Skip to main content

Wisata Planetarium,Wisata Bintang-Bintang

(ilustrasi)
Setiap mendengar kata planetarium maka yang ada dalam kepalaku adalah bintang, langit, dan segala hal yang sangat romantis. Sejak menonton film petualangan Sherina waktu jaman SMP dulu, aku sudah berangan-angan meneropong bintang dari Obsevatorium Boscha di Bandung.


Selama ini aku berpikir hanya ada satu tempat untuk mempelajari Bintang di Indonesia. Ya, di Boscha itu. Karenanya, aku merasa sangat excited saat mendengar ada planetarium di Jakarta. aku sudah membayangkan sebuah tempat untuk mengamati bintang. Tapi, ternyata planetarium Jakarta tidaklah seperti bayanganku. Dia adalah tempat pertunjukan video tentang langit dan benda angkasa lainnya.


Sebenarnya, tak ada niat ke planetarium Jakarta. Hanya saja karena sedang mencari informasi tentang film Megamind yang tayang dibioskop maka dipilihlah XXI Taman Ismail Marzuki (TIM). Tempat planetarium Jakarta juga berada. Sekali naik bajaj, dua tempat dikunjungi.


Setelah searching di blog tentang planetarium ternyata tempat ini lumayan ramai dikunjungi. Ada empat kali pertunjukan. Dan jika ingin menonton pertunjukan pertama yang dimulai pukl 10.00 pagi maka terlebih dahulu harus ngantri pukul 08.00 pagi. kemungkinan terburuknya adalah harus ngantri berlama-lama.
Nah, kemungkinan terburuk itu pun jadi kenyataan. Pukul 10.00,empat bus sudah parkir di halaman depan TIM. Gedung planetarium dipenuhi anak-anak berseragam sekolah. Paling banyak anak SD dan anak TK. Rasanya seperti berkunjung ke sekolah.


Tiket pertunjukan pertama telah habis. Loket telah tutup. Aku menyempatkan berkeliling di area gedung. Dinding-dinding dilukisi dengan wajah-wajah ilmuan dan para filosof. Namun aku hanya mengenali wajah si Copernicus saja. Tiang-tiangnya dilukisi dengan gambar-gambar rasi bintang. Ada Perseus yang memegang kepala Medusa, Hercules, Gemini, dan banyak lagi. Sayangnya ruang exibhition-nya tertutup. Padahal aku sangat ingin berfoto di Bola bumi yang sangat besar.
Berfoto dulu sebelum antri :)


Saat Antri


Pukul 10.30 siang loket tiket dibuka untuk pertunjukan pukul 11.00. Layar televisi sebagai petunjuk jumlah kursi terpampang di dinding ruang antrian. orang pertama membeli tiket, jumlah nominal kursi berkurang 10. orang kedua membeli tiket 70. Orang ketiga membuat sisa kursi jadi 120. orang keempat memborong habis semua tiket itu. Waaahhh...padahal di loket tiket telah tertulis maximal pembelian tiket 6 lembar/orang. Ckckckckck, peraturannya kok dilanggar. Terpaksa antri lagi deh.


Demi menjaga urutan antrian, aku pun tidak mengitari gedung lagi atau sekedar jalan-jalan keliling TIM. Hampir dua jam mengantri hingga loket terbuka kembali. Rapinya antrian tiba-tiba diserobot oleh ibu-ibu yang membeli 70 tiket karcis. Waaaallllaaaahhh....ini ibu, mau enaknya saja. Nda mau ngantri di belakang. Para pengunjung yang lain pun protes. Namun ibu itu tetap melenggang kangkung bersama rombongannya.
Perlu aturan yang lebih ketat untuk antrian ini. Pembatasan pembelian tiket perlu diberlakuakan secara tegas. Selain itu untuk rombongan tour yang datang sebaiknya mengontak lebih dahulu petugas planetarium sehingga lebih terkoordinir dan tidak mengecewakan pengunjung yang lain.


Saat Pertunjukan


Tempat pertunjukannya serupa kubah. Kursi-kursi di buat melingkar dengan sandaran yang sedikit telentang sehingga mampu melihat ke atas kubah. Ya, layarnya adalah kubah tersebut. Awalnya aku berpikir ini akan seperti menonton film biasa. Namun ternyata, Beda!


Ada proyektor besar ditengah ruang pertunjukan.Proyektor itulah yang memberikan efek langit malam di langit-langit kubah. Saat lampu dimatikan dan proyektor dinyalakan. Show pun dimulai. Serasa melihat langit malam dengan jutaan bintang yang begitu terang. Wuih, jadi ingat kalo lagi berkemah di kampung dulu.
Narasinya pun dibawakan secara langsung. Awalnya aku sempat bingung, kenapa harus memakai narator langsung? Mengapa tidak merekamnya saja. Ternyata pertanyaan itu terjawab saat pertunjukan. Narasi langsung berguna untuk pertunjukan yang lebih interaktif. Selain itu informasi-informasi terupdate tentang luar angkasa perlu disampaikan untuk menambah pengetahuan. Dan lagi narator mampu memperingati audiens yang terlalu ribut.


Bayangkan, hampir separuh pengunjung adalah anak TK. Betapa ributnya mereka. Meskipun telah di dampingi orang tua. Ibu gurunya pun sama ributnya. Jadi teguran langsung sangatlah efektif.
Kubah menggelap saat pertunjukan dimulai. Bintang-bintang bersinar terang. Narator menarasikan bahwa itu adalah langit jakarta pukul 07.30 malam. Hahahaha, jangan harap kenyataan seperti itu. Jakarta sudah terkena polusi cahaya yang sangat parah. Langitnya sangat keren. Naratornya menjelaskan satu persatu tentang benda-benda di langit. Planet, astroide, meteor, hingga galaksi di jagad raya.


Aku paling suka saat tampilan langit berubah menjadi rasi-rasi bintang. Waaahhhh.....seperti mimpi keciljadi nyata. Melihat rasi bintang dalam wujud lekukan dan serupa gambar adalah mimpiku.Karena waktu aku berpikir rasi bintang itu seperti bentuk binatang itu. Misalnya rasi scorpio, bentuknya dilangit adalah kalajengking. Padahal tidak seperti itu. Hahahahaha.Persepsi tentang rasi bintang yang tak pernah berubah sampai sekarang.Menyesatkan.Saat berpura-pura jadi astronot pun mengasyikkan. Bintang-bintangnya bergerak. berputar dari timur ke barat. Waaahhh....jadi pusing.


Berkunjung ke planetarium menyadarkan aku bahwa Tuhan memang tak bermain dadu dalam menciptakan semesta. Jagad ini begitu luas dan bertawaf dengan hukumnya masing-masing. Pengetahuan manusia adalah sebuah pengetahuan yang begitu tipis yang diberikan oleh Tuhan untuk mengungkap semesta ini. Bumi menjadi anugerah yang tak ternilai bagi manusia. Dan sesungguhnya semesta ini adalah sebuah misteri. Alam raya ini adalah salah satu bentuk kuasa Tuhan yang tak boleh dinafikkan manusia.


Maka nikmat Tuhanmu yang mana lagi yang kau dustakan?

Comments

  1. Caramu menceritakan Tempat ini seperti berbaring di padang rumput.
    Reaksi ku sebagai pembaca cuma bisa rasakan warna hitam berputar cepat diatas kepala...ingatan ku ttg Planetorium udah mulai pudar. harus sekali lg kesana.

    ReplyDelete
  2. Cara mu menceritakan ini seperti sedang berbaring di padang rumput.
    Saya cuma membayangkan warna hitam besar berputar cepat diatas kepala, ingatanku ttg Planetorium kayaknya udah memudar...harus kesana sekali lagi :)

    ReplyDelete
  3. hahahaha....artinya cara bertuturnya nda bagus....huahuahua. atau cara bertuturnya terlalu bagus jadi serasa berbaring dirumput ...hihihihihih
    makasih sudah komen BJ :). aku panggil BJ saja ya,Bang Joy :D

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Misteri Sepatu Menggantung di Kabel Listrik

Sumber : Athens News Sepasang sepatu menggantung lunglai di tiang listrik. kabel listrik tempatnya bergantung kokoh tak ingin melepaskan sepatu itu menghujam bumi. Pertama kali tiba di Athens, saya cukup heran dengan sepatu-sepatu yang tergantung di kabel-kabel listrik itu. Kutanya ke seorang teman bule tapi ia tak memberi jawaban yang memuaskan. Kupikir sepatu-sepatu itu dilempar begitu saja karena sudah dirusak atau tidak dipakai. Atau asumsiku yang lain adalah sepatu itu milih olahragawan yang berhenti dari profesi dan memilh menggantung sepatu. seperti pemain sepakbola. Tapi sepertinya asumsi olahragawan itu tidak benar, karena sepatu-sepatu yang menggantung di tiang listrik cukup mudah ditemukan. Jalan-jalanlah di seputaran Athens dan kau akan mendapati sepatu-sepatu menggantung di tiang listrik.  Uniknya sepatu yang digantung itu hanyalah sepatu-sepatu kets. Fenomena ini disebut Shoefiti dan terjadi diberbagai tempat di Amerika. Nyatanya bukan hanya saya saja yang penasar

Mencintaimu

Aku terbangun pagi ini. Masih begitu pagi. Aku menghimpun jiwaku. Aku mengumpulkan cinta di hatiku. Kutemukan begitu banyak cinta untukmu. Aku mencintaimu.aku mencintaimu.aku mencintaimu. Bahagia bisa memilikimu. Bahagia bisa menjadi tempat kembali saat kau butuh. Bahagia bisa menjadi rumah yang hangat untukmu. Aku menemukan ceceran cerita dalam lembar-lembar catatan harianku. Yang lain dating dan pergi. Tapi dirimu selalu ada. Selalu menemani. Tempatku menangis. Tempatku merajuk. Dan tempatku bermanja dan berbagi bahagia. Aku telah membangun rumah dihatimu. Kesana lah aku pulang. Tiga hari ini kurasakan bahwa kita telah menjadi sebuah ikatan yang menyatu. Tiap tindakan haruslah berdasarkan pertimbangamu. Aku harus belajar mengalah dan tak egois. Mendengarkan penilaianmu dan tak egois ketika kita tak bersepakat. Sayap kita adalah telah menyatu. Dan kita akan terbang bersama. Aku mencintaimu, aku mencintaimu, aku mencintaimu….Sangat. Hei, pagi ini aku mendengar Air Supply. Semua laguny

babel

Sebenarnya tak ada planing untuk menonton film. hanya karena kemarin arya dan kawan-kawan ke TO nonton dan tidak mengajakku. Dan kemudian menceritakan film 300 yang ditontonnya. Terlepas dari itu, sudah lama aku tak pernah ke bioskop. Terkahir mungkin sam kyusran nonton denias 2 november tahun lalu. (waa…lumayan lama). Dan juga sudah lama tak pernah betul-betul jalan sama azmi dan spice yang lain J Sebenarnya banyak halangan yang membuat kaimi hampir tak jadi nonton. Kesal sama k riza, demo yang membuat mobil harus mutar sampe film 300 yang ingin ditonton saudah tidak ada lagi di sepanduk depan mall ratu indah. Nagabonar jadi dua, TMNT, babel, dan blood diamond menjadi pilihan. Agak ragu juga mo nonton yang mana pasalnya selera film kami rata-rata berbeda. Awalnya kami hampir pisah studio. Aku dan echy mo nonton babel atas pertimbangan sudah lama memang pengen nonton. (sebenarnya film ini udah lama aku tunggu, tapi kemudian gaungnya pun di ganti oleh nagabonar dan 300). Serta pem