Skip to main content

Gerhana Venus


Duduk di atap rumah dalam pekat malam dan dingin bukan pilihanku meski itu adalah salah satu hal romantis yang ingin kulakukan. Dan akhirnya malam ini aku melakukannya. Bukan karena apa-apa, hanya karena sebuah fenomena alam yang mungkin tidak berarti bagi sebagian orang. Tapi bagi seorang Dwi, langit dan bintang adalah seperti sebuah kotak ajaib yang selalu menyenangkan. Aku memimpikan tentang kehidupan-kehidupan atas langit yang penuh mitos. Aku percaya bahwa mitos-mitos itu benar-benar terjadi. Aku selalu mengkhayalkan bahwa dunia-dunia mimpi dan fantasi letaknya di langit bersama bintang dan bulan. Aku selalu membayangkan bisa berada di sana. Menjejak ruang hampa yang kosong dan melihat maha karya yang begitu luar biasa dari yang Maha Pencipta.

Sore ini terjadi Gerhana Venus.Fenomena alam yang diisitlahkan sebagai Okultasi Venus dimana Planet Venus menghilang sesaat karena tertutup bulan.Bumi, Bulan dan Planet Venus berada dalam garis sejajar.Peristiwa ini tidaklah sefenomenal gerhana matahari atau bulan namun peristiwa ini terbilang langka karena terjadi sekali dalam 50 tahun di satu wilayah. Dan di wilayah Indonesia baru akan disaksikan lagi pada tahun 2052.

Aku adalah salah satu makhluk Tuhan yang menyenangi hal-hal ajaib. Dan gerhana yang langka ini masuk dalam kategori ajaibku. Ada rasa bahagia menikmati bulan sabit dan sebuah bintang di atasnya, serupa petanda yang sering aku temukan di atas kubah mesjid. Bulan sabit dan bintang.

Aku mengabari beberapa orang. Mencoba berbagi rasa bahagia yang sama. Ada yang menganggapnya sesuatu yang konyol namun tetap saja dicarinya di langit karena permintaanku. Ada juga yang tak bias karena langit di atasnya sedang mendung. Yang lain tak mampu aku salurkan lagi rasa bahagianya. Sibuk dengan bahagianya sendiri.
Aku duduk di atap sendirian, memandangi bulan sabit dan bintang venus yang perlahan memudar. Aku merekamnya dengan mataku sendiri. Ingin rasanya melihat lebih dekat. Melihat lebih detail pergerakannya. Ingatan membawaku ke masa kecil. Ketika aku masih SD kelas enam. Menanti pelajaran IPA tentang rasi bintang, namun tidak terjelaskan dengan sempurna oleh guruku. Sejak itu aku penasaran akan rasi bintang itu. Setiap melihat langit malam yang bertabur bintang, kucobak tebak miliaran bintang dengan pola tertentu. Dan menebak rasi apa yang nampak olehnya. Aku bermimpi memiliki teropong bintang. Agar bisa menjejaki langit dengan mataku. Berharap dalam hati menemukan negeri atas langit dalam khayalku.

Karena itu pulalah aku sangat menyukai film Petualang Sherina saat Scene dimana Sherina dan Derby berada di Observatorium Bosscha, Lembang, Jawa Barat. Saat Sherina menyanyikan lagu bintang. Jika ke Bandung kelak, aku harus menyempatkan diri ke Bosscha, meski mungkin saat itu bintang-bintang langit telah terdegradasi oleh polusi cahaya.

Aku pun pernah bercita-cita mengambil jurusan astronomi. Agar bisa puas mengamati bintang dan melihat begitu besarnya kuasa Tuhan pada semesta ini. Dan malam ini kulihat bulan sabit mulai memudar. Venus tampak diterangi oleh berkas-berkas cahaya dari bulan sabit yang mulai memudar. Perlahan keduanya saling mengait. Sinarnya mulai memudar dan kemudian menyatu. Sesaat kemudian menghilang. Subahannalah. Maha besar Allah dengan segala ciptaannya.

Tapi tampaknya aku bukanlah pengamat bintang yang telaten. Terlalu lama rasanya menunggu hingga bulan sabit dan bintang kejoranya muncul kembali. Aku hanyalah seorang blogger yang menuliskan rasa sesaat setelah melihat fenomena ini. Biarlah para ahli yang menunggu sabit dan venus keluar kembali. Aku cukup bahagia melihat fenomena ini. Venus, nama yang kelak akan aku berikan pada anakku. Seperti memiliki keterikatan yang tak kasat mata pada semua hal ini. Keterkaitan yang mungkin hanya hati yang mampu memahaminya. Tak terjelaskan dengan kata…..

Atap rumah-Ruang Tengah 16 Mei 2010 (!9.00-20.35 WITA)

Comments

  1. sayangnya di sini mendung. jadi gak bisa intip gerhana venus

    ReplyDelete
  2. I saw it too dwi, di sepanjang bengo, lapri, camba, dan makassar. maaf nda sempat singgah di rumah say...

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

The Intimate Lover

sumber foto : www.amazon.com Apa yang akan kamu lakukan jika bertemu Mr. Rightman sesaat sebelum kamu menikah? Ms. Girl, perempuan yang telah bertunangan bertemu dengan Mr. Boy disuatu hari di dalam lift. Hanya mereka berdua di dalam lift yang meluncur turun dari lantai 20. "Jika tidak ada orang yang bersama kita dilift ini hingga lantai dasar, maka aku akan mentraktirmu minum"kata pria itu. Sayang, sang wanita memilih menginterupsi lift tersebut. Berhenti satu lantai sebelum lantai tujuan mereka dan memilih pergi. Tapi gerak bumi mendekatkan mereka. Tak berselang waktu mereka kembalib bertemu dan saling bercakap. Tak bertukar nama, memilih menjadi orang asing bagi masing-masing. Bertemu, berkenalan, dan melakukan hal-hal yang menyenangkan bersama. Menyerahkan pada semesta kapan mereka hendak berpisah. Namun, ketika semesta mengharuskan mereka berpisah, dua orang tersebut telah saling jatuh cinta. Seberapa pun mereka berusaha berpisah, hati mereka tetap saling

Speedy Sembuh...Yipppiii!!!!

Akhirnya setelah hampir seminggu tidak pernah online lewat laptop, saya bisa melakukannya sekarang. Jaringan speedyku sudah bagus dan laptop yang bisa dipakai sudah ada. Bagaimana hidup tanpa internet? Hihihiihi, jika tidak bisa mengaksesnya lewat handphone, terutama facebook, maka hampalah duniaku.  Teknologi benar-benar telah membuat saya ketergantungan. Tak bisa hidup tanpanya. Andai tak ada teknologi, mungkin hidup tidaklah begitu galau. Yang jauh tetaplah jauh dan yang dekat tetaplah dekat. Imaginary prince tetaplah menjadi imaginary prince tanpa perlu ia turun ke bumi untuk menjadi pada syata. Tak perlu merasa kehilangan sesuatu yang tak pernah dimiliki. Dunia tak perlulah menjadi absurd. Dan nyata, maya, dan khayalan punya garis batas jelas di semesta. Internet telah menjadi bagian tak terpisahkan. Ia seperti sandang, pangan, papan, dan internet. Ia menjadi primer. Tak lagi sekunder atau tersier. Apalagi barang mewah. Dan inilah aku ketika bertemu kembali dengan internet. Hat

Kesatria Putih dan Peri Biru

Di sebuah zaman, di negeri antah berantah tersebutlah sebuah kerajaan bernama Koin Emas. Di kerajaan ini semua rakyat rajin bekerja dan pandai menabung. Setiap koin yang dihasilkan dari bekerja setiap harinya disisihkan untuk ditabung untuk masa depan. Sang raja memiliki tempat penyimpanan khusus untuk setiap koin yang disisihkan rakyatnya. Namun terdapat satu koin pusaka yang telah turun temurun diwariskan oleh raja-raja terdahulu. Koin itu diyakini drachma asli dari Dewa yang diturunkan khusus dari langit dan diwariskan untuk menjaga kesejahteraan kerajaan Koin Emas. Koin pusaka tersebut menjadi pelindung kerajaan Koin Emas. Jika koin itu hilang diramalkan kesejahteraan di kerajaan Koin Emas akan berubah menjadi kesengsaraan. Koin itu pun dinilai memiliki khasiat mampu member kekuatan dan kekuasaan bagi yang memilikinya. Raja begitu menjaga pusaka tersebut. Ia takut jika koin pusaka itu hilang atau dicuri. Hingga suatu hari kedamaian di kerajaan itu terganggu. Seekor Naga Merah m