Skip to main content

Lorong Panjang Jalan kita


Apakah ini adalah cerminan jalan yang akan kita jalani kelak ketika kita sama-sama telah memiliki rumah yang bisa kita klaim bahwa itu rumah kita bersama. Apakah jarak akan selalu menjadi tempat kita bersua. Terhubung oleh koneksi digital dan selalu tergantung pada teknologi.

Aku selalu bermimpi kita seperti sepasang traveler. Mendatangani tiap tempat.menjejakkan kaki-kaki kita ditiap jengkal tanah di bumi ini. Mengumpulkan kisah kisah dari berbagai tempat. Menuliskan berlembar lembar cerita yang kita dapat dari tiap jengkal bumi itu.
Aku selalu menunggu saat itu. Saat dimana kita tak lagi dipisahkan oleh jarak.

Jarak tak perlu menjadi lubang dalam ikatan ini. Aku ingin kita menjadi cerita dalam sebuah halaman yang tak terpisahkan. Jika mungkin spasi tak ada antara kita pun aku akan lebih bahagia.
Tapi rasanya lorong panjang itu belum akan kita lalui bersama. Waktu belum berpihak pada kita.

Dan jejak kita di lorong itu hanyalah jejak ku dan mungkin jejakmu yang tak berjalan bersisihan.Jika seperti ini jalan yang yang telah dipilihkan Tuhan. Aku akan menolaknya. Aku tak ingin berjalan di radius bermeter-meter darimu.


Aku ingin berjalan disampingmu. Menggandeng tanganmu. Menanyakan hal-hal yang aku lihat disekitarku dan tak aku ketahui. Melakukan hal-hal lucu yang selalu membuatmu tertawa. Bermanja-manja di sampingmu. Bergelayut manja di lenganmu. Seperti dua pekan silam. Saat semua anganku tentang bersamamu menjadi nyata. Dengan petualangan seru dan jalan-jalan yang menyenangkan.

Aku ingin itu. Aku ingin Tuhan tahu bahwa aku hanya ingin berada di dekatmu.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Seketika Ke Sukabumi

twit ekspektasi vs twit realita Setelah kelelahan karena hampir seharian di Mal sehabis nonton Dr.Dolittle pada hari rabu, dengan santai saya mencuitkan kalimat di Twitter "karena udah ke mal hari Rabu. Weekend nanti kita berenang saja di kolam dekat rumah”. Sebuah perencanaan akhir pekan yang sehat dan tidak butuh banyak biaya. Saya sudah membayangkan setelah berenang saya melakukan ritual rebahan depan TV yang menayangkan serial Korea sambil tangan skrol-skrol gawai membaca utasan cerita yang ga ada manfaatnya.  Sebuah perencanaan unfaedah yang menggiurkan. Tiba-tiba Kamis malam suami ngajakin ke Taman Safari liat gajah pas akhir pekan. Mau ngasih liat ke Anna yang udah mulai kegirangan liat binatang-binatang aneka rupa. Terlebih lagi sehari sebelumnya kami menonton film Dr.Dolittle yang bercerita tentang dokter yang bisa memahami bahasa hewan. Sekalian  nginap di hotel berfasilitas kolam air panas. Hmmm. Saya agak malas sih. Membayangkan Taman Safari yan...

Pride and Prejudice : I’m Bewitched

Tak pernah kusangka saya akan jatuh cinta pada film Pride and Prejudice. Waktu kuliah dan masa-masa belum punya anak, saya tidak pernah tergerak untuk menonton film ini. Prasangka saya terhadap film ini sudah tumbuh sejak memiliki versi Film India di tahun sebelumnya. Mungkin karena hal itu saya kemudian tidak tertarik menontonnya.   Namun karena episode-episode drama korea yang aku nonton udah habis, ditambah kebosanan pada topik medsos yang masih heboh dengan pilpres, dan juga pengaruh hari valentine yang menyebabkan algoritma lapak streaming merekomendasi film-film romantis menjadi sebab akhirnya saya menonton film ini Semuanya berawal dari ketidaksengajaan menonton Atonement yang diperankan oleh Kiera Knightley. Film ini cukup bagus, meski di tengah jalan saya udah kena spoiler via wikipedia dan rada senewen dengan endingnya. Tapi kecantikan Kiera Knightley tetap mampu membuat saya menyelesaikan film itu sampai detik terakhir. Saking senewennya dengan ending Atonement, sa...

Membaca Loversus

Kata K Zulham, teman sekantorku Chicklit itu oportunis. Chicklit adalah genre novel remaja yang menceritakan persoalan anak sekolahan dan percintaan. Tapi yang menyenangkan adalah bagaimana kau membaca dan menemukan apa yang ingin kau baca. Bagaimana kamu tersenyum bahagia di ending sebuah buku. Dan ribuan diksi baru menghingapi otak dan pikiranmu karena penyajiannya. Tak peduli jenis bacaan apa pun ia. Tak peduli ia adalah kumpulan cerpen, dongeng sebelum tidur, bacaan remaja,Chicklit, Teenlit atau novel berat yang terlalu ngejelimet. Aku mengikat kesan itu setelah menuntaskan 216 halaman buku Farah Hidayati. Loversus . Sebuah chicklit yang berfokus pada cerita tentang persahabatan dua siswa SMA yang berawal dari adegan pencarian sepatu hingga pencarian TKI dalam geografis Macau dan London. Pada awalnya saya menganggap buku Loversus ini sama dengan chicklit-chicklit yang pada umumnya hanya sekedar berdialog dan tidak memiliki kedalaman cerita. Namun aku harus mengubah pendapatku di ...