Skip to main content

Pencuri Waktu

Ia dengan liciknya mencuri waktu beberapa jam dari waktu bumi. Ia mengambil kesempatan itu seperti tak pernah lagi akan mendapatkannya kembali. Jantungnya adalah serupa gempa bumi yang bergetar tak karuan. Tubuhnya bergetar. Ada hati yang meminta untuk bertemu. Bukan untuk apa-apa. Tapi hanya untuk menyembuhkan rindu yang memadat.

Medan gravitasi mereka tertarik. Sangat kuat. Sebuah kebohongan yang diakui dengan jujur “ aku sangat ingin bertemu”. Tak hanya ia tapi juga seseorang itu. Seseorang yang padanya rindu itu akan ditujukan. Padang hatinya telah bersemai dengan tanaman-tanaman kasih. Kuncupnya mulai mengembang. Ada rindu disana. Dan hanya tangan seseorang itu rindu itu akan dipanen. Disimpan dalam keranjang berwarna-warni. Dan disimpan dalam lemari hatinya.


Ini bukan yang pertama kalinya ia mencuri waktu. Ini adalah kali kesekian. Entah keberapa. Ia sudah sangat ahli mainkan peran ini. Peran yang mampu ia lakoni tanpa menghapal teks. Peran yang ia lakoni dengan full penghayatan. Karena ini adalah lakon hati.

Ia mengendap dalam diam. Menunggui dunia senyap dalam sunyi. Berdoa dalam bisikan lirih agar malam tak cepat berujung. Ada rindu yang siap dipanen di sini. Dan seseorang yang kan memanennya telah menunggunya diujung jembatan. Dibalik rimbunan semak dan bangunan tak terpakai. Ia menunggang naga disana. Sang pencuri waktu telah jatuh cinta pada sang penunggang naga. Dan bunga-bunga rindu itu akan segera dipetik.

Mereka bertemu. Tak ada patah kata yang keluar. Hanya peluk yang membahasa diantara mereka. Lama. Tak berjeda. Tak berspasi. Rindu itu tumpah disana. Diatas naga hitam yang siap mengangkasa.


“ Apa kabar?” Tanya sang penunggang naga
.
"Baik. Hanya saja merindukan seseorang” jawab sang pencuri waktu.

Seluruh bagian tubuhnya tahu bahwa ini adalah sebuah kesalahan. Pencuri waktu dan penunggang naga sangat memahami itu. Tak perlu ribuan ceramah kuliah yang perlu mereka dengar. Karena ia sangat paham tentang itu. Jika mencinta adalah sebuah kesalahan ia takkan memilih benar. JIka pun cinta tetap salah, ia akan tetap mencari pembenaran atas kesalahan ini.
Alam sadarnya paham bahwa cinta keduanya sangatlah mengideai. Hanya mampu menjejaki lantai langit tanpa benar-benar mampu mencumbui tanah bumi. Pencuri waktu sangat sadar bahwa waktu untuknya kian menipis. Ia harus segera pergi dan menyulam kisah dengan pencuri yang lain. Penunggang naga pun tak pernah bisa melewati batas pengandaian. Tak pernah benar-benar melafal doa untuk sebuah kemustahilan abadi.

Mereka sangat mengerti bahwa ada batas berdoa. Yaitu ketika kamu secara sadar paham meski berdoa sampai air mata mengering sekalipun Tuhan telah menjawab dengan kata “tidak” jauh sebelum kamu melafalkan doa itu. Karena itu pencuri waktu tak mengandalkan doa kali ini. Ia mengikuti kata hatinya. Mengikuti sebuah keinginan kuat yang membuat hatinya tak tentram. Ia perlu meredakan badai hurricane dalam jiwanya. Dan satu-satunya cara adalah mendatangi sang penyebab badai bermula.Tubuhnya mungkin melemah. Virus mencampuri hidupnya beberapa hari ini. Namun hati ini menderita sakit yang lebih parah. Sakit yang perlu terobati. Badai itu perlu diredakan. Agar bunga rindu mampu dipetik kuntumnya.


Waktu telah benar-benar dicuri olehnya. Mereka mengangkasa tanpa jejak ke langit. Menuju tempat dimana waktu bumi tak terikat olehnya. Medan gravitasi keduanya sangatlah kuat saling tarik menarik. Hanya sebuah tameng yang kuat yang mampu menghindari ledakan benar jika keduanya brsinggungan. Konsekuensi itu telah dipahaminya sejak dulu. Ia adalah tameng bagi dirinya sendiri. Pencuri waktu sadar bahwa hanya dengan kekuatannya semesta yang tak saling berdekatan itu mampu beriirsan tanpa terjadi sebuah guncangan amat dahsyat di kedua universe itu.


Sesekali ada guncangan hebat. Pencuri waktu pun menikmatinya. Adakala dimana sang penunggang naga hampis saja meledakkan keduanya. Namun tameng itu masihlah ampuh.

“Aku harus jadi tameng untuk ini. Karena jika tamengku rapun dan patah maka baju besi yang kau miliki pun takkan membuatmu kebal lagi. Dan semesta kita takkan sama lagi” tutur pencuri waktu.


Penunggang naga pun sangat paham akan ini. Ia mampu menghormati tiap putusan sang Pencuri waktu. Meski di langit yang tak terpetakan ini tetap masih ada aturan yang perlu ia hargai. Aturan-aturan yang dibawa oleh Pencuri waktu maupun aturan-aturan yang melekat secara personal pada dirinya.


Dan detak malam mengikuti detak jantung yang tak karuan menuju ujung waktu. Ada lapis-lapis cinta yang kembali terajut diantara mereka. Lapis yang lebih baru mungkin. Tapi mungkin juga menjadi lapis paling terakhir yang kan mereka rajut. Mereka tak pernah memedulikannya. Karena mereka telah mencuri waktu malam ini untuk bisa lebih bahagia.


“Izinkan aku menghormatimu seperti para perempuan-perempuan dari bangsaku menghormati pria” tutur sang pencuri waktu dan mencium tangan sang penunggang naga.


“Kau telah menempati satu ruang di hatiku. Menjadi bagian yang lebih khusus. Aku mengagumi siat dan karaktermu karena itu aku mencintaimu” kata sang penunggang naga.

“ Aku pun mencintaimu. Jika kau bertanya “Masihkah”?.Akan kujawab “Selalu”. Aku menitipimu bahagia. Jika kelak ada penunggang perempuan yang mencuri setengah hatimu aku rela memberikan tempatku. Biarlah ia menjadi nyatamu”tutur pencuri waktu.

Jalinan ini tak berujung. Dan kelak mereka akan tahu mengapa mereka dipertemukan dalam sebuah ikatan cinta yang rumit dan begitu ajaib. Mereka hanya meyakini bahwa tak ada selamat tinggal di sini.


“Sampai Jumpa” kata penunggang naga sambil mengecup kening pencuri waktu.

Ya. Selamat pagi…. (*)

28/07/2010

(Mengantuk dan berusaha menyelesaikannya:)

Comments

Popular posts from this blog

Tips Memilih Majalah Anak Untuk Buah Hati

Menanamkan hobby membaca pada anak perlu dilakukan sejak dini. Kebiasaan membaca haruslah dimulai dari orang tua. Memberi akses pada buku-buku bacaannya salah satu langkah penting. Namun, membacakan cerita dan mendapatkan perhatian anak-anak merupakan tantangan tersendiri.  Ara dan Buku Bacaannya Saya mengalaminya sendiri. Ara (3 tahun) cukup gampang untuk bosan. Memintanya fokus mendengarkan kala saya membacakannya buku cukup susah. Pada waktu-waktu tertentu ketika dia menemukan buku yang menarik perhatiannya, dia dengan sukarela memintaku mengulangnya berkali-kali. Namun, ketika saya membacakannya buku yang tidak menarik minatnya, dia memilih bermain atau sibuk bercerita sampai saya berhenti membaca. Untuk menarik minatnya akan buku, setiap kali ke toko buku saya membiarkannya memilih buku apa yang ingin dia beli. Kebanyakan pilihannya ada buku cerita dengan karakter favoritnya, Hello Kitty. Untuk buku anak- anak pilihanku, syaratnya adalah ceritanya pendek, kalimatnya mudah ia paham

Tentang Etta

Aku mungkin terlalu sering bercerita tentang ibu. Ketika ia masih hidup hingga ia telah pulang ke tanah kembali aku selalu mampu menceritakannya dengan fasih. Ia mungkin bahasa terindah yang Tuhan titipkan dalam wujud pada tiap manusia. Tapi izinkan kali ini aku bercerita tentang bapak. Pria terdekat yang selalu ada mengisi tiap halaman buku hidupku.Pria yang akrab kusapa dengan panggilan Etta, panggilan ayah pada adat bugis bangsawan. Kami tak begitu dekat. Mungkin karena perbedaan jenis kelamin sehingga kami taklah sedekat seperti hubungan ibu dangan anak perempuannya. Mungkin juga karena ia mendidikku layaknya didikan keluarga bugis kuno yang membuat jarak antara Bapak dan anaknya. Bapak selalu mengambil peran sebagai kepala keluarga. Pemegang keputusan tertinggi dalam keluarga. Berperan mencari nafkah untuk keluarga. Meski Mama dan Ettaku PNS guru, tapi mereka tetap bertani. Menggarap sawah, menanam padi, dan berkebun. Mungkin karena mereka dibesarkan dengan budaya bertani dan

Misteri Sepatu Menggantung di Kabel Listrik

Sumber : Athens News Sepasang sepatu menggantung lunglai di tiang listrik. kabel listrik tempatnya bergantung kokoh tak ingin melepaskan sepatu itu menghujam bumi. Pertama kali tiba di Athens, saya cukup heran dengan sepatu-sepatu yang tergantung di kabel-kabel listrik itu. Kutanya ke seorang teman bule tapi ia tak memberi jawaban yang memuaskan. Kupikir sepatu-sepatu itu dilempar begitu saja karena sudah dirusak atau tidak dipakai. Atau asumsiku yang lain adalah sepatu itu milih olahragawan yang berhenti dari profesi dan memilh menggantung sepatu. seperti pemain sepakbola. Tapi sepertinya asumsi olahragawan itu tidak benar, karena sepatu-sepatu yang menggantung di tiang listrik cukup mudah ditemukan. Jalan-jalanlah di seputaran Athens dan kau akan mendapati sepatu-sepatu menggantung di tiang listrik.  Uniknya sepatu yang digantung itu hanyalah sepatu-sepatu kets. Fenomena ini disebut Shoefiti dan terjadi diberbagai tempat di Amerika. Nyatanya bukan hanya saya saja yang penasar