Rasanya seperti di dalam Tartarus yang gelap dan sunyi. Tempat pembuangan para dewa-dewa dan monster-monster dalam motologi Yunani. Waktu bergerak dengan lambat. Tak ada kebergegasan. Tak ada target harian yang aku buat. Semua rencana kembali tertata ulang. Aku sepertinya kalah dengan aturan anarki yang kubuat sendiri. Aku kembali merasa seperti sebuah bom waku yang sebentar lagi meledak.
Aku berusaha menata hariku. Tapi faktor “M” begitu berpengaruh. Tautan-tautan itu seperti melepaskan diri. Aku tak lagi bias memaksa talinya untuk terus membelitku. Entah akan jatuh kemana aku. Aku harus mengurus segalanya sendirian. Butuh seseorang yang mampu memahami rasa ini. Tapi jutaan spasi membuat kita jauh. Aku hanya bias berkeluh kesah lewat handphone. Memarahi dirimu dan berujung pada melimpahkan semua rasa kembali padaku.
Entahlah.Aku ingin menulis dongeng lagi tapi sepertinya aku kehilangan banyak ide-ide yang keren. Huh!!!!!
Aku berusaha menata hariku. Tapi faktor “M” begitu berpengaruh. Tautan-tautan itu seperti melepaskan diri. Aku tak lagi bias memaksa talinya untuk terus membelitku. Entah akan jatuh kemana aku. Aku harus mengurus segalanya sendirian. Butuh seseorang yang mampu memahami rasa ini. Tapi jutaan spasi membuat kita jauh. Aku hanya bias berkeluh kesah lewat handphone. Memarahi dirimu dan berujung pada melimpahkan semua rasa kembali padaku.
Entahlah.Aku ingin menulis dongeng lagi tapi sepertinya aku kehilangan banyak ide-ide yang keren. Huh!!!!!
sbelum diposting, edit dulu. soalnya kata "bisa" selalu berubah jadi "bias"
ReplyDeletelife keeps on turning...(na bilang mocca)
ReplyDeletetetap semangat...!!
@ k yusran : iya pak.Maaf, mengedit masih jadi kekuranganku. Malas baca lagi:P
ReplyDelete@ k Rahe :Selalu kak rahe...