Skip to main content

Blog-mu Tentang Apa?

Pertanyaan yang paling sering saya dengar dalam pesta Blogger 2010 kemarin adalah blogmu tentang apa ya?
Hmmm....pertanyaan yang susah dijawab bagi blogger curhat seperti saya. Blog bagi saya adalah tempat curhat sok narsis. Saya selalu menganggap, berimajinasi, berharap dan selalu berdoa agar kelak bisa menjadi orang terkenal. Nah, dimana-mana jika seseorang menjadi terkenal, maka orang-orang sedapat mungkin berusaha mencari sisi paling ordinary dari dirinya. Nah, seperti inilah blog tujuan blog ini sebenarnya. Kalo pun nanti nda jadi terkenal, biarlah untuk anak cucu.


Kembali ke pertanyaan di atas, Blog-mu tentang apa? Jika saya haruss menjawabnya maka mungkin jawaban saya adalah campur-campur. Sebanyak ragam tulisan-tulisan yang terkategori maupun tidak di blogku. Mulai dari cerita anak-anak, puisi, curhat, resensi buku dan film, tulisan sok jadi pengamat hingga candaan kurang penting.


Blog bagi saya menjadi ruang bermain dan melepas penat. Ruang di mana saya bebas mengekspresikan segala rasa saya. Meski kadang harus berkompromi pada ruang-ruang sosial. Tapi sejauh ini blog bagi saya seperti sebuah teras. Tempat singgah. Karenanya blog ini bernama Teras Imaji.
Semua rasa pernah tertuang di sini. Setiap menemukan simpul baru, saya berusaha untuk selalu menyimpannya di sini. 


Perlukah membuat tema untuk sebuah blog? Mungkin sebagian orang merasa perlu. Namun buatku blog ini adalah tempat suka suka aku. Semua boleh singgah di sini. Semua boleh bermain di sini. Jadi blog ini tentang apa? Tentang aku dan suka suka aku :P







Comments

Popular posts from this blog

Seketika Ke Sukabumi

twit ekspektasi vs twit realita Setelah kelelahan karena hampir seharian di Mal sehabis nonton Dr.Dolittle pada hari rabu, dengan santai saya mencuitkan kalimat di Twitter "karena udah ke mal hari Rabu. Weekend nanti kita berenang saja di kolam dekat rumah”. Sebuah perencanaan akhir pekan yang sehat dan tidak butuh banyak biaya. Saya sudah membayangkan setelah berenang saya melakukan ritual rebahan depan TV yang menayangkan serial Korea sambil tangan skrol-skrol gawai membaca utasan cerita yang ga ada manfaatnya.  Sebuah perencanaan unfaedah yang menggiurkan. Tiba-tiba Kamis malam suami ngajakin ke Taman Safari liat gajah pas akhir pekan. Mau ngasih liat ke Anna yang udah mulai kegirangan liat binatang-binatang aneka rupa. Terlebih lagi sehari sebelumnya kami menonton film Dr.Dolittle yang bercerita tentang dokter yang bisa memahami bahasa hewan. Sekalian  nginap di hotel berfasilitas kolam air panas. Hmmm. Saya agak malas sih. Membayangkan Taman Safari yan...

Pride and Prejudice : I’m Bewitched

Tak pernah kusangka saya akan jatuh cinta pada film Pride and Prejudice. Waktu kuliah dan masa-masa belum punya anak, saya tidak pernah tergerak untuk menonton film ini. Prasangka saya terhadap film ini sudah tumbuh sejak memiliki versi Film India di tahun sebelumnya. Mungkin karena hal itu saya kemudian tidak tertarik menontonnya.   Namun karena episode-episode drama korea yang aku nonton udah habis, ditambah kebosanan pada topik medsos yang masih heboh dengan pilpres, dan juga pengaruh hari valentine yang menyebabkan algoritma lapak streaming merekomendasi film-film romantis menjadi sebab akhirnya saya menonton film ini Semuanya berawal dari ketidaksengajaan menonton Atonement yang diperankan oleh Kiera Knightley. Film ini cukup bagus, meski di tengah jalan saya udah kena spoiler via wikipedia dan rada senewen dengan endingnya. Tapi kecantikan Kiera Knightley tetap mampu membuat saya menyelesaikan film itu sampai detik terakhir. Saking senewennya dengan ending Atonement, sa...

Membaca Loversus

Kata K Zulham, teman sekantorku Chicklit itu oportunis. Chicklit adalah genre novel remaja yang menceritakan persoalan anak sekolahan dan percintaan. Tapi yang menyenangkan adalah bagaimana kau membaca dan menemukan apa yang ingin kau baca. Bagaimana kamu tersenyum bahagia di ending sebuah buku. Dan ribuan diksi baru menghingapi otak dan pikiranmu karena penyajiannya. Tak peduli jenis bacaan apa pun ia. Tak peduli ia adalah kumpulan cerpen, dongeng sebelum tidur, bacaan remaja,Chicklit, Teenlit atau novel berat yang terlalu ngejelimet. Aku mengikat kesan itu setelah menuntaskan 216 halaman buku Farah Hidayati. Loversus . Sebuah chicklit yang berfokus pada cerita tentang persahabatan dua siswa SMA yang berawal dari adegan pencarian sepatu hingga pencarian TKI dalam geografis Macau dan London. Pada awalnya saya menganggap buku Loversus ini sama dengan chicklit-chicklit yang pada umumnya hanya sekedar berdialog dan tidak memiliki kedalaman cerita. Namun aku harus mengubah pendapatku di ...