Skip to main content

Pangeran Khayalan


Selayak mimpi kecilku tentang seorang pangeran yang menjadi teman khayal masa kecilku, seperti itu ia berada pada posisi kini dalam negeri dongeng di sudut pikirku. Namun, kali ini ia begitu nyata. Hadir dalam ruang-ruang dunia realku. Mewujud dan memenuhi segala dimensi bentuk dan rasa. Mampu kuraba dengan tangan, namun tak pernah benar-benar akan ku genggam.

Ia adalah wujud dari pangeran yang menghiasi langit mimpiku. Sedikit banyak terwakilkan dalam wujud,sifat, dan perbuatan. Namun, tetap seperti teman khayal meski bentuknya mewujud kini aku tetap tak pernah berani berharap lebih untuk menjadikannya cinta platonic yang menjadi nyata.


Aku memutar lagu yang mengingatkanku padanya. Puluhan kali. Lagu ceria yang mampu membuatku ikut berdendang meski hatiku sedih. Ada sebentuk rasa di sini yang meminta dia mewujud sejenak. Tidak menghilang sesaat seperti pangeran impianku yang perlahan samar ketika aku beranjak dewasa. Rasa yang malu-malu aku akui sebagai rindu.
Lagu itu terasa mengadirkanmu di sini. Entah terjelaskan dengan cara apa.

Aku dan ia hanyalah sebentuk wujud maya dalam dunia matrix. Tapi ia terasa nyata dan memang benar-benar nyata dalam arti sebenarnya. Aku tertawa bersamanya. Bercerita bersamanya, dan berdiskusi banyak hal bersamanya.
Aku dengan penuh kesadaran memahami bahwa rasa ini adalah platonic. Aku menekannya perlahan.

Kurasakan hatiku terasa perih akan tekanan itu. Namun kubiarkan ia menyakitiku dengan getaran hebatnya pada jantungku. Memerihkan hati dan menyesakkan dada. Jika sakit ini adalah rasa tertinggal sebagai tanda bahwa dirinya adalah nyata, biarlah aku menjadi masochist. Bahagia dengan rasa sakit ini.
Aku beranjak ingin melupakanmu,wahai pangeran khayalan. Memutar playlist yang lain di daftar lagu. Perlahan namun sayup “In This Life” mengalun pelan.

Biarlah dunia berhenti berputar
Biarlah matahari berhenti menyengat
Dalam hidup ini kau telah kucintai

Hanya itu yang penting…..

Comments

Popular posts from this blog

Kura-Kura hijau

Tadi waktu ke Mall aku sempat melihat kura-kura hijau kecil yang djual. Ada puluhan ekor dalam satu akuarium besar. Ada yang berdiam diri di batu buatan dalam akuarim kaca itu, adapula yang berenang-berenang. Banyak orang yang singgah untuk melihat-lihat. Dijualnya berpasangan. Kura-kura mungkin makhluk yang gampang kesepian. Jadi jika harus dijual harus berpasangan. Sepasang kura-kura dibrandol dengan harga 70.000 plus akuarim kecil ukuran 20x15x15 cm. Kura-kura itu tampak lucu. Selain kura-kuranya dijualnya turtle food buat sang kura-kura. Aku tertarik untuk membelinya. Tapi aku bukanlah orang yang telaten dalam merawat sesuatu. Aku takut kura-kura itu akan mati jika aku beli. Mungkin jika sang kura-kura beruntung aku pun akan melakukan seperti yang dilakukan Dee, melepas kura-kura. Tapi janganlah aku membelinya. Biarlah orang lain yang lebih telaten yang merawatnya. Semoga kura-kura itu mampu bertahan hidup.

Pada Sebuah Beranda

Siapa yang tak mengenal bondan winarno. Presenter pembawa acara kuliner di televisi. Mempopulerkan istilah “Mak Nyus” untuk tiap komentar enak tentang makanan yang dimakannya. Tapi hanya sedikit yang tahu bahwa ia adalah seorang wartawan senior yang telah malang melintang di dunia jurnalisitik. Memiliki segudang pengalaman liputan. Bahkan pernah membuat salah satu laporan investigasi yang mengungkap sebuah kasus. Namun tak hanya sisi jurnalistik, Bondan Winarno pun seorang penulis sastra yang cukup ciamik. Beberapa waktu lalu seorang teman mengirimkan fotokopian kumpulan cerpen Bondan Winarno yang berjudul “Pada Sebuah Beranda”. Buku ini sudah lama aku cari di toko-toko buku. Namun tak kunjung aku temukan. Hingga seorang teman berbaik hati mengirimkan fotokopiannya yang bersumber di perpustakaan kotanya. Ada 25 cerpen yang dimuat dalam buku tersebut. Pada Sebuah Beranda ini diterbitkan oleh Bondan Winarno sebagai kado ulang tahun untuk dirinya sendiri yang dalam istilahnya “Celebrat...

The Intimate Lover

sumber foto : www.amazon.com Apa yang akan kamu lakukan jika bertemu Mr. Rightman sesaat sebelum kamu menikah? Ms. Girl, perempuan yang telah bertunangan bertemu dengan Mr. Boy disuatu hari di dalam lift. Hanya mereka berdua di dalam lift yang meluncur turun dari lantai 20. "Jika tidak ada orang yang bersama kita dilift ini hingga lantai dasar, maka aku akan mentraktirmu minum"kata pria itu. Sayang, sang wanita memilih menginterupsi lift tersebut. Berhenti satu lantai sebelum lantai tujuan mereka dan memilih pergi. Tapi gerak bumi mendekatkan mereka. Tak berselang waktu mereka kembalib bertemu dan saling bercakap. Tak bertukar nama, memilih menjadi orang asing bagi masing-masing. Bertemu, berkenalan, dan melakukan hal-hal yang menyenangkan bersama. Menyerahkan pada semesta kapan mereka hendak berpisah. Namun, ketika semesta mengharuskan mereka berpisah, dua orang tersebut telah saling jatuh cinta. Seberapa pun mereka berusaha berpisah, hati mereka tetap saling ...