Skip to main content

Jangan Membuat Aku Letih...



Pagi ini aku membaca catatan kecil Bunda Pipiet Senja. Judulnya "Tabrakan Beruntun dan Serpihannya". Ia menuliskan satu kalimat "Tuhan, kumohon jangan letih mencintaiku". Kalimat itu membuatku kembali berpikir.Adakah Tuhan pernah letih?


Yang aku takutkan adalah aku yang letih mencintaiNya. Aku yang lelah mensyukuri nikmatNya. Ia adalah pemilik semesta. Ia menyandang status Maha sebelum sifat yang menyertainya. Adakah pernah Ia berhenti mencintai umatNya. Padahal sesungguhnya Ia adalah Maha Pencinta.


Aku lah manusia yang penuh keterbatasan. Akulah mungkin yang akan lelah mencintaiNya. Lelah mensyukuri nikmatNya. MeninggalkanNya dan berlari menjauh dariNya. Namun ketika aku lelah dan merasa kekeringan akan kasih maka hanya kepadaNya aku kembali. Ia tak pernah menutup pintuNya ketika aku berlari ke arahNya. Ia akan tetap mengaliriku kasih yang sama.


Ia mungkin tak pernah sakit hati ketika aku mengkhianati cintaNya. Apalah arti cinta dari seorang aku dibanding Dia pemilik Cinta yang sebenarnya. Ia akan tetap mengalirkan cintaNya yang menyejukkan. Dan Ia tak pernah lelah.


Semoga tiap jiwa memperoleh kedamaian hati dan tak pernah lelah bersyukur
Jangan pernah membuat aku lelah mencintai-Mu
Karena Kau lah Cinta sebenar-benarnya Cinta
Dan padaMu aku berserah untuk tiap lemah yang aku punya. Amin

Comments

Popular posts from this blog

Telur Dadar Buatanmu

Aku mencintainya. Ia tahu itu. Ia pernah sekali mengatakan, ia menyayangiku. Sekali itu dan setelahnya tak pernah lagi kudengar. Aku berharap dia mencintaiku meski satu dan lain hal tak mampu membuat kami bersama. Kami seperti dua dunia yang berbeda. Dia adalah bumi dan aku adalah asteroid yang terlontar ke bumi. Untuk sampai ke tanahnya aku harus melewati lapis-lapis angkasa. Sakit dan membakar diri. Terbunuh dan hanya sisa debuku yang berhasil menjejak di bumi. Kami dekat. Lebih dari sekedar teman dekat. Bercerita banyak hal berbagi banyak hal. Saat aku sedih dia yang pertama kukabari. Begitu pula dirinya. Selalu ada upaya untuk kami agar bertemu dan saling bercerita. Bahkan pun jika tak lagi punya cerita kami sekedar bertemu saling berpandangan. Kata tak lagi mewakili kami. Dan biasanya kami ditemani oleh telur dadar. Satu dari sedikit yang sama diantara kami. Kami beda kota. Frekuensi pertemuan kami pun makin sedikit. Sesekali jika sempat kami meluangkan waktu bertemu. Cerita lebi...

The Intimate Lover

sumber foto : www.amazon.com Apa yang akan kamu lakukan jika bertemu Mr. Rightman sesaat sebelum kamu menikah? Ms. Girl, perempuan yang telah bertunangan bertemu dengan Mr. Boy disuatu hari di dalam lift. Hanya mereka berdua di dalam lift yang meluncur turun dari lantai 20. "Jika tidak ada orang yang bersama kita dilift ini hingga lantai dasar, maka aku akan mentraktirmu minum"kata pria itu. Sayang, sang wanita memilih menginterupsi lift tersebut. Berhenti satu lantai sebelum lantai tujuan mereka dan memilih pergi. Tapi gerak bumi mendekatkan mereka. Tak berselang waktu mereka kembalib bertemu dan saling bercakap. Tak bertukar nama, memilih menjadi orang asing bagi masing-masing. Bertemu, berkenalan, dan melakukan hal-hal yang menyenangkan bersama. Menyerahkan pada semesta kapan mereka hendak berpisah. Namun, ketika semesta mengharuskan mereka berpisah, dua orang tersebut telah saling jatuh cinta. Seberapa pun mereka berusaha berpisah, hati mereka tetap saling ...

Pada Sebuah Beranda

Siapa yang tak mengenal bondan winarno. Presenter pembawa acara kuliner di televisi. Mempopulerkan istilah “Mak Nyus” untuk tiap komentar enak tentang makanan yang dimakannya. Tapi hanya sedikit yang tahu bahwa ia adalah seorang wartawan senior yang telah malang melintang di dunia jurnalisitik. Memiliki segudang pengalaman liputan. Bahkan pernah membuat salah satu laporan investigasi yang mengungkap sebuah kasus. Namun tak hanya sisi jurnalistik, Bondan Winarno pun seorang penulis sastra yang cukup ciamik. Beberapa waktu lalu seorang teman mengirimkan fotokopian kumpulan cerpen Bondan Winarno yang berjudul “Pada Sebuah Beranda”. Buku ini sudah lama aku cari di toko-toko buku. Namun tak kunjung aku temukan. Hingga seorang teman berbaik hati mengirimkan fotokopiannya yang bersumber di perpustakaan kotanya. Ada 25 cerpen yang dimuat dalam buku tersebut. Pada Sebuah Beranda ini diterbitkan oleh Bondan Winarno sebagai kado ulang tahun untuk dirinya sendiri yang dalam istilahnya “Celebrat...