Skip to main content

Maaf, Melupakan Ulang Tahunmu



Kami bertemu di jejaring sosial. Titik penanda onlinenya berwarna hijau. Aku tak menyapanya. Sibuk lihat-lihat hal terbaru di FB. Ia menyapaku lewat sarana chatting “DWIIIIII”. Aku bisa membayangkan lengking suaranya yang sudah terekam di benakku.
“Hai cinta. Apa kabar?” sapaku.
Kami lantas berbasa basi tentang keberadaan kami. Tiba-tiba ia menuliskan
“Dwi nda lupa ki sesuatu?”.
Aku yang dalam kondisi kelelahan dan masih memaksa diri berfacebook cuma menjawab”Apa sayang”.
“Coba ki ingat-ingat dulu” katanya. Sempat terlintas dalam benakku apakah aku melupakan ulang tahunnya. Aku memang tak mengingat ulang tahunnya. Namun info di laman jejaring FBnya bisa membantuku mengingatnya. Namun tak kulakukan. Aku malah membalas di box chating “ apa sayang. Maaf nda bisa ka berpikir. Kelelahan ka dari kantor”.
“Nda ji. Next time saja” jawabnya.
"Apa?”kuketik kata itu. Kuklik info di halaman profilnya. Ketemui angka 20 Mei di info tanggal lahirnya.
“Damn!!!” mengapa lupa. Kutukku dalam hati.
Segera kuketik di box chat “Selamat ulang tahun sayang. Maaf”.
Namun setelah itu tak ada eforia ultah yang kutemui. Hanya berlanjut pada cerita tentang kesibukan kerja masing-masing. Jika aku melupakan ulang tahunnya di tanggal 20 Mei itu berarti “nya” tak merujuk hanya padanya. Tapi pada mereka. Kembar dempet tak sekandung.

Biar kuperkenalkan mereka padamu. Mereka adalah berdelapan. Sembilan denganku. Kami menyebut diri kami 9 Naga. Terdengar sangar, merujuk pada film Fauzi Badillah. Kami bertemu di kampus Unhas. Jurusan Komunikasi angkatan 2004. Kami dipertemukan oleh satu hal, kami menyenangi satu hal “ribut”.Bersembilan kami selalu ngumpul dikantin kampus atau di himpunan mahasiswa. Menggosipkan senior, junior, artis-artis, dan cowok cakep. Menjadi perempuan-perempuan paling ribut di koridor jurusan. Namun rajin kuliah dan mengerjakan tugas. Jika geng-geng cewek yang ada dalam pikiranmu adalah mereka yang berbaju seperti di majalah fashion. Buang jauh-jauh anggapan itu. Kami adalah perkumpulan yang tak pernah tahu dandan dan menggunakan baju kebangsaan paling keren di dunia “Kaos oblong dan jeans”. Kecuali satu orang yang menyenangi memakai rok dan berjilbab, dia adalah Santi. Bersembilan itu adalah Azmi, Darma, Echy, Ema, Icha, Were, Wuri, Santi , dan Aku.

Takkan ramai kantin tanpa kami. Jika kamu mendapatkan gossip terbaru, yakinlah kami yang menyebarkannya. Jika kamu membutuhkan contekan tugas kuliah, carilah kami. Kami selalu menyelesaikannya meskipun kami tak bureng (Buru rengking).
Jika tak melakukan pijamas party di kost-kostanku. Kami akan bermain di rumah Were atau Azmi. Kadang juga datang ke rumah Echy untuk menghabiskan kue-kuenya. Atau mungkin melakukan acara masak-masak di rumah Wuri.

Kami bersama selama kurang lebih lima tahun di kampus. Sebelum semua berpisah dan mengerjakan kesibukannya masing-masing. Aku yang harus kerja di Bone. Icha yang sibuk terbang ke Indonesia timur melakukan Pengauditan. Were yang harus pulang pergi Sengkang Soppeng untuk kerja. Echy yang sibuk mengerjakan Deadline bulletin kantornya. Ema dan Darma yang sibuk jadi wartawan. Wuri yang juga sibuk bekerja hingga sabtu atau minggu. Dan Santi yang memilih bekerja di Jakarta.

Tautan-tautan kami berpisah. Kami mulai jarang bertegur sapa. Apalagi aku yang memang jarang mengirimi mereka pesan atau bertegur sapa lewat FB. Semua tiba-tiba tenggelam di perut bumi. Kami mulai jarang bertemu. Jika pun aku ke Makassar, aku pun jarang bertemu mereka. Sesekali mungkin bertemu di Mall dan makan di Kafe. Semua terasa berubah kini. Kami tak lagi menjadi perempuan dengan jeans dan baju kaos yang melekat di badan.Sudah terlihat ada pengetahuan fashion yang kami ketahui jika saling bertemu. Apalagi Icha, perempuan paling imut dari segi wajah, namun tua dari segi usia. Tempat main pun bukan lagi di kantin Fisip di bawah pohon rindang. Berpindah ke Mall dan kafe. Kami mulai seperti manusia-manusia urban pada umumnya.

Aku mungkin adalah orang yang paling jarang ngumpul dengan mereka. Semisalnya weekend ini, harusnya ada pertemuan menyenangkan dengan mereka. Namun aku tak ke Makassar. Akulah yang menarik diri. Akulah yang mulai melupakan mereka. Padahal bukankan mereka lapis cinta kedua yang kupunyai. Merekalah yang menemani dan menyemangatiku ketika mamaku meninggal. Merekalah yang selalu ada untuk tiap sedih dan suka. Merekalah yang paling bersemangat untuk pesta pernikahanku.
Sebuah kesalahan fatal melupakan ulang tahun mereka. Apalagi si kembar dempet Were dan Icha. Perempuan-perempuan yang selalu mengalirkan banyak cinta untuk kawan-kawannya.

Disini aku meminta maaf untuk khilaf itu sayang.
Selamat ulang tahun.
Meski ucapan itu sudah sangat basi mungkin.

Aku mencintaimu dan menyayangimu…

Comments

  1. salam kenal dwi, senang membaca tulisan-tulisan kamu.

    Salam juga buat azmi dan were kalu sempat ketemu ataupu sms-an...:)

    leep posting yah!

    ReplyDelete
  2. salam kenal juga mbak. senangnya ada orang kalosi di hawai. nanti kalo jalan-jalan di hawai boleh numpang di rumahnya mbak ya....

    ReplyDelete
  3. dwi..jangan pangggil saya mba...bukan jowo. Teman2 yang panggil mba itu rata-rata teman dari jowo. Panggil saja ita, saya lebih suka.

    Jalan-jalan ke Hawaii rumah kami terbuka lebar buat Dwi...:D

    Azmi dan were satu kampung dengan suami saya.

    ReplyDelete
  4. ooooo...gitu ya kak.
    Kalo begitu saya akan mulai menabung buat ke hawaii...

    terima kasih sudah berkunjung.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Misteri Sepatu Menggantung di Kabel Listrik

Sumber : Athens News Sepasang sepatu menggantung lunglai di tiang listrik. kabel listrik tempatnya bergantung kokoh tak ingin melepaskan sepatu itu menghujam bumi. Pertama kali tiba di Athens, saya cukup heran dengan sepatu-sepatu yang tergantung di kabel-kabel listrik itu. Kutanya ke seorang teman bule tapi ia tak memberi jawaban yang memuaskan. Kupikir sepatu-sepatu itu dilempar begitu saja karena sudah dirusak atau tidak dipakai. Atau asumsiku yang lain adalah sepatu itu milih olahragawan yang berhenti dari profesi dan memilh menggantung sepatu. seperti pemain sepakbola. Tapi sepertinya asumsi olahragawan itu tidak benar, karena sepatu-sepatu yang menggantung di tiang listrik cukup mudah ditemukan. Jalan-jalanlah di seputaran Athens dan kau akan mendapati sepatu-sepatu menggantung di tiang listrik.  Uniknya sepatu yang digantung itu hanyalah sepatu-sepatu kets. Fenomena ini disebut Shoefiti dan terjadi diberbagai tempat di Amerika. Nyatanya bukan hanya saya saja yang penasar

Mencintaimu

Aku terbangun pagi ini. Masih begitu pagi. Aku menghimpun jiwaku. Aku mengumpulkan cinta di hatiku. Kutemukan begitu banyak cinta untukmu. Aku mencintaimu.aku mencintaimu.aku mencintaimu. Bahagia bisa memilikimu. Bahagia bisa menjadi tempat kembali saat kau butuh. Bahagia bisa menjadi rumah yang hangat untukmu. Aku menemukan ceceran cerita dalam lembar-lembar catatan harianku. Yang lain dating dan pergi. Tapi dirimu selalu ada. Selalu menemani. Tempatku menangis. Tempatku merajuk. Dan tempatku bermanja dan berbagi bahagia. Aku telah membangun rumah dihatimu. Kesana lah aku pulang. Tiga hari ini kurasakan bahwa kita telah menjadi sebuah ikatan yang menyatu. Tiap tindakan haruslah berdasarkan pertimbangamu. Aku harus belajar mengalah dan tak egois. Mendengarkan penilaianmu dan tak egois ketika kita tak bersepakat. Sayap kita adalah telah menyatu. Dan kita akan terbang bersama. Aku mencintaimu, aku mencintaimu, aku mencintaimu….Sangat. Hei, pagi ini aku mendengar Air Supply. Semua laguny

babel

Sebenarnya tak ada planing untuk menonton film. hanya karena kemarin arya dan kawan-kawan ke TO nonton dan tidak mengajakku. Dan kemudian menceritakan film 300 yang ditontonnya. Terlepas dari itu, sudah lama aku tak pernah ke bioskop. Terkahir mungkin sam kyusran nonton denias 2 november tahun lalu. (waa…lumayan lama). Dan juga sudah lama tak pernah betul-betul jalan sama azmi dan spice yang lain J Sebenarnya banyak halangan yang membuat kaimi hampir tak jadi nonton. Kesal sama k riza, demo yang membuat mobil harus mutar sampe film 300 yang ingin ditonton saudah tidak ada lagi di sepanduk depan mall ratu indah. Nagabonar jadi dua, TMNT, babel, dan blood diamond menjadi pilihan. Agak ragu juga mo nonton yang mana pasalnya selera film kami rata-rata berbeda. Awalnya kami hampir pisah studio. Aku dan echy mo nonton babel atas pertimbangan sudah lama memang pengen nonton. (sebenarnya film ini udah lama aku tunggu, tapi kemudian gaungnya pun di ganti oleh nagabonar dan 300). Serta pem