Seri terakhir dari Percy Jackson and The Olympian telah terbit. Pertarungan Percy Jackson the Son of Poseidon untuk memenuhi takdirnya atas sebuah ramalan Oracle di beberapa waktu silam melawan penguasa Titan, Kronos terjadi.
Kronos yang makin kuat dalam tubuh inang manusianya, Luke Castellan memimpin pertarungan menyerbu New York dengan target Empire State Building. Tak ada manusia fana yang tahu bahwa sesungguhnya peradaban barat yang saat ini menjadi pusat peradaban dunia menjadi tempat para Dewa-dewa Olympus melanjutkan kehidupan dunia atasnya. Jika kau menyempatkan diri ke Empire State Building, sebutlah lantai 600.Jika security mempercayaimu, dia akan menyilakanmu naik lift. Karena sesungguhnya disanalah para Dewa-Dewa menjalankan kehidupan abadinya.
Percy Jackson akan segera menginjak umur ke 16-nya di perkemahan Blasteran, sekolah para Demigod. Anak-anak dewa-dewi dari percampuran Dewa dan manusia fana. Diramalankan salah satu anak dari anak dewa utama (Zues, Poseidon, dan Hades) akan menyelamatkan Olympus atau menghancurkan Olympus saat menginjak usia 16 tahun.
Kronos berniat menuntut balas kepada para Dewa-Dewa yang notabenenya adalah anak-anaknya sendiri karena telah menggulingkan tahtanya di masa lalu. Membuangnya bersama para pengikutnya di Tartarus, lubang hitam dan tak berujung di alam kematian.
Bersama Annabeth Daugther of Athena, Grover sang Satir, dan Rachel-manusia fana yang mampu melihat melalui kabut-, Percy harus berhadap-hadapan dengan Kronos yang makin kuat dengan bala tentara para dewa-dewa minor yang membenci Olympus, monster-monster, dan para blasteran yang mampu ia hasut untuk menjadi pengikutnya.
Percy bersama para pelajar Perkemahan blasteran, Centaurus, Roh-roh alam, berusaha mempertahankan Olympus yang ditinggal para Dewa-dewa karena teralihkan oleh Thypon. Thypon adalah monster yang dikirim Kronos di masa silam untuk mengkudeta Olimpus namun mampu dikalahkan para Dewa-Dewa. Namun kali ini Kronos memiliki strategi lain. Mengalihkan perhatian para dewa, sementara ia secara langsung menyerang menduduki Olympus dan menyerang singgasana para dewa. Tempat yang menjadi sumber kekuatan dan penanda kekuasaan para Dewa. Jika kau telah sampai ke lantai 600 dan mendapati 12 kursi yang tinggi menjulang hingga 6 meter. Jangan pernah mencoba untuk memanjati dan duduk di atasnya. Karena Dewa atau Dewi itu mampu menghanguskanmu dalam sekejap.
Namun Percy melakukannya. Hampir saja ia dijadikan ikan salmon bakar oleh ayahnya, Poseidon. Namun ini satu-satunya cara agar ayahnya memahami bahwa pertempuran Poseidon di laut juga menjadi pengalihperhatian. Agar kekuatan 12 Dewa tidak menyatu dan mereka tak bisa mengalahkan Thypon.
Sepanjang pertengahan buku ini hingga halaman terakhirnya aku mendapat sajian pertempuran para blasteran dengan para Titan. Jika dibuku pertama hingga empat aku menemukan banyak dewa-dewa yang belum aku kenal, di buku kelima ini hanya ada dewa Morpheus (Dewa Tidur) yang menidurkan semua manusia fana saat pertempuran berlangsung. Mungkin dari asal kata itulah Morphin diambil. Ada juga Dewi Hestia, dewi penjaga perapian yang membimbing Percy untuk mengenal lebih jauh tentang Luke Castellan, inang tubuh kronos yang juga musuh Percy.Dan tak lupa Dewi Demeter-Dewi Pertanian, Ibu dari Persephone (Dewi Musim Semi), istri dari Hades.
Hingga buku kelima aku baca aku masih membandingkan buku ini dengan Harry Potter. Meski aku tahu bahwa Seri ini sangat berbeda dengan Harry Potter. Tapi tak ada salahnya membandingkan kedua seri ini. Agar kau dapati bahwa kedua saga ini asyik untuk dijadikan bacaan.
Kekompleksan tokoh di buku Percy Jakson ini tidaklah sekompleks di Harry Potter. Banyak tokoh-tokoh demigod yang dimunculkan namun pengekspolrasian cerita hanyalah seputar Annabeth, Percy, Dan Grover. Sehingga ketika beberapa karakter yang harus tewas tidaklah setragis kematian tokoh-tokoh di Harry Potter. Perbedaan ini pun perlu juga dlihat dari pilihan gaya bercerita yang dipakai pengarang. JK.Rowling menuliskan Harry Potter dengan sangat dramatis dan penuh misteri. Tak tertebak hingga akhir cerita. Makin tinggi tingkat bukunya makin suram ceritanya. Sedangkan Rick Riordan menuturkannya dengan sangat jenaka. Sangat cocok dibaca untuk anak usia SD-SMP. Judul-judul babnya pun tidak sekelam bagaimana tuturan cerita di dalamnya. Percy sang tokoh utama pun memiliki sense of Humor yang sangat tinggi sehingga meskipun bertarung melawan Kronos selalu saja ada hal yang mampu membuat pembaca tertawa.
Kesamaan point yang aku dapati adalah kedua cerita ini adalah tentang sebuah ramalan.
Ramalan yang tampaknya menjadi momok, baik d dunia Dewa maupun dunia penyihir. Jika Harry Potter Karakter-karakter jahat tetap konsisten jahatnya hingga akhir seri, di Percy Jackson pada akhirnya hanya Kronos lah yang benar-benar jahat . Luke Castellan pada akhirnya mengorbankan dirinya. Ethan Nakamura sang blasteran pengikut Kronos pun mati karena menyerang Kronos.
Ketika aku menyelesaikan buku terakhir ini rasanya seperti kehilangan lagi sebuah serial yang asyik. Meski rasa ingin tahu akan ending cerita terpuaskan. Tapi rasanya seperti kehilangan lagi sebuah cerita panjang yang mampu membuat penasaran. Semoga ada lagi cerita seri semenarik ini.(*)
foto : ifyouforgetme.wordpress.com
wah penggemar Percy Jackson yah?
ReplyDeleteadek gw juga demen tuh!
iya mas. keren!!!!!salam kenal
ReplyDeletebener keren banget bukunya aku juga udah baca
ReplyDeletethanks vania. suka juga y sm cerita2 mitologi????
ReplyDeleteargh...... gwe belum baca yang serie 5...................... seru abis pasti........
ReplyDelete