Abadi.Bagaimana kamu menjelaskannya. Hidup selamanya dan tak pernah bertemu dengan kematian. Menjadi sesuatu yang tetap ada hari ini, besok, nanti, dan seterusnya?
Aku mengingat sebuah penggalan kalimat dalam buku Perahu Kertas karya Dee. Saat Kugi melihat matahari terbit bersama Keenan. “Aku ingin menikmati ini. Menikmati keabadian ini walau sejenak”kata Kugi.
Sebuah kontradiksi kata yang sangat mencolok antara “Abadi” dan “sejenak”. Biasanya yang kutemui padanan kata “Abadi” dan “Selamanya”. Tak pernah Abadi disandingkan dengan kata sejenak.
Bagaimanakah keabadian itu dalam kurun waktu sejenak? AKu memaknainya mala mini. Saat ketika tawa terlepas dengan begitu bebas tidak dalam kungkungan kestandar operasional. Hanya terbatasi isebuah kesopanan. Ketika cerita tak terkungkung oleh batas dan ruang. Ketika aku membebaskan hatiku untuk menerima bahagiamu. Ketika aku menemukan bahwa badai itu tetap ada namun mampu aku kuasai terjangannya. Ketika aku merekam dengan baik semua gerakmu dan ceritamu. Merekam semua canda dan mengulang kembali tiap cerita.
Ketika kau mengingat bahwa masih banyak hal yang perlu dilakoni dalam dongeng. Melawan lidah yang kian kelu untuk menanggapi tiap ucapmu. Ketika aku mampu berterus terang bahwa jalan bersamamu adalah sesuatu yang menyenangkan. “Segala sesuatu akan indah pada waktunya”, aku tiba-tiba teringat pada kalimat itu. Mungkin saat indah pada waktunya itu adalah beberapa menit yang lalu. Beberapa menit yang mampu memerangkapku dalam abadi. Menikmati tiap detiknya. Menikmati tiap hal yang mungkin terasa bercanda namun itu nyata adanya. Berusaha jujur adalah sesuatu yang benar-benar berusaha aku tampakkan.
Malam ini adalah ketika mimpi menjadi nyata dan hidup terasa mengabadi. Seperti melempar sauh waktu dan menambat detiknya di sana agar tak berdetak. Aku tak lagi punya kata untukmu. Jaga ia dalam imajimu. Kelak ketika kau akan membuka folder itu, ingatlah bahwa kau pernah berkata padaku “aku menyimpannya. Dan ini menggunakan password untuk membukanya.”. Kelak mungkin kau akan menghapusnya dari memori cardmu. Tapi yakinlah kita telah membuatnya abadi.
(Watampone- 1 Juni 2010-10.39 PM)
wah, dwi, kita memikirkan hal yang sama, semua akan indah pada waktunya :)
ReplyDeletedirimu selalu menjadi inspirasi ema.btw, thanks buat selalu komen y:)
ReplyDelete