Skip to main content

Pohon Natal Bersinar di Athens

Athens mungkin adalah kampung kecil di Amerika. Tak sebesar Colombus yang memiliki jalan-jalan layang yang tinggi. Mobil-mobil yang lalu lalang. Atau mall-mall ramai. Apalagi seperti New York yang penuh dengan pencakar langit dan terkenal seantero dunia. Athens adalah kampung kecil yang bisa dikeliling hanya sekedar joging di pagi hari. Setiap sudut bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Tiap bertemu orang, pasti wajahnya cukup familiar. Probabilitas untuk bertemu cukup tinggi. Pernah sekali saya bertemu seorang bule di Walmart yang kemudian menyapa "Hi, good to see you again". Wajahnya cukup akrab,entah pernah bertemu dimana.

Frosty's Christmas Tree

Tapi sekalipun Athens begitu kecil, saya menyukai tinggal disini. Meski kampung kecil, namun Athens selalu berusaha menghadirkan acara-acara yang menyenangkan. Setiap hari perayaan, sedapat mungkin mereka mengadakan sebuah acara yang melibatkan komunitas. Seperti karnaval pada saat Halloween atau trick or treat di downtown.


Menyambut natal tahun ini, Athens menyelenggarakan Athens Lighting Tree Festival. Pohon-pohon dipasangi lampu-lampu kecil yang menyala kala malam hari. Ornamen-ornamen natal mulai dipasang diberbagai sudut kota. Pohon evergreen dihiasi lampu-lampu dan pernak-pernik natal. Di pusat court street, depan court house dipasang pohon natal yang penuh dengan lampu, gambar manusia salju, dan kepingan CD yang tampak mengkilap. Pohon natal ini adalah sumbangan dari Ohio University. Di sampingnya berdiri rumah merah mungil yang di atas pintunya bertuliskan "Santa".

Rumah Santa

Pukul 5 sore, ketika petang datang lebih awal, anak-anak kecil bersama keluarga mengantri di depan rumah merah itu. Jaket hangat, sepatu boots, dan topi hangat menjadi peralatan lengkap yang digunakan kala itu. Cuaca musim dingin perlahan datang menyapa. Mengabarkan musim telah berganti. Tapi anak-anak itu tetap ceria menunggu. Bertanya-tanya pada ibunya tentang kakek tua yang akan mereka temui. Mereka menunggui Santa. Pria berambut dan berjanggut putih dengan baju merah bludru. Serta tawa khas yang menyenangkan. Santa adalah ikon natal. Bagi anak-anak tak ada natal jika tanpa Santa.
Santa turun dari mobil pemadam kebakaran

Saya tidak merayakan natal. Tapi saya selalu menyenangi saat natal. Di kampung natal identik dengan film-film keluarga yang menampilkan pohon kerucut hijau yang besinar. Sosok Santa Klaus yang penuh magis. Dan hamparan salju yang selalu menyertai natal. White Christmas isitilahnya. Dan ketika berada di Athens saat natal, membuat saya serasa berada di cerita-cerita film yang saya tonton waktu kecil. Karenanya, saya pun turut senang ikut mengantri bersama ibu-ibu dan anak-anak itu.

Mom, I wanna eat candy

Rumah mungil itu masih tertutup. Para pemain band masih bersiap. Anggota Singing Man belumlah lengkap ketika saya berdiri dalam antrian untuk berfoto dengan Santa. Hanya 5 kluarga di depanku. Kupikir hanya orang-orang seperti saya yang akan ikut acara ini. Orang yang excited terhadap hal-hal baru. Nyatanya 10 menit kemudian, antrian mengular. Anak-anak kecil dan para orang tua bertambah. Bahkan bayi umur 4 bulan pun ikut antri. Hawa begitu dingin, tapi anak-anak itu mengantri dengan ceria.
Naik kereta kuda

Tiga kereta kuda berjajar rapi. Beberapa memilih mengantri naik kereta kuda. Ambulans kota Athens tiba dengan sirine yang membahana. Disusul dengan mobil pemadam kebakaran yang berhenti tepat depan rumah merah. Ada sosok gemuk yang melambaikan tangan dari balik jendela pemadam kebakaran. Santa Klaus....!!!! Anak-anak melambaikan tangan menyambut Santa. Ia turun dari mobil pemadam kebakaran dengan suara tawa yang khas "ho ho ho ho...". Kupikir Santa akan menggunakan kereta ditarik rusa dengan rudolph yang berhidung merah berdiri paling depan. Ternyata Santa kali ini memakai mobil pemadam kebakaran. Hmmm....Santa lagi nyambi kali ya jadi pemadam kebakaran, kan belum malam natal. 
Say "Merry Christmas"

Akhirnya sesi foto bersama Santa dimulai. Kupikir Ara akan menangis dekat Santa, tapi ternyata dia hanya memandangi Santa dengan pandangan ingin tahu. Karena takut Ara menangis kalo dipangku Santa jadi saya kecipratan duduk dekat Santa Klaus. Hahahahahaha. I feel very lucky to have a baby. Berfoto dengan Santa, dicetak gratis sama Athens News, dapat permen pula. Ho ho ho ho.
Terakhir naik kereta kuda keliling Court Street. Dingin makin menusuk meski baru jam tujuh lewat. Untungnya, foto bersama Santa selesai juga dicetak. Selesai mengambil foto, kami buru-buru pulang. Rindu hangat apartemen yang nyaman. Happy Holiday!(*)

Comments

Popular posts from this blog

Dapat Kiriman Moneygram

Ini adalah pengalaman pertama saya mendapatkan kiriman uang dari luar negeri. Sedikit norak dan kampungan sih. Tapi tak ada salahnya membaginya di sini. Setelah saya googling di internet kurang yang mau berbagi pengalaman tentang transferan luar negerinya. Nah, karena Kak Yusran yang bersekolah di Amerika berniat mengirimi saya uang buat tiket ke Bau-Bau, maka dia akhirnya mengirimkan uang. Dalam bentuk dollar lewat jasa layanan Moneygram yang banyak tersedia di supermarket di Amerika. Moneygram sama seperti Western Union. Tapi Western Union lebih merakyat. Mereka bekerja sama dengan kantor Pegadaian dan kantor pos. Sehingga di kampungku pun ada fasilitas Western Union (tapi saya belum tahu berfungsi atau tidak). Moneygram sendiri setahu saya hanya bekerja sama dengan beberapa bank. Saya belum pernah tahu kalo Moneygram juga sudah bekerja sama dengan kantor pos, meskipun informasi dari teman-teman di twitter mengatakan demikian. Jasa layanan pengiriman uang macam Moneygram dan Western

Misteri Sepatu Menggantung di Kabel Listrik

Sumber : Athens News Sepasang sepatu menggantung lunglai di tiang listrik. kabel listrik tempatnya bergantung kokoh tak ingin melepaskan sepatu itu menghujam bumi. Pertama kali tiba di Athens, saya cukup heran dengan sepatu-sepatu yang tergantung di kabel-kabel listrik itu. Kutanya ke seorang teman bule tapi ia tak memberi jawaban yang memuaskan. Kupikir sepatu-sepatu itu dilempar begitu saja karena sudah dirusak atau tidak dipakai. Atau asumsiku yang lain adalah sepatu itu milih olahragawan yang berhenti dari profesi dan memilh menggantung sepatu. seperti pemain sepakbola. Tapi sepertinya asumsi olahragawan itu tidak benar, karena sepatu-sepatu yang menggantung di tiang listrik cukup mudah ditemukan. Jalan-jalanlah di seputaran Athens dan kau akan mendapati sepatu-sepatu menggantung di tiang listrik.  Uniknya sepatu yang digantung itu hanyalah sepatu-sepatu kets. Fenomena ini disebut Shoefiti dan terjadi diberbagai tempat di Amerika. Nyatanya bukan hanya saya saja yang penasar

June, I Wont Remember

Ada yang ironi membaca judul yang kubuat di atas. Mengapa? Karena dua tahun lalu saya mengumpulkan cerpen-cerpen dan prosaku dalam satu buku yang kuberi judul "June, I Remember".  June, you come. As usual. Once in a year. Setia seperti matahari pagi yang terbit. Sayangnya, Juni kali ini tidak begitu kunantikan. Ada satu, dua dan beberapa alasan kenapa saya tidak begitu senang dengan Juni. Ini hanyalah pendapat pribadi dan hanyalah pada tahun ini.  Kenangan dan ingatan akan bulan juni di masa silam terlalu romantis di kepalaku. Membulat dalam ruang kosong hampa dan beterbangan di sana. Kemudian Juni tahun ini seperti chaos yang meluluhlantakkan  ruang kosong itu. Angan membuyar, debu kenangan mengabut. Namun, sekalipun demikian kenangan-kenangan itu melekat samar di benakku. Karenanya Juni tahun ini datang membawa hawa tak menyenangkan. Saya perlu berlari. Chaos pastinya tak mampu terelakkan namun pergi adalah langkah paling kongkret untuk meminimalisir kesakitan. Maka, Juni,