Skip to main content

Idul Adha Kali Ini

Ini adalah lebaran terjauh yang pernah aku lalui. Berjarak 1413 km, kata Google. Atau 15 derajat dari garis bujur. Selama 24 tahun hidupku setiap lebaran baik itu  Idul Fitri maupun Idul Adha, aku selalu melewatkannya di rumah. Tak peduli hanya ada aku, mamaku, dan Etta, atau hanya ada aku dan Etta saja sejak sepeninggalan mamaku.


Ditengah hiruk pikuk meriahnya takbir di megapolitan ini, ada ruang di hatiku yang merindukan suasana malam lebaran di rumah. Dulu mama akan sangat sibuk memasak di dapur. Malam ini pasti kakak ipah (jika lebaran di rumah, akan sama sibuknya). Jika dulu mama memasak ayam nasu likku' maka menu itu telah berubah menjadi coto ayam.


Dan aku selalu memerankan peran sebagai pembantu umum. Harus bersedia ditempatkan di mana saja. Menerima tugas apa saja. Mulai dari membersihkan rumah sampai mencuci piring. Meracik bumbu bukanlah keahlianku. Karenanya kerja-kerja membersihkan selalu menjadi jatahku.


Malam takbiran di rumah, sepi dengan takbir. Di Bengo, desa sesunyi itu takbiran hanyalah dilakukan setengah jam setelah shalat Isya. Setelahnya ia kembali tertelan oleh sunyi malam. Namun aku selalu menyenangi lebaran di rumah. Ada rasa yang takkan pernah aku dapatkan di tempat lain. Rasa yang sudah aku akrabi sejak aku masih ditimang.


Aku rindu beribadah di mesjid depan rumah. Bertemu teman-teman sekolah yang semuanya telah menjadi perempuan-perempuan dewasa. Ibu-ibu cantik yang menjagai anaknya. Masih aku ingat 14 tahun lalu ketika kami bermain lompat tali di depan halaman mesjid atau bermain masak-masak di samping rumah.


Lebaran ini aku tak sempat lagi nyekar di pusara mamaku.. Ini mungkin pertama kalinya aku tak menjenguknya usai sholat Ied di mesjid. Rasanya sudah seperti ritual mengunjungi di sana. Rasanya sudah sangat lama sejak sepeninggalannya. "Maaf, tak bisa mengunjungi pusaramu. Aku masih terus berusaha menjadi anak yang baik untukmu".


Ini adalah lebaran terjauh yang pernah aku lewatkan. aku yakin akan banyak lebaran lagi yang akan aku lewatkan lebih jauh dari tempat ini. Tapi hatiku selalu rindu pulang. Rindu rumah itu meski dalam sepi sekalipun. Aku menyimpan sepotong hatiku di sana. Kelak aku akan pulang untuk menengoknya. Meski aku belum tahu kapan. 


Rumah, apa kabar keluarga di sana? Aku titip rindu ini dalam doa....
Selamat Idul Adha 10 Dzulhijjah 1431 H

Comments

Popular posts from this blog

Dongeng Kita

Siang ini aku terjaga dari tidur panjangku. Seperti seorang putri tidur yang terbangun ketika bibirnya merasakan hangat bibir sang pangeran. Tapi, aku terjaga bukan karena kecupan. Namun karena aku merasakan indah cintamu di hariku. Mataku tiba-tiba basah. Aku mencari sebab tentang itu. Namun yang kudapati haru akan hadirnya dirimu. Memang bukan dalam realitas, namun pada cinta yang telah menyatu dengan emosi. Kita telah lama tak bersua. Mimpi dan khayal telah menemani keseharianku. Tiap saat ketika aku ingin tertidur lagu nina bobo tidak mampu membuatku terlelap. Hanya bayangmu yang selalu ada diujung memoriku kala kuingin terlelap. Menciptakan imaji-imaji tentangmu. Kadang indah, kadang liar, kadang tak berbentuk. Tapi aku yakin ia adalah dirimu. Menciptakan banyak kisah cinta yang kita lakoni bersama. Aku jadi sang putri dan dirimu sang pangeran itu. Suatu imaji yang indah...

jurnalistik siaran, pindah kost-kostan, dan "capek deh!"

Akhirnya, kembali bisa menyempatkan diri sejenak ke Teras Imaji. Sedikit berbagi kisah lagi dengan diri sendiri. Sekedar untuk sebuah kisah klasik untuk Saraswati dan Timur Angin kelak. Aku tak pernah menyangka bahwa aku bisa bertahan sampai saat ini.meski tugas kuliah menumpuk. Keharusan untuk pindah pondokan. Kewajiban lain yang belum terselesaikan.Problem hati yang menyakitkan. Serta kontrak yang tersetujui karena takut kehilangan peluang meski tubuh ini harus sudah berhenti. Siang tadi (15 nov 06) seharian ngedit tugas siaran radioku. Tak enak rasanya pada teman-teman, memberatkan mereka. menyita waktu yang seharusnya untuk hal lain. Tak enak hati pada Pak Anchu, penjaga jurusan. yang tertahan hanya menunggu kami menyelesaikan tugas itu. Dengan modal suara fals nan cempreng toh aku pun akhirnya harus sedikit PD untuk membuat tugas itu. Meski hanya menguasai program office di komputer, toh aku harus memaksakan belajar cool-edit (yang kata teman-teman yang udah bisa merupakan sesuatu...

babel

Sebenarnya tak ada planing untuk menonton film. hanya karena kemarin arya dan kawan-kawan ke TO nonton dan tidak mengajakku. Dan kemudian menceritakan film 300 yang ditontonnya. Terlepas dari itu, sudah lama aku tak pernah ke bioskop. Terkahir mungkin sam kyusran nonton denias 2 november tahun lalu. (waa…lumayan lama). Dan juga sudah lama tak pernah betul-betul jalan sama azmi dan spice yang lain J Sebenarnya banyak halangan yang membuat kaimi hampir tak jadi nonton. Kesal sama k riza, demo yang membuat mobil harus mutar sampe film 300 yang ingin ditonton saudah tidak ada lagi di sepanduk depan mall ratu indah. Nagabonar jadi dua, TMNT, babel, dan blood diamond menjadi pilihan. Agak ragu juga mo nonton yang mana pasalnya selera film kami rata-rata berbeda. Awalnya kami hampir pisah studio. Aku dan echy mo nonton babel atas pertimbangan sudah lama memang pengen nonton. (sebenarnya film ini udah lama aku tunggu, tapi kemudian gaungnya pun di ganti oleh nagabonar dan 300). Serta pem...