Skip to main content

Sekali Lagi Tentang Ema

This Ema...
Malam menjelang. Film kartun Sinbad yang kutonton di laptopku sudah menunjukkan credit title. Sang Pahlawan (atau pencuri itu) kembali mengarungi samudera. Bersama kekasih yang "dicurinya" dari sahabatnya. Lupakan tentang Sinbad. Aku tak ingin membicarakan ia disini.


Masih terngiang kalimat terakhir Marina pada Sinbad ketika ia menjelaskan betapa menakutkannya lautan untuk dilayari, "I'll Protect U"kata Marina. Halaman Facebook penuh dengan tulisan tentang Ema. Hmmm...bukannya hari ini masih tanggal 21 november. Ada yang salah.Hari ini tanggal 22 november. Dan besok adalah ulang tahunnya. 


Hei, aku belum mempersiapkan apapun buatnya. Aku pun belum menulis tentangnya. Dan waktu sebentar lagi menuju angka 12 malam waktu Makassar. Kado biasanya disiapkan sehari sebelum hari ulang tahun. Paling dramatis jika benar-benar tepat pukul 00.01 di hari ulang tahunnya.


Apa yang harus aku tulis untuk ulang tahunnya? Aku sudah pernah dan telah terlalu sering menulis tentangnya. Dialah perempuan yang paling banyak menitipkan mimpinya padaku. (Waahhh, Ema bertemu dengan Reza Rahadian dan Bellamy mungkin agak sulit bagiku. Aku harus menumbuhkan kegairahan akan mereka :p). Dia serupa buku yang tak pernah bisa selesai di baca.


Jangan tanyakan padaku tentang jika ingin menebak tentang Ema. Meski kami dekat Ema tetaplah seperti cuaca El Nino yang menjadi La Nina. Aku tak pernah mampu menebak wajahnya. Apa yang ada dalam pikirannya. Dan ia sedang mencintai siapa. Jika aku adalah tipe yang suka "pamer' perasaan, dia adalah seperti sumur di tanah kering. Perlu menggali sedalam mungkin untuk menemukan jawaban pertanyaan-pertanyaan itu. 


Ema tipe pendengar. Jika ingin mendengarnya curhat, maka berdoalah 7 hari 7 malam. Karena ia sangat susah  untuk berada di posisi yang didengarkan. Perlu moment "curhat berjamaah" baru kemudian kamu tahu apa yang ada di hati. Tapi yakinlah info yang kamu dapat pun masihlah dangkal. Ia adalah tipe orang yang curhat yang kemudian perlu diberi advice. Karena diriku bukan tipe yang suka memberi Advice, makanya dia yang menjadi pendengarku dan dirinya yang memberiku nasehat. Hehehehehe.


Perlu wartawan inversitigasi untuk mengorek banyak tentangnya. Dan sebagaimana perempuan (mungkin ini penilaian subjektifku) dia lebih menyenangi curhat bersama para pria. Hahahahaha. Apalagi topiknya pria. Karena sesuai pepatah "Hanya pria yang mampu memahami pria":). Bahkan jika kau mau membaca Ema dari tulisan-tulisan, dia tetaplah seperti Bella yang mampu menyelubungi diri. 


Ema seperti sebuah lukisan yang tak terbahasakan. Kata-kata terlalu minder untuk mencari padanan untuknya. Ia adalah lukisan yang hanya perlu dirasakan. Kau hanya perlu berinteraksi dengannya, berbicara dengannya dan kau menemukan rasa tentangnya. Ia adalah proyeksi unik dari berbagai sudut. Aku bukanlah kurator lukisan, jadi anggaplah seperti itu.


Aku sudah terlalu banyak menulis tentang Ema. Mungkin harus bersamanya lagi melewati banyak malam agar aku menemukan cerita yang lain lagi tentangnya. Dia menitipkan mimpi untuk bertemu dengan Reza Rahadian.Untuk kali ini sayang, kerjalah dengan kakimu sendiri karena rasanya akan berbeda. Semesta kalian pernah bersinggungan, hanya saja kamu tidak sedikit berani untuk menubruk masuk ke orbitnya. Kali lain, lakukanlah. Tidak akan membuatmu mati, hanya membuatmu tampak kampungan. Tapi bukankah perlu kampungan untuk meraih mimpi :D.hihihihihihi


Btw, Selamat Ulang Tahun Ema. Nanti aku ajak gila-gilaan lagi ya. Berdua seperti dulu.

Comments

Popular posts from this blog

Seketika Ke Sukabumi

twit ekspektasi vs twit realita Setelah kelelahan karena hampir seharian di Mal sehabis nonton Dr.Dolittle pada hari rabu, dengan santai saya mencuitkan kalimat di Twitter "karena udah ke mal hari Rabu. Weekend nanti kita berenang saja di kolam dekat rumah”. Sebuah perencanaan akhir pekan yang sehat dan tidak butuh banyak biaya. Saya sudah membayangkan setelah berenang saya melakukan ritual rebahan depan TV yang menayangkan serial Korea sambil tangan skrol-skrol gawai membaca utasan cerita yang ga ada manfaatnya.  Sebuah perencanaan unfaedah yang menggiurkan. Tiba-tiba Kamis malam suami ngajakin ke Taman Safari liat gajah pas akhir pekan. Mau ngasih liat ke Anna yang udah mulai kegirangan liat binatang-binatang aneka rupa. Terlebih lagi sehari sebelumnya kami menonton film Dr.Dolittle yang bercerita tentang dokter yang bisa memahami bahasa hewan. Sekalian  nginap di hotel berfasilitas kolam air panas. Hmmm. Saya agak malas sih. Membayangkan Taman Safari yan...

Pride and Prejudice : I’m Bewitched

Tak pernah kusangka saya akan jatuh cinta pada film Pride and Prejudice. Waktu kuliah dan masa-masa belum punya anak, saya tidak pernah tergerak untuk menonton film ini. Prasangka saya terhadap film ini sudah tumbuh sejak memiliki versi Film India di tahun sebelumnya. Mungkin karena hal itu saya kemudian tidak tertarik menontonnya.   Namun karena episode-episode drama korea yang aku nonton udah habis, ditambah kebosanan pada topik medsos yang masih heboh dengan pilpres, dan juga pengaruh hari valentine yang menyebabkan algoritma lapak streaming merekomendasi film-film romantis menjadi sebab akhirnya saya menonton film ini Semuanya berawal dari ketidaksengajaan menonton Atonement yang diperankan oleh Kiera Knightley. Film ini cukup bagus, meski di tengah jalan saya udah kena spoiler via wikipedia dan rada senewen dengan endingnya. Tapi kecantikan Kiera Knightley tetap mampu membuat saya menyelesaikan film itu sampai detik terakhir. Saking senewennya dengan ending Atonement, sa...

Membaca Loversus

Kata K Zulham, teman sekantorku Chicklit itu oportunis. Chicklit adalah genre novel remaja yang menceritakan persoalan anak sekolahan dan percintaan. Tapi yang menyenangkan adalah bagaimana kau membaca dan menemukan apa yang ingin kau baca. Bagaimana kamu tersenyum bahagia di ending sebuah buku. Dan ribuan diksi baru menghingapi otak dan pikiranmu karena penyajiannya. Tak peduli jenis bacaan apa pun ia. Tak peduli ia adalah kumpulan cerpen, dongeng sebelum tidur, bacaan remaja,Chicklit, Teenlit atau novel berat yang terlalu ngejelimet. Aku mengikat kesan itu setelah menuntaskan 216 halaman buku Farah Hidayati. Loversus . Sebuah chicklit yang berfokus pada cerita tentang persahabatan dua siswa SMA yang berawal dari adegan pencarian sepatu hingga pencarian TKI dalam geografis Macau dan London. Pada awalnya saya menganggap buku Loversus ini sama dengan chicklit-chicklit yang pada umumnya hanya sekedar berdialog dan tidak memiliki kedalaman cerita. Namun aku harus mengubah pendapatku di ...