Skip to main content

Kecoa Radioaktif

Binatang kecil berkaki enam itu menemani malamku. Sesekali ia membuat bising. Menggaruk dinding belakang lemari. Bermain di lantai sesukanya. melintas dengan cepat. hanya tertangkap ekor mataku. Aku mengacuhkannya. Tak bergeming dari monitor di hadapanku. Dia pun mengacuhkanku. Kami tak saling kenal. Aku sibuk dengan duniaku dan dia pun sibuk dengan dunianya. sesekali aku bertanya mengapa ia ada di kamar ini. Mungkin ia pun bertanya yang sama, mengapa aku ada di sini.


Malam melarut. aku masih saja sibuk dengan laptop dan modemku. sesekali tertawa cekikikan sendirian.Dia masih juga tetap sibuk ke sana kemari. Tidakkah ia mengantuk, jam dinding yang berbentuk jam tangan anak-anak terus berbetak dengan ribut. jarumnya berimpitan satu dengan yang lain. 12. Di angka itu mereka sperti sedang bercinta. Ah. malam selalu terasa begitu romantis.


Tuan (ataukah Nyonya, atau mungkin Nona) kecoak apa kabarnya hatimu? Adakah di malam ini kamu merindukan seseorang. Gelitik benakku bertanya. Aku tak pernah menemukan kecoa yang lain di sini. Kecuali dirinya. atau mungkin dia kerja paruh waktu. Mungkin malam ini gilirannya. Esok pagi giliran kekasihnya. Hmm...adakah remah makanan yang kau dapat. Aku hanya punya kantong sampah berisi plastik yang mungkin tak begitu enak buatmu. Maaf, piring-piring kotorku telah kucuci setelah makan malam tadi.
Waktu linear di sekelilingku. Pukul 1 dini hari. Aku tak lagi mendengar bisingmu. Dimanakah kau tertidur? Selamat tidur kecoak. besok pagi mungkin aku bertemu dirimu atau kekasihmu.


Pukul 9.00 pagi...
Telingaku mendengar bunyi gemerisik air. Ah, mungkin di luar ruangan ini. Namun riuhnya terdengar. Aku melongo ke gelas kotor di bawah meja. Susu coklat setengah gelas yang tak kuhabiskan disana. ada sesuatu yang mengap-mengap di permukaannya. Hampir tenggelam dan bertahan sekuat tenaga.


Wah, kecoak semalam (Entah, mungkin juga bukan). Apa yang dicarinya di sana. Tak mungkin ia bermaksud belajar berenang. Mungkin ia mencicipi rasa susu itu. Namun, takdir berkata lain. I terperosok dan hampir tenggelam. aku mengambil sendok kotor. Mengangkat tubuhnya yang lemas. Tak bergerak. Ia mati. Aku menghujamkannya ke dalam kantong plastik sampah.


Kemarin kita masih bersama. Hari ini kamu telah pergi. aku turut berduka. batinku. Namun selang beberapa saat ia telah kembali segar bugar. daya tahan tubuhmu kuat juga. ia berlari menuju balik pintu. tersudut disana. aku ingin mengembalikannya ke dalam kantong sampah untuk dibuang nanti.


Ia meronta. Berlari. Tanganku terus mengejarnya. Hingga aku mampu menangkapnya di bawah balutan tisu. aku tak lagi tahu apakah ia masih hidup atau tidak. Ku jejalkan tisu itu ke dalam kantong sampah.


Ada bercak darah di sana. Serangga itu menancapkan kukunya di jariku. Sakit. Aku pusing. mataku berkunang. Tubuhku demam. Aku teringat Peter Parker yang terkena radioactive Spider. Mungkin kah kecoa itu juga adalah kecoa radioaktif??

Comments

  1. hahaha...coba cek, apakah muncul duri-duri di permukaan jari mu?
    ini cerita lucu yang keren dwi :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Kesatria Putih dan Peri Biru

Di sebuah zaman, di negeri antah berantah tersebutlah sebuah kerajaan bernama Koin Emas. Di kerajaan ini semua rakyat rajin bekerja dan pandai menabung. Setiap koin yang dihasilkan dari bekerja setiap harinya disisihkan untuk ditabung untuk masa depan. Sang raja memiliki tempat penyimpanan khusus untuk setiap koin yang disisihkan rakyatnya. Namun terdapat satu koin pusaka yang telah turun temurun diwariskan oleh raja-raja terdahulu. Koin itu diyakini drachma asli dari Dewa yang diturunkan khusus dari langit dan diwariskan untuk menjaga kesejahteraan kerajaan Koin Emas. Koin pusaka tersebut menjadi pelindung kerajaan Koin Emas. Jika koin itu hilang diramalkan kesejahteraan di kerajaan Koin Emas akan berubah menjadi kesengsaraan. Koin itu pun dinilai memiliki khasiat mampu member kekuatan dan kekuasaan bagi yang memilikinya. Raja begitu menjaga pusaka tersebut. Ia takut jika koin pusaka itu hilang atau dicuri. Hingga suatu hari kedamaian di kerajaan itu terganggu. Seekor Naga Merah m...

Pride and Prejudice : I’m Bewitched

Tak pernah kusangka saya akan jatuh cinta pada film Pride and Prejudice. Waktu kuliah dan masa-masa belum punya anak, saya tidak pernah tergerak untuk menonton film ini. Prasangka saya terhadap film ini sudah tumbuh sejak memiliki versi Film India di tahun sebelumnya. Mungkin karena hal itu saya kemudian tidak tertarik menontonnya.   Namun karena episode-episode drama korea yang aku nonton udah habis, ditambah kebosanan pada topik medsos yang masih heboh dengan pilpres, dan juga pengaruh hari valentine yang menyebabkan algoritma lapak streaming merekomendasi film-film romantis menjadi sebab akhirnya saya menonton film ini Semuanya berawal dari ketidaksengajaan menonton Atonement yang diperankan oleh Kiera Knightley. Film ini cukup bagus, meski di tengah jalan saya udah kena spoiler via wikipedia dan rada senewen dengan endingnya. Tapi kecantikan Kiera Knightley tetap mampu membuat saya menyelesaikan film itu sampai detik terakhir. Saking senewennya dengan ending Atonement, sa...

Irfan Bachdim Teman SMP Aku loh!!!!

Di mimpiku Irfan Bachdim pake jaket coklat :) Irfan Bachdim Teman SMP Aku loh!!!! Kok bisa? Ini sebabnya... Siang ini mimpiku begitu ajaib. Aku bermimpi menonton laga Persema dan PSM di stadion Mattoanging. Alasannya siapa lagi kalo bukan Irfan Bachdim. Hahahahahahaha. Disaat itu jelas-jelas aku mendukung Persema. Bukan PSM. Bahkan baju yang kupakai pun adalah seragam Persema. Yang mengejutkan dari mimpi adalah saat aku memperhatikan pemain-pemain   Persema lebih jelas untuk mencari sosok Irfan Bachdim, sosok yang kucari itu bahkan menghampiriku. Berbicara padaku dari pinggir lapangan “Dwi, u’re beautiful”. Sontak saja terkejut. Dimana dia bisa mengenal namaku. “How do u know me” tanyaku.  “ I know you, Ani” katanya. Hei, bahkan nama kecilku pun ia tahu. Aku terkejut. Wow, apa dia menguntitku. Sampai membaca semua isi blogku. Hanya teman-teman SD dan SMP yang tahu nama kecilku. Saat SMA aku tak lagi dipanggil dengan nama Ani. Dan k...