Skip to main content

Kami Melihat Obama

Melihat President Amerika  Serikat secara langsung mungkin adalah pengalaman yang sangat jarang dialami oleh pendatang seperti saya yang memiliki jangka waktu tertentu di Amerika Serikat. Jadi saat mendengar Obama akan berkunjung ke Ohio University (OU), Athens, maka saya ikut antusias untuk mendapatkan tiket masuk menyaksikan pidato Obama dalam rangka kampanye pilpres USA. Antrian tiket mengular. Mahasiswa OU sangat bersemangat untuk melihat Obama. Bahkan ada yang mengantri dari jam 10 pagi, sedangkan pembagian tiket baru dibuka saat jam 12 siang. Sayangnya saya tidak memiliki kartu mahasiswa OU jadi tidak ikut antrian panjang itu. Tapi sisi baiknya adalah kami datang saat antrian mulai bergerak dan tetap berada di lokasi antrian saat antrian memendek. Relawan Obama Biden yang membagikan tiket tidak mengecek kartu mahasiswa, jadi Kak Yusran dapat dua tiket biru. Tiket biru khusus untuk mahasiswa. Untuk warga Athens yang bukan mahasiswa mereka bisa memperoleh tiket di kantor relawan Obama-Biden. Harusnya saya ngantri tiketnya di sini. Hehehehee.
Blue tickets

Pas hari H, rabu kemarin jalan-jalan di seputaran OU ditutup dengan garis kuning. Polisi berjaga dimana-mana. Antrian untuk nonton pun tak kalah panjangnya. Dari pagi sudah antri hanya untuk memperoleh tempat paling depan untuk melihat Obama. Padahal pintu antrian dibuka jam 3 sore. Orang-orang Amerika memiliki semangat yang tinggi untuk melihat presidennya.

Mereka yang berdemo

Awalnya Kak Yusran tidak ingin masuk mengingat antrian begitu panjang. Tapi kami datang bertepatan dengan dibukanya pintu karcis. Kami tak perlu berada paling belakang untuk ikut antri masuk di pos pemeriksaan. Budaya nyelonong antrian tetap menjadi kebiasaan.  Karena ini presiden dan ini adalah presiden Amerika Serikat maka tingkat pengamanannya sangat ketat. Buka jaket. Mengeluarkan semua kunci, dompet, handphone, dan segala hal yang bisa terdeteksi oleh metal detector.

Lokasi kampanye Obama adalah di green college OU. Green College OU adalah taman OU yang luas. Penuh dengan pohon-pohon dengan Green statue yang jadi landmarknya. Kontur taman ini berbukit. Jadinya seperti menanjak. Podium Obama terletak di sebelah kanan Green Statue dan agak landai. Sehingga meski penonton jauh, mereka tetap bisa melihat Obama karena tanah agak berbukit. Pemegang tiket dibagi menjadi 2 bagian. Biru dan putih yang menurutku adalah mahasiswa, staf, dan dosen OU ditempatkan samping podium Obama. Sedangkan pemegang tiket merah adalah para warga yang kebanyakan orang tua tepat di depan podium Obama.
Saat Obama berkampanye

Posisi kami agak jauh dari podium Obama tapi cukup mendapatkan point view yang bagus. Dan seperti menunggui presiden pada umumnya kami harus berdiri dari jam 3 sampai jam 6 untuk menunggu acara puncaknya, yaitu kampanye Obama. Berdiri ditengah 14ribu orang sambil menggendong Ara adalah tantangan tersendiri. Strollernya kami bawa, tapi ia lebih suka digendong. Awalnya dia lumayan menikmati suasana. Bermain-main dengan seorang perempuan bule di belakangku. Menikmati marching band OU. Ikut bertepuk tangan. Lama kelamaan dia mulai bosan. Mengantuk tapi tidak bisa tidur. Untungnya dia tidak menangis keras. Ia memilih berdiri-berdiri saat Obama berpidato.

Seumur-umur, saya tidak pernah datang ke kampanye seorang kandidat secara sukarela. Dan jikalau presiden Indonesia berkampanye ke Bone, saya akan berpikir ratusan kali untuk nonton. Apa yang membedakan kampanye di Amerika dengan kampanye di Indonesia? Pertama, No baliho ukuran gaban yang menampilkan gambar orang tersenyum serta umbaran kata-kata yang menyertainya. Kedua, yang dibagikan disini adalah kertas ukuran A4 yang bertuliskan slogan kampanye. Obama memilih FORWARD sebagai slogan kampanyenya. Kalo di Indonesia, saya yakin yang dibagikan adalah sarung atau peci dengan gambar (lagi-lagi) orang yang berkampanye. Ketiga, jika di Indonesia dihadiri oleh massa yang bibayar. Di sini, orang datang dengan sukarela. Keempat, jika ini di Indonesia yakinlah orang-orang datang hanya untuk menonton acara dangdutan kampanye, bukan orang yang berkampanye.

Tapi, sama halnya juga di Indonesia, sebelum acara puncak akan ada sambutan-sambutan dari para pejabat. Walikota, wakil volunteer Obama-Biden di OU, pejabat OU, semuanya memberi sepatah dua patah kata. Tapi, uniknya orang-orang di sini menyambut dengan baik sambutan-sambutan itu. Bersorak jika mereka sependapat dan bertepuk tangan meriah. Bedanya juga adalah sambutannya tidak bertele-tele dan straight to point.

 Helikopter meraung-raung diatas kami. Sang President telah datang. Orang yang telah membuat saya rela berdiri 3 jam hanya untuk menyaksikan dia berkampanye. Apa kesan saya saat melihat Obama? Seorang Amerika kharismatik dan memiliki sense of humor yang tinggi. Dia menyapa para pendukungnya dengan santai. "Ohio University, Why I'm Here? Because u have a great team (football team). I should watch the game" kata Obama (seperti itulah lebih kurangnya tangkapan indera saya saat Obama membuka pidatonya). Dan gemuruh sorak dari para pendukung Bobcats OU membahana. Obama memulai kampanyenya dengan "mengambil hati" warga OU. Bobcats adalah kebanggaan OU dan Athens. Selanjutnya ia berkata " i come here to ask u to vote". To the point. Selanjutnya ia bercerita tentang debat kedua antara dirinya dan Romney semalam. Obama pun lantas mengeluarkan janji-janji politiknya. Lebih banyak menyinggung dan menjelekkan tentang  Romney. Jika kampanye ini di Indonesia, Obama akan terkena black Campaign. Tapi orang Amerika lebih terbuka dalam berpolitik. Saling menjelekkan program kampanye adalah hal biasa. Tapi tidak menjelekkan secara personal atau bahkan kesukuan seperti yang dilakukan di Indonesia.

Forward!

Jika di Indonesia, pendidikan dan kesehatan gratis menjadi tema kampanye, maka di Amerika pajak dan asuransi menjadi isu utama. Dan orang Amerika sangat concern pada dua hal ini. Karena ini berpengaruh langsung pada warga Amerika. Mereka ingin dijamin secara utuh oleh asuransi apapun kondisi kesehatannya. Maka siapa yang berani menjanjikan isu pajak dan asuransi yang paling baik, maka dialah yang dipilih.

Tiga jam saya berdiri menunggu Obama, kemudian saya berpikir, apa signifikansi kampanye ini untuk saya dan Ara? Seperti kata perempuan bule yang menemani Ara bermain, kelak ia akan bercerita pada anak cucunya bahwa di 14 bulan ia pernah berdiri menyaksikan presiden Amerika Serikat, Barrack Obama berkampanye di Ohio University. Ini adalah pengalaman langka sekalipun segala janji politiknya tidak memberikan keuntungan secara langsung buat saya. Untungnya Obama tidak berpidato lebih dari sejam dan syukurlah Obama tidak menutup kampanyenya dengan menyanyikan sebuah lagu.(*)

Foto : M. Yusran Darmawan

Comments

  1. Syukurlah obama tidak menutup kampanyenya dengan menyanyikan sebuah lagu. Hahahahaha ending y keren

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Misteri Sepatu Menggantung di Kabel Listrik

Sumber : Athens News Sepasang sepatu menggantung lunglai di tiang listrik. kabel listrik tempatnya bergantung kokoh tak ingin melepaskan sepatu itu menghujam bumi. Pertama kali tiba di Athens, saya cukup heran dengan sepatu-sepatu yang tergantung di kabel-kabel listrik itu. Kutanya ke seorang teman bule tapi ia tak memberi jawaban yang memuaskan. Kupikir sepatu-sepatu itu dilempar begitu saja karena sudah dirusak atau tidak dipakai. Atau asumsiku yang lain adalah sepatu itu milih olahragawan yang berhenti dari profesi dan memilh menggantung sepatu. seperti pemain sepakbola. Tapi sepertinya asumsi olahragawan itu tidak benar, karena sepatu-sepatu yang menggantung di tiang listrik cukup mudah ditemukan. Jalan-jalanlah di seputaran Athens dan kau akan mendapati sepatu-sepatu menggantung di tiang listrik.  Uniknya sepatu yang digantung itu hanyalah sepatu-sepatu kets. Fenomena ini disebut Shoefiti dan terjadi diberbagai tempat di Amerika. Nyatanya bukan hanya saya saja yang penasar

Mencintaimu

Aku terbangun pagi ini. Masih begitu pagi. Aku menghimpun jiwaku. Aku mengumpulkan cinta di hatiku. Kutemukan begitu banyak cinta untukmu. Aku mencintaimu.aku mencintaimu.aku mencintaimu. Bahagia bisa memilikimu. Bahagia bisa menjadi tempat kembali saat kau butuh. Bahagia bisa menjadi rumah yang hangat untukmu. Aku menemukan ceceran cerita dalam lembar-lembar catatan harianku. Yang lain dating dan pergi. Tapi dirimu selalu ada. Selalu menemani. Tempatku menangis. Tempatku merajuk. Dan tempatku bermanja dan berbagi bahagia. Aku telah membangun rumah dihatimu. Kesana lah aku pulang. Tiga hari ini kurasakan bahwa kita telah menjadi sebuah ikatan yang menyatu. Tiap tindakan haruslah berdasarkan pertimbangamu. Aku harus belajar mengalah dan tak egois. Mendengarkan penilaianmu dan tak egois ketika kita tak bersepakat. Sayap kita adalah telah menyatu. Dan kita akan terbang bersama. Aku mencintaimu, aku mencintaimu, aku mencintaimu….Sangat. Hei, pagi ini aku mendengar Air Supply. Semua laguny

babel

Sebenarnya tak ada planing untuk menonton film. hanya karena kemarin arya dan kawan-kawan ke TO nonton dan tidak mengajakku. Dan kemudian menceritakan film 300 yang ditontonnya. Terlepas dari itu, sudah lama aku tak pernah ke bioskop. Terkahir mungkin sam kyusran nonton denias 2 november tahun lalu. (waa…lumayan lama). Dan juga sudah lama tak pernah betul-betul jalan sama azmi dan spice yang lain J Sebenarnya banyak halangan yang membuat kaimi hampir tak jadi nonton. Kesal sama k riza, demo yang membuat mobil harus mutar sampe film 300 yang ingin ditonton saudah tidak ada lagi di sepanduk depan mall ratu indah. Nagabonar jadi dua, TMNT, babel, dan blood diamond menjadi pilihan. Agak ragu juga mo nonton yang mana pasalnya selera film kami rata-rata berbeda. Awalnya kami hampir pisah studio. Aku dan echy mo nonton babel atas pertimbangan sudah lama memang pengen nonton. (sebenarnya film ini udah lama aku tunggu, tapi kemudian gaungnya pun di ganti oleh nagabonar dan 300). Serta pem