Skip to main content

January Oh January

Janus, God Of Beginnings

Pagi ini, di semesta yang berputar di sekitarku penanggalan masehi yang disepakati adalah 1 Februari. Namun seperti memiliki dunia lain di blog, penanggalan tertera di sana masihlah januari. Mungkin karena blog ini disetting dengan waktu Amerika, sehingga postingan hari ini masih juga terhitung masuk pada bulan Januari.

Januari beranjak. 31 hari dalam 2011 telah berlalu. Apa yang aku dapat? Beberapa misi awal tahun gagal terlaksana. Hanya karena sebuah penyakit. Malas. Oh Tuhan, mengapa sifat ini melekat pada manusia? Aku punya beberapa ide tulisan yang menurutku cukup bagus. Hanya saja ide itu hanyalah bersarang di kepala. Tak ada upaya aksi gerak tangan mengetik ribuan abjad yang menjadikannya sebuah cerita utuh. Akhirnya ide itu hanya mampu aku nikmati sendiri. Tak dibagi lewat blog ini kepada orang lain. Tidak pula dikirim pada sebuah media, hitung-hitung mengadu nasib.

Itu baru misi bulan Januari. Aku punya sebuah visi yang tiap tahun selalu sama. Hanya saja, aku selalu jatuh pada kerikil kecil. Sebuah gerak untuk mengawali. Cerita itu hanya terbenam di benakku. Memenuhi otakku dan memberatkan memory di kepalaku. Mungkin karena sebab itu akhir-akhir ini aku sering migran. Ide berjejalan terlalu sempit di sana. Mereka butuh dilahirkan ke dunia. Dilepaskan ke alam bebas. Biarkan alam yang melakukan proses seleksi kepadanya. At least, dia telah terbebas dari perangkap otakku.

Blog pun hanya diterisi tak cukup 20 tulisan yang isinya singkat dan tak begitu penting. Berisi curahan hati yang tak penting untuk dibagi. Mungkin aku perlu kembali belajar bagaimana menulis itu. Kembali belajar untuk peka. Kembali belajar teori-teori sosial agar tiap tulisan tidak hanya berlabel melankolis.

Waktu berjalan sesuai hukumnya. Hanya saja manusia memiliki waktu relatif. Dan rasanya waktu relatif ini begitu cepat bergerak. Semoga februari lebih baik karena katanya ini adalah bulan cinta.

Comments

Popular posts from this blog

Misteri Sepatu Menggantung di Kabel Listrik

Sumber : Athens News Sepasang sepatu menggantung lunglai di tiang listrik. kabel listrik tempatnya bergantung kokoh tak ingin melepaskan sepatu itu menghujam bumi. Pertama kali tiba di Athens, saya cukup heran dengan sepatu-sepatu yang tergantung di kabel-kabel listrik itu. Kutanya ke seorang teman bule tapi ia tak memberi jawaban yang memuaskan. Kupikir sepatu-sepatu itu dilempar begitu saja karena sudah dirusak atau tidak dipakai. Atau asumsiku yang lain adalah sepatu itu milih olahragawan yang berhenti dari profesi dan memilh menggantung sepatu. seperti pemain sepakbola. Tapi sepertinya asumsi olahragawan itu tidak benar, karena sepatu-sepatu yang menggantung di tiang listrik cukup mudah ditemukan. Jalan-jalanlah di seputaran Athens dan kau akan mendapati sepatu-sepatu menggantung di tiang listrik.  Uniknya sepatu yang digantung itu hanyalah sepatu-sepatu kets. Fenomena ini disebut Shoefiti dan terjadi diberbagai tempat di Amerika. Nyatanya bukan hanya saya saja yang penasar

Mencintaimu

Aku terbangun pagi ini. Masih begitu pagi. Aku menghimpun jiwaku. Aku mengumpulkan cinta di hatiku. Kutemukan begitu banyak cinta untukmu. Aku mencintaimu.aku mencintaimu.aku mencintaimu. Bahagia bisa memilikimu. Bahagia bisa menjadi tempat kembali saat kau butuh. Bahagia bisa menjadi rumah yang hangat untukmu. Aku menemukan ceceran cerita dalam lembar-lembar catatan harianku. Yang lain dating dan pergi. Tapi dirimu selalu ada. Selalu menemani. Tempatku menangis. Tempatku merajuk. Dan tempatku bermanja dan berbagi bahagia. Aku telah membangun rumah dihatimu. Kesana lah aku pulang. Tiga hari ini kurasakan bahwa kita telah menjadi sebuah ikatan yang menyatu. Tiap tindakan haruslah berdasarkan pertimbangamu. Aku harus belajar mengalah dan tak egois. Mendengarkan penilaianmu dan tak egois ketika kita tak bersepakat. Sayap kita adalah telah menyatu. Dan kita akan terbang bersama. Aku mencintaimu, aku mencintaimu, aku mencintaimu….Sangat. Hei, pagi ini aku mendengar Air Supply. Semua laguny

babel

Sebenarnya tak ada planing untuk menonton film. hanya karena kemarin arya dan kawan-kawan ke TO nonton dan tidak mengajakku. Dan kemudian menceritakan film 300 yang ditontonnya. Terlepas dari itu, sudah lama aku tak pernah ke bioskop. Terkahir mungkin sam kyusran nonton denias 2 november tahun lalu. (waa…lumayan lama). Dan juga sudah lama tak pernah betul-betul jalan sama azmi dan spice yang lain J Sebenarnya banyak halangan yang membuat kaimi hampir tak jadi nonton. Kesal sama k riza, demo yang membuat mobil harus mutar sampe film 300 yang ingin ditonton saudah tidak ada lagi di sepanduk depan mall ratu indah. Nagabonar jadi dua, TMNT, babel, dan blood diamond menjadi pilihan. Agak ragu juga mo nonton yang mana pasalnya selera film kami rata-rata berbeda. Awalnya kami hampir pisah studio. Aku dan echy mo nonton babel atas pertimbangan sudah lama memang pengen nonton. (sebenarnya film ini udah lama aku tunggu, tapi kemudian gaungnya pun di ganti oleh nagabonar dan 300). Serta pem