Skip to main content

Cinta Dalam Es Krim

Sore ini menemani kita dengan segelas es krim rasa durian berlumur susu coklat seharga Rp.5000. Hanya itu. Sambil menikmati sore di pasar tradisional. Berdiskusi tentang Soekarno dan Inggit Garnasih. Pahatan ingatan kali ini kita buat dalam versi yang sangat sederhana. Kita memesan hanya segelas. Kau mengingatkanku pada es krim dalam cawan seksi di sebuah Mall besar di Makassar beberapa tahun silam. Kita merekam jejak ingatan ketika itu serupa candle light dinner yang romantis.Meski menu kala itu hanyalah seporsi eskrim yang boleh kita tambah semau kita.

Sore ini kita seperti mereka ulang kembali. Tapi bukan lagi di dalam hingar bingar Mall yang berAC. Kita tidak lagi memandangi gemerlap lampu-lampu kota dari kaca bening. Kita berada di jalan sekarang.Diantara hingar bingar motor dan angkot. Diantara penjual-penjual yang mulai menutup tokonya jelang senja sore ini.

Sore ini kumulai dengan rengekan manjaku. Mengangguimu yang pulang dari kuliah. Memintamu menemaniku keluar melihat dunia. Aku ingin itu bersamamu. Tidak dalam kesendirianku.

Entah kenapa hari ini aku begitu sunyi. Ketika aku merengek dan berkata dalam sebuah candaan bahwa aku ingin pulang, mungkin karena aku merasa sepi. Aku butuh seseorang untuk bercanda. Seseorang untuk diajak tertawa bersama. Aku butuh menyalurkan bakat mengerjaiku. Dan hanya kau yang bisa aku kerjai tanpa pernah mampu memarahiku. Aku tiba-tiba menangis. Entah kenapa. Ada rindu disini. Entah buat siapa.

Aku tahu kamu begitu lelah. Belajar tak pernah begitu mudah. Tapi kau tetap saja mengiyakan permintaanku. Cukup mudah membuatku senang. Ajak aku jalan-jalan, kemana pun itu. Ajak aku berdiskusi tentang topik-topik yang aku sukai maka aku akan sumringah menanggapinya. Dan kau sangat memahami cara itu.

Es krim itu rasanya begitu enak. Murah meriah dan membuat bahagia. Kita membuat lagi pahatan ingatan. Atau tepatnya merefresh lagi pahatan ingatan tentang es krim itu. Kamu masih saja mengingat pahatan ingatan itu dan juga tentang film Soekarno - Inggit Garnasih "Kuantar Kau Ke Gerbang". Film yang kita nonton dari dua tempat berbeda. Tapi kau mengingatnya dengan begitu detail.

Aku berseloroh "Jika aku hidup di jaman Soekarno, mungkin aku akan jatuh cinta dengannya. Dia tampan dan cerdas". Kau menanggapinya dengan kalimat " Kau selalu gampang jatuh cinta pada orang lain". Hahahahahaha. Tangkisan yang cukup baik menurutku :)

Besok, kita akan memahat ingatan yang lain lagi. Kau menanti tulisanku tentang museum dan Dufan. Maaf, moodku benar-benar kacau hari ini. Tapi terima kasih untuk segelas Es Krim rasa durian yang begitu sederhana.

Sesederhana cinta yang kita punya.......

Comments

Popular posts from this blog

Misteri Sepatu Menggantung di Kabel Listrik

Sumber : Athens News Sepasang sepatu menggantung lunglai di tiang listrik. kabel listrik tempatnya bergantung kokoh tak ingin melepaskan sepatu itu menghujam bumi. Pertama kali tiba di Athens, saya cukup heran dengan sepatu-sepatu yang tergantung di kabel-kabel listrik itu. Kutanya ke seorang teman bule tapi ia tak memberi jawaban yang memuaskan. Kupikir sepatu-sepatu itu dilempar begitu saja karena sudah dirusak atau tidak dipakai. Atau asumsiku yang lain adalah sepatu itu milih olahragawan yang berhenti dari profesi dan memilh menggantung sepatu. seperti pemain sepakbola. Tapi sepertinya asumsi olahragawan itu tidak benar, karena sepatu-sepatu yang menggantung di tiang listrik cukup mudah ditemukan. Jalan-jalanlah di seputaran Athens dan kau akan mendapati sepatu-sepatu menggantung di tiang listrik.  Uniknya sepatu yang digantung itu hanyalah sepatu-sepatu kets. Fenomena ini disebut Shoefiti dan terjadi diberbagai tempat di Amerika. Nyatanya bukan hanya saya saja yang penasar

Mencintaimu

Aku terbangun pagi ini. Masih begitu pagi. Aku menghimpun jiwaku. Aku mengumpulkan cinta di hatiku. Kutemukan begitu banyak cinta untukmu. Aku mencintaimu.aku mencintaimu.aku mencintaimu. Bahagia bisa memilikimu. Bahagia bisa menjadi tempat kembali saat kau butuh. Bahagia bisa menjadi rumah yang hangat untukmu. Aku menemukan ceceran cerita dalam lembar-lembar catatan harianku. Yang lain dating dan pergi. Tapi dirimu selalu ada. Selalu menemani. Tempatku menangis. Tempatku merajuk. Dan tempatku bermanja dan berbagi bahagia. Aku telah membangun rumah dihatimu. Kesana lah aku pulang. Tiga hari ini kurasakan bahwa kita telah menjadi sebuah ikatan yang menyatu. Tiap tindakan haruslah berdasarkan pertimbangamu. Aku harus belajar mengalah dan tak egois. Mendengarkan penilaianmu dan tak egois ketika kita tak bersepakat. Sayap kita adalah telah menyatu. Dan kita akan terbang bersama. Aku mencintaimu, aku mencintaimu, aku mencintaimu….Sangat. Hei, pagi ini aku mendengar Air Supply. Semua laguny

babel

Sebenarnya tak ada planing untuk menonton film. hanya karena kemarin arya dan kawan-kawan ke TO nonton dan tidak mengajakku. Dan kemudian menceritakan film 300 yang ditontonnya. Terlepas dari itu, sudah lama aku tak pernah ke bioskop. Terkahir mungkin sam kyusran nonton denias 2 november tahun lalu. (waa…lumayan lama). Dan juga sudah lama tak pernah betul-betul jalan sama azmi dan spice yang lain J Sebenarnya banyak halangan yang membuat kaimi hampir tak jadi nonton. Kesal sama k riza, demo yang membuat mobil harus mutar sampe film 300 yang ingin ditonton saudah tidak ada lagi di sepanduk depan mall ratu indah. Nagabonar jadi dua, TMNT, babel, dan blood diamond menjadi pilihan. Agak ragu juga mo nonton yang mana pasalnya selera film kami rata-rata berbeda. Awalnya kami hampir pisah studio. Aku dan echy mo nonton babel atas pertimbangan sudah lama memang pengen nonton. (sebenarnya film ini udah lama aku tunggu, tapi kemudian gaungnya pun di ganti oleh nagabonar dan 300). Serta pem