Skip to main content

Jalan-Jalan ke Pasar


Pasar tradisional identik dengan becek, kumuh dan penuh berjejal orang. Berbeda dengan supermarket dan tempat-tempat perbelanjaan yang lebih modern. Yang penuh dengan kenyamanan. Tak perlu becek dan tak perlu menawar.

Rumahku berdekatan dengan pasar dan juga mesjid. Jika definisi ibu kota kampung adalah ada pasar, mesjid, puskesmas, dan bank unit kecamatan maka rumahku telah berada di wilayah paling strategis. Di belakang mesjid. Samping pasar. Dan dekat dengan puskesmas dan bank unit kecamatan.

Pasar menjadi tempat hiburan untuk daerah sesepi kampungku. Pasar di sini dihitung berdasarkan penanggalan jawa. Pahing, Pon, Wage,Kliwon, legi. Sistem ini disebut Pancawara dalam budaya Jawa-Bali.Pancawara disebut juga sebagai hari pasaran dalam bahasa jawa. hitungannya tiap lima hari.Pasar dikampungku jatuh pada penanggalan Legi. Harusnya dikenal dengan pasar Legi, tapi karena penempatan lokasi pasar ada di beberapa desa maka pasar-pasar itu lebih dikenal dengan penamaan desanya. Misalnya di desaku dikenal dengan Pasar Bengo. Di Parigi di kecamatan Lappariaja dikenal dengan Pasar Parigi. Atau di Desa Lili Riawang yang lokasi pasarnya di dusun Koppe, dikenal dengan nama pasar Koppe.

Pasar adalah ajang janjian para pemuda-pemudi desa. Tempat nongkrong dan ruang untuk bertegur sapa. Bahkan menjadi tempat pacaran. Tempat para pemuda-pemuda desa mencari tahu gadis yang disukainya. Juga menjadi tempat untuk para gadis menunjukkan bahwa mereka available.

Aku pernah melalui masa itu bersama teman-teman sebaya waktu SMA. Tapi tak pernah benar-benar menjadikan pasar ajang pertemuan.hahahaha. Aku tipe orang yang tak menyukai berdesak-desakan. Tak menyukai berbecek-becek ria.Aku tak menyukai proses tawar menawar. Aku paling tidak tahu bagaimana proses menawar itu. Kalo mamaku punya trik khusus. Ia survey harga dulu di beberapa penjual.Trus mencari penjual yang ngasih harga paling murah. Nah setelah itu ia akan menawar lagi untuk dapat lebih murah. Kalo tidak diberi harga murah. Ia akan pura-pura pergi. JIka beruntung, penjual akan memanggilnya kembali dan memberikan harga sesuai tawarannya. Tapi kalo tidak, ia akan terpaksa kembali meski harga tetap tinggi. Itu pun kalo tidak malu.

Yang aku senangi dari hari pasar adalah banyak jajanan tradisional, aneka buah, dan juga lauk pauk yang enak.Pasar dekat rumahku selalu ramai. Mungkin aku tak menyukai berbelanja di pasar tradisional, tapi aku menyukai melihat-lihat orang. Melihat pola interaksi yang terjadi di sana. Aku selalu senang menemani mamaku berbelanja dulu. Ketika aku pulang ke rumah jika libur kuliah. Tapi kadang jika aku sudah menemukan apa yang aku inginkan, aku meminta ijin ke mamaku untuk pulang lebih cepat. Menemani berbelanja atau meminta dibelikan sesuatu. Entah yang mana yang kulakukan.Sepeninggal mama, Etta yang mengambil posisi untuk turun berbelanja. Ia menyukainya.

Hari ini aku kembali melakukannya dengan Etta. Memintanya membelikanku beberapa keperluan pribadiku. Menggunakan uangnya. Aku merasa seperti anak kecil 5 tahun yang merengek di ajak ke pasar melihat keramaian. Tapi yang aku cari tak ada. Jangan pernah berharap menemukan barang-barang asli di pasar tradisional.Barang-barang asli yang harganya bisa 5 kali lipat dari baran imitasi. Segementasi pasar ini adalah masyarakat pedesaan yang tak mempedulikan merek asli atau imitasi. Yang penting bisa gaya!!!

Pasarnya masih becek, meski telah direnovasi dan telah berbeda dengan bentuk aslinya dulu. Masih berdesak-desakan, dan masih jadi ajang tempat bertemu.

Aku hanya membeli sandal jepit imitasi berharga 20an ribu. Sendal jepit masihlah paling keren dari semua alas kaki yang pernah ada di dunia.Dan dua bungkus kembang api yang ingin aku mainkan di atap rumah. Hari ini menyenangkan jalan-jalan di pasar!!!!

Comments

Popular posts from this blog

Misteri Sepatu Menggantung di Kabel Listrik

Sumber : Athens News Sepasang sepatu menggantung lunglai di tiang listrik. kabel listrik tempatnya bergantung kokoh tak ingin melepaskan sepatu itu menghujam bumi. Pertama kali tiba di Athens, saya cukup heran dengan sepatu-sepatu yang tergantung di kabel-kabel listrik itu. Kutanya ke seorang teman bule tapi ia tak memberi jawaban yang memuaskan. Kupikir sepatu-sepatu itu dilempar begitu saja karena sudah dirusak atau tidak dipakai. Atau asumsiku yang lain adalah sepatu itu milih olahragawan yang berhenti dari profesi dan memilh menggantung sepatu. seperti pemain sepakbola. Tapi sepertinya asumsi olahragawan itu tidak benar, karena sepatu-sepatu yang menggantung di tiang listrik cukup mudah ditemukan. Jalan-jalanlah di seputaran Athens dan kau akan mendapati sepatu-sepatu menggantung di tiang listrik.  Uniknya sepatu yang digantung itu hanyalah sepatu-sepatu kets. Fenomena ini disebut Shoefiti dan terjadi diberbagai tempat di Amerika. Nyatanya bukan hanya saya saja yang penasar

Mencintaimu

Aku terbangun pagi ini. Masih begitu pagi. Aku menghimpun jiwaku. Aku mengumpulkan cinta di hatiku. Kutemukan begitu banyak cinta untukmu. Aku mencintaimu.aku mencintaimu.aku mencintaimu. Bahagia bisa memilikimu. Bahagia bisa menjadi tempat kembali saat kau butuh. Bahagia bisa menjadi rumah yang hangat untukmu. Aku menemukan ceceran cerita dalam lembar-lembar catatan harianku. Yang lain dating dan pergi. Tapi dirimu selalu ada. Selalu menemani. Tempatku menangis. Tempatku merajuk. Dan tempatku bermanja dan berbagi bahagia. Aku telah membangun rumah dihatimu. Kesana lah aku pulang. Tiga hari ini kurasakan bahwa kita telah menjadi sebuah ikatan yang menyatu. Tiap tindakan haruslah berdasarkan pertimbangamu. Aku harus belajar mengalah dan tak egois. Mendengarkan penilaianmu dan tak egois ketika kita tak bersepakat. Sayap kita adalah telah menyatu. Dan kita akan terbang bersama. Aku mencintaimu, aku mencintaimu, aku mencintaimu….Sangat. Hei, pagi ini aku mendengar Air Supply. Semua laguny

babel

Sebenarnya tak ada planing untuk menonton film. hanya karena kemarin arya dan kawan-kawan ke TO nonton dan tidak mengajakku. Dan kemudian menceritakan film 300 yang ditontonnya. Terlepas dari itu, sudah lama aku tak pernah ke bioskop. Terkahir mungkin sam kyusran nonton denias 2 november tahun lalu. (waa…lumayan lama). Dan juga sudah lama tak pernah betul-betul jalan sama azmi dan spice yang lain J Sebenarnya banyak halangan yang membuat kaimi hampir tak jadi nonton. Kesal sama k riza, demo yang membuat mobil harus mutar sampe film 300 yang ingin ditonton saudah tidak ada lagi di sepanduk depan mall ratu indah. Nagabonar jadi dua, TMNT, babel, dan blood diamond menjadi pilihan. Agak ragu juga mo nonton yang mana pasalnya selera film kami rata-rata berbeda. Awalnya kami hampir pisah studio. Aku dan echy mo nonton babel atas pertimbangan sudah lama memang pengen nonton. (sebenarnya film ini udah lama aku tunggu, tapi kemudian gaungnya pun di ganti oleh nagabonar dan 300). Serta pem