Seperti banyak kisah yang datang dan pergi seperti itu pula banyak rasa yang silih berganti. Manusia adalah benar-benar makhluk ciptaan tuhan yang paling sempurna. Ada dualism didalam dirinya. Dualisme yang mampu membuatnya menjadi malaikat atau bisa pula membuatnya menjadi setan kecil yang licik.
Kadang manusia berpikir untuk meniadakan segala hal negatif. Serupa peperangan, kekalutan, marah,sedih gelisah dan banyak lagi yang lain. Menciptakan sebuah kedamaian saja mungkin di rasa perlu. Tapi pernahkah manusia membayangkan bahwa jika tanpa hal-hal negatif itu apa tantangan yang dihadapi manusia.
Sesungguhnya hidup adalah sebuah proses menuju keilahian. Dan dualisme-dualisme itulah yang menjadi ramuan yang manusia masak dipanci kehidupannya agar kelak diciptakannya sebuah ramuan yang mampu menjadikannya seperti Tuhan. Proses proses yang terjadi menjadi sebua ramuan kebijaksanaan yang mampu membawa manusia keilahian.
Ada saat dimana aku mengutuki hidupku. Ada saat dimana aku sedih dengan begitu dalam. Namun ada saat dimana ketika kau marah aku bahagia Tuhan memberikan sifat itu. Sifat yang mampu membuatku menemukan sebuah peta jalan pulang. Saat ini aku sangat mensyukuri dualisme itu.
Aaahhhh…tulisan ini sudah ngelantur. Cukup sampai disini saja.(*)
Kadang manusia berpikir untuk meniadakan segala hal negatif. Serupa peperangan, kekalutan, marah,sedih gelisah dan banyak lagi yang lain. Menciptakan sebuah kedamaian saja mungkin di rasa perlu. Tapi pernahkah manusia membayangkan bahwa jika tanpa hal-hal negatif itu apa tantangan yang dihadapi manusia.
Sesungguhnya hidup adalah sebuah proses menuju keilahian. Dan dualisme-dualisme itulah yang menjadi ramuan yang manusia masak dipanci kehidupannya agar kelak diciptakannya sebuah ramuan yang mampu menjadikannya seperti Tuhan. Proses proses yang terjadi menjadi sebua ramuan kebijaksanaan yang mampu membawa manusia keilahian.
Ada saat dimana aku mengutuki hidupku. Ada saat dimana aku sedih dengan begitu dalam. Namun ada saat dimana ketika kau marah aku bahagia Tuhan memberikan sifat itu. Sifat yang mampu membuatku menemukan sebuah peta jalan pulang. Saat ini aku sangat mensyukuri dualisme itu.
Aaahhhh…tulisan ini sudah ngelantur. Cukup sampai disini saja.(*)
Comments
Post a Comment