Skip to main content

Tiga Mimpi paling Realistis


Seorang teman kantor mengajakku bermain sebuah permainan. Permainannya adalah sebutkan tiga mimpimu yang paling realistis yang akan kau wujudkan beberapa tahun ini. Hhhhmmmm….tebak-tebak yang menyenangkan.
Aku punya banyak mimpi. Dan tak tahu yang mana realistis yang mana yang cuma imajinatif. Dia mengajukan impian pertamanya. Buku nikah.Wow, buku nikah artinya ngebet nih mau nikah.
“Emang sudah ada ya calonnya ?”tanyaku.
“Kan mimpi. Jadi lagi diusahakan.” Jawabnya.
Aku menuliskan mimpiku. My own Book.
“Realistis tidak?”tanyanya
“Ya iyalah. Lagi Approaching” kataku.

Mimpi kedua. Dia menuliskan Satu petak tanah untuk rumahnya kelak.cukup realistis menurutku. Dia lelaki dan dia memang memiliki kewajiban untuk itu. Kalo soal rumah, nanti suamiku saja yang bermimpi untuk mewujudkannya.
Aku menulis mimpi keduaku. Fluently English. Bagiku itu adalah hal yang paling penting tahun ini. Dia sepakat.

Mimpi ketiga ia tuliskan. Dapat Pasport dan Jalan-jalan ke Orchad Road di Singapore. Wow, aku juga pengen jalan-jalan ke sana. Aku pernah menuliskannya dalam list tempat yang harus aku datangi. Dan jalan itu salah satunya.

“Asal tidak musim diskon. Karena pastinya akan sama ibu-ibu disana”Katanya.
Aku menulis mimpi ketigaku. “Ke Bank Mega membuat bank referensi”.
“Hah” ia terkejut.
Iya, karena aku akan butuh untuk mengurus visa perjalananku ke luar negeri”kataku tersenyum.
“Realisitis tidak?”tanyanya. Aku tersenyum mengiyakan.
“Tapi kau tidak melakukan apa-apa saat ini”katanya.
“Bukan aku , But Him” jawabku tersenyum.

Comments

Popular posts from this blog

Dongeng Kita

Siang ini aku terjaga dari tidur panjangku. Seperti seorang putri tidur yang terbangun ketika bibirnya merasakan hangat bibir sang pangeran. Tapi, aku terjaga bukan karena kecupan. Namun karena aku merasakan indah cintamu di hariku. Mataku tiba-tiba basah. Aku mencari sebab tentang itu. Namun yang kudapati haru akan hadirnya dirimu. Memang bukan dalam realitas, namun pada cinta yang telah menyatu dengan emosi. Kita telah lama tak bersua. Mimpi dan khayal telah menemani keseharianku. Tiap saat ketika aku ingin tertidur lagu nina bobo tidak mampu membuatku terlelap. Hanya bayangmu yang selalu ada diujung memoriku kala kuingin terlelap. Menciptakan imaji-imaji tentangmu. Kadang indah, kadang liar, kadang tak berbentuk. Tapi aku yakin ia adalah dirimu. Menciptakan banyak kisah cinta yang kita lakoni bersama. Aku jadi sang putri dan dirimu sang pangeran itu. Suatu imaji yang indah...

jurnalistik siaran, pindah kost-kostan, dan "capek deh!"

Akhirnya, kembali bisa menyempatkan diri sejenak ke Teras Imaji. Sedikit berbagi kisah lagi dengan diri sendiri. Sekedar untuk sebuah kisah klasik untuk Saraswati dan Timur Angin kelak. Aku tak pernah menyangka bahwa aku bisa bertahan sampai saat ini.meski tugas kuliah menumpuk. Keharusan untuk pindah pondokan. Kewajiban lain yang belum terselesaikan.Problem hati yang menyakitkan. Serta kontrak yang tersetujui karena takut kehilangan peluang meski tubuh ini harus sudah berhenti. Siang tadi (15 nov 06) seharian ngedit tugas siaran radioku. Tak enak rasanya pada teman-teman, memberatkan mereka. menyita waktu yang seharusnya untuk hal lain. Tak enak hati pada Pak Anchu, penjaga jurusan. yang tertahan hanya menunggu kami menyelesaikan tugas itu. Dengan modal suara fals nan cempreng toh aku pun akhirnya harus sedikit PD untuk membuat tugas itu. Meski hanya menguasai program office di komputer, toh aku harus memaksakan belajar cool-edit (yang kata teman-teman yang udah bisa merupakan sesuatu...

babel

Sebenarnya tak ada planing untuk menonton film. hanya karena kemarin arya dan kawan-kawan ke TO nonton dan tidak mengajakku. Dan kemudian menceritakan film 300 yang ditontonnya. Terlepas dari itu, sudah lama aku tak pernah ke bioskop. Terkahir mungkin sam kyusran nonton denias 2 november tahun lalu. (waa…lumayan lama). Dan juga sudah lama tak pernah betul-betul jalan sama azmi dan spice yang lain J Sebenarnya banyak halangan yang membuat kaimi hampir tak jadi nonton. Kesal sama k riza, demo yang membuat mobil harus mutar sampe film 300 yang ingin ditonton saudah tidak ada lagi di sepanduk depan mall ratu indah. Nagabonar jadi dua, TMNT, babel, dan blood diamond menjadi pilihan. Agak ragu juga mo nonton yang mana pasalnya selera film kami rata-rata berbeda. Awalnya kami hampir pisah studio. Aku dan echy mo nonton babel atas pertimbangan sudah lama memang pengen nonton. (sebenarnya film ini udah lama aku tunggu, tapi kemudian gaungnya pun di ganti oleh nagabonar dan 300). Serta pem...