Skip to main content

Irfan Bachdim Teman SMP Aku loh!!!!

Di mimpiku Irfan Bachdim pake jaket coklat :)

Irfan Bachdim Teman SMP Aku loh!!!!
Kok bisa? Ini sebabnya...

Siang ini mimpiku begitu ajaib. Aku bermimpi menonton laga Persema dan PSM di stadion Mattoanging. Alasannya siapa lagi kalo bukan Irfan Bachdim. Hahahahahahaha. Disaat itu jelas-jelas aku mendukung Persema. Bukan PSM. Bahkan baju yang kupakai pun adalah seragam Persema.

Yang mengejutkan dari mimpi adalah saat aku memperhatikan pemain-pemain  Persema lebih jelas untuk mencari sosok Irfan Bachdim, sosok yang kucari itu bahkan menghampiriku. Berbicara padaku dari pinggir lapangan “Dwi, u’re beautiful”. Sontak saja terkejut. Dimana dia bisa mengenal namaku. “How do u know me” tanyaku. 

“ I know you, Ani” katanya. Hei, bahkan nama kecilku pun ia tahu. Aku terkejut. Wow, apa dia menguntitku. Sampai membaca semua isi blogku. Hanya teman-teman SD dan SMP yang tahu nama kecilku. Saat SMA aku tak lagi dipanggil dengan nama Ani.

Dan kemudian ia berlalu. Tampaknya ia duduk di bangku cadangan pada laga itu. Karena ia tidak memakai baju pemain sepakbola.Ia malah berdandan sangat kasual. Semua membingungkanku. Tiba-tiba ia kembali lagi dan naik ke tempat aku duduk. Menitipkan dua buah topi padaku. “Aku titip ini” Katanya. 

“Kamu mengenalku?”tanyaku. “Kau tak mengenalku. Aku teman SMPmu” katanya. Hah, teman SMP. Sejak kapan aku tak mengingat teman SMP yang secakep dia. Tiba-tiba dalam mimpi itu aku benar-benar mengingat seorang teman.Dan mereka-reka bahwa dialah Irfan Bachdim itu. 

Sebelum ia berlalu aku berkata “Hei, catat nomor teleponku”. Aku berpikir pasti akan sangat susah untuk mengembalikan barang yang dititipinya padaku. Aku lantas menyebutkan nomor ponsel.”081342937…” belum selesai aku mengucapkan semua nomorku dia tiba-tiba mengatakan tiga digit terakhir nomorku.Aku makin ternganga-nganga.

Ia hanya menjawab “I know u so well”. Wow,Jangan-jangan ini personilnya SMASH!!!!!!!!!!! Seorang yang begitu terkenal tiba-tiba mengatakan “I know u so well” itu seperti sebuah paket bom yang membuat hatiku benar-benar  tak karuan.

Rasanya hatiku saat itu begitu kacau. Aku menyukai Irfan Bachdim. Dan tiba-tiba ia mengatakan bahwa aku adalah teman SMPnya. Hatiku tiba-tiba tak karuan. Aku yakin jika ia teman SMPku aku tak begitu menyukainya.

Mimpi itu berakhir dengan satu ucapan dari mulutku ‘Luar negeri mampu membuat seseorang berubah dengan sangat drastis”. Demikianlah mimpi siang ini terjadi dengan begitu mengejutkan membuatku tergerak untuk segera menuliskannya. Bahkan sangat ingin mempostnya ke blog. Namun sayang, sepertinya Speedyku lagi nda connect lagi :(.*

Asyik Sudah bisa OL. Hampir saja berpikiran buruk sama Speedy.

Comments

  1. hehehehe..ternyata mimpi orang hamil bisa aneh2 yah??? tapi saya suka mimpimu bumil. mudah2an saya bisa mimpi fabregas nanti..

    ReplyDelete
  2. aahhh.. saya juga mau mimpi begini.. tapi Morgan Sm*sh saja :)

    ReplyDelete
  3. indahnya dunia mimpi...:DD

    tapi saya juga paling hobi mimpi model2 begini loh kak...hihi..

    ReplyDelete
  4. darma + Alvidha + Meike : hmmm...saya kayakx punya kekuatan mengendalikan mimpi. Sering mimpi cowok cakep tergantung siapa yang mo diimpikan :). Ada masalah dengan alam bawah sadar saya. heheheheh

    ReplyDelete
  5. Cuma bisa ngakak :))

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Dapat Kiriman Moneygram

Ini adalah pengalaman pertama saya mendapatkan kiriman uang dari luar negeri. Sedikit norak dan kampungan sih. Tapi tak ada salahnya membaginya di sini. Setelah saya googling di internet kurang yang mau berbagi pengalaman tentang transferan luar negerinya. Nah, karena Kak Yusran yang bersekolah di Amerika berniat mengirimi saya uang buat tiket ke Bau-Bau, maka dia akhirnya mengirimkan uang. Dalam bentuk dollar lewat jasa layanan Moneygram yang banyak tersedia di supermarket di Amerika. Moneygram sama seperti Western Union. Tapi Western Union lebih merakyat. Mereka bekerja sama dengan kantor Pegadaian dan kantor pos. Sehingga di kampungku pun ada fasilitas Western Union (tapi saya belum tahu berfungsi atau tidak). Moneygram sendiri setahu saya hanya bekerja sama dengan beberapa bank. Saya belum pernah tahu kalo Moneygram juga sudah bekerja sama dengan kantor pos, meskipun informasi dari teman-teman di twitter mengatakan demikian. Jasa layanan pengiriman uang macam Moneygram dan Western

June, I Wont Remember

Ada yang ironi membaca judul yang kubuat di atas. Mengapa? Karena dua tahun lalu saya mengumpulkan cerpen-cerpen dan prosaku dalam satu buku yang kuberi judul "June, I Remember".  June, you come. As usual. Once in a year. Setia seperti matahari pagi yang terbit. Sayangnya, Juni kali ini tidak begitu kunantikan. Ada satu, dua dan beberapa alasan kenapa saya tidak begitu senang dengan Juni. Ini hanyalah pendapat pribadi dan hanyalah pada tahun ini.  Kenangan dan ingatan akan bulan juni di masa silam terlalu romantis di kepalaku. Membulat dalam ruang kosong hampa dan beterbangan di sana. Kemudian Juni tahun ini seperti chaos yang meluluhlantakkan  ruang kosong itu. Angan membuyar, debu kenangan mengabut. Namun, sekalipun demikian kenangan-kenangan itu melekat samar di benakku. Karenanya Juni tahun ini datang membawa hawa tak menyenangkan. Saya perlu berlari. Chaos pastinya tak mampu terelakkan namun pergi adalah langkah paling kongkret untuk meminimalisir kesakitan. Maka, Juni,

Kartu pos Bergambar Usang

 Setelah vakum 3 tahun lebih, saya akhirnya kembali mengaktifkan kembali akun Postcrossing. Setelah memastikan   alamat rumah gampang ditemukan oleh pak pos dan pengantar barang, maka saya yakin untuk kembali melakukan aktivitas berkirim kartu pos ke berbagai penjuru dunia dan berharap kartu pos-kartu pos dari berbagai penjuru dunia mendatangi rumahku. Rumah pertama yang harus saya kirimi kartu pos beralamat di Jerman. Saya pun memutuskan untuk mencari kartu pos. Tempat yang paling pasti menyediakan kartu pos adalah di kantor pos dan toko buku. Saya memilih membeli di toko buku saja. Mutar-mutar di Gramedia dan bertanya ke karyawannya dimana bagian kartu pos,sejenak sang karyawan tertegun, kemudian balik bertanya “postcard?”. Next time, saya harus bertanya postcard alih-alih kartu pos. Ia kemudian mengantarku ke satu rak putar yang berada di sudut toko.  Di rak itu bertengger kartu pos-kartu pos berwarna putih, bergambar alam Indonesia, dengan signature khas Indone