang tak mengenal bondan winarno. Presenter pembawa acara kuliner di televisi. Mempopulerkan istilah “Mak Nyus” untuk tiap komentar enak tentang makanan yang dimakannya. Tapi hanya sedikit yang tahu bahwa ia adalah seorang wartawan senior yang telah malang melintang di dunia jurnalisitik. Memiliki segudang pengalaman liputan. Bahkan pernah membuat salah satu laporan investigasi yang mengungkap sebuah kasus. Namun tak hanya sisi jurnalistik, Bondan Winarno pun seorang penulis sastra yang cukup ciamik. Beberapa waktu lalu seorang teman mengirimkan fotokopian kumpulan cerpen Bondan Winarno yang berjudul “Pada Sebuah Beranda”. Buku ini sudah lama aku cari di toko-toko buku. Namun tak kunjung aku temukan. Hingga seorang teman berbaik hati mengirimkan fotokopiannya yang bersumber di perpustakaan kotanya. Ada 25 cerpen yang dimuat dalam buku tersebut. Pada Sebuah Beranda ini diterbitkan oleh Bondan Winarno sebagai kado ulang tahun untuk dirinya sendiri yang dalam istilahnya “Celebrat...

The Intimate Lover

sumber foto : www.amazon.com Apa yang akan kamu lakukan jika bertemu Mr. Rightman sesaat sebelum kamu menikah? Ms. Girl, perempuan yang telah bertunangan bertemu dengan Mr. Boy disuatu hari di dalam lift. Hanya mereka berdua di dalam lift yang meluncur turun dari lantai 20. "Jika tidak ada orang yang bersama kita dilift ini hingga lantai dasar, maka aku akan mentraktirmu minum"kata pria itu. Sayang, sang wanita memilih menginterupsi lift tersebut. Berhenti satu lantai sebelum lantai tujuan mereka dan memilih pergi. Tapi gerak bumi mendekatkan mereka. Tak berselang waktu mereka kembalib bertemu dan saling bercakap. Tak bertukar nama, memilih menjadi orang asing bagi masing-masing. Bertemu, berkenalan, dan melakukan hal-hal yang menyenangkan bersama. Menyerahkan pada semesta kapan mereka hendak berpisah. Namun, ketika semesta mengharuskan mereka berpisah, dua orang tersebut telah saling jatuh cinta. Seberapa pun mereka berusaha berpisah, hati mereka tetap saling ...