Skip to main content

Ollo Si Beruang

Ollo si Beruang
Di sebuah hutan yang lebat dimana pohon-pohon menjulang tinggi. Akar-akarnya belukar di tanah. Rumput-rumput lebih hijau dari yang pernah kamu lihat. Di dalam hutan semua binatang hidup bersama mengikuti hukum alam. Jangkrik-jangkrik dan serangga mengkolaborasikan suara yang harmonis bersama bunyi bunyi gesekan dahan, dan daun berguguran.


Di hutan ini, jauh di dalam hiduplah seekor beruang. Ia bernama Ollo. Ollo sangat bahagia hidup di hutan. Di sini dia berteman dengan imut si semut. Imut tinggal di bawah tanah di samping pohon yang Ollo jadikan rumah. Tak cuma imut si semut, Ollo juga berteman Acil si kelinci. Mereka sering berkumpul dan bercerita. Atau kadang bermain di sekitar lapangan tempat mereka tinggal.


Tempat tinggal mereka jauh di dalam hutan. Di sana terdapat tanah lapang yang tak terlalu luas. Rumput-rumput tumbuh tapi tidak terlalu tinggi.Di balik rumput-rumput itulah Acil si Kelinci membuat sarangnya. Ada batu-batu besar yang berongga yang menjadi tempat Ollo untuk tidur. Di antara batu-batu itu terdapat satu pohon tua yang menjulang tinngi. Di bawah pohon itulah di balik akar-akarnya imut si semut menyimpan makanannya.


Jika sore, mereka selalu berkumpul. Bermain di rerumputan, bercerita tentang pengalaman mereka. Atau sekedar menunggu matahari terbenam saat sore. Jelang malam ketiga sahabat tersebut berkumpul di undakan batu. Berbaring dan menatap langit malam.


Ollo paling suka melihat langit malam. Ia melakukannya tiap malam jika langit tidak mendung dan hujan. Ia betah berlama-lama melihat bulan dan bintang. Bahkan ia rela hingga pagi hanya melihat langit malam bertabur bintang.


Jika mereka berbaring di undakan batu itu, maka imut si semut dan Acil si kelinci akan mendapatkan dongeng tentang rasi-rasi bintang dari Ollo. Tentang Orion si Pemburu. Sirius si anjing langit. Atau juga tentang cerita ada pohon di bulan. Itu seakan menjadi dongeng pengantar tidur bagi Imut dan Acil.


Suatu malam Ollo tiba-tiba membangunkan teman-temannya. "Imut, Acil, Aku ingin ke bulan. Ingin mencari pohon itu" katanya antusias. Imut dan Acil yang sudah terlelap, kaget dibangunkan.
"Ollo, aku kira ada kebakaran di hutan. Kamu mengganggu saja" sahut Acil sambil kembali tidur. Imut bahkan tidak menggubrisnya. Ia telah lelap kembali.
"Teman-teman, dengarkan. Aku ingin ke luar angkasa. Aku ingin ke tempat bintang-bintang dan bulan" katanya lagi. Sangat antusias.
"Ollo, tidurlah. Sudah sangat larut. Besok pagi saja ceritanya "ujar imut.
Tapi Ollo tidak lagi mendengar komentar Imut. Ia telah yakin tentang misinya. Sambil menggelung memandang langit. Sebuah bintang berkedip di atasnya. Ia tersenyum dalam tidurnya. "Bintang...'gumamnya dalam mimpi.


Esok paginya ia dengan semangat menceritakan keinginannya ke langit. Menjangkau bulan dan bintang. 
"Ollo, itu sesuatu yang mustahil ", kata Acil. "Tak ada beruang yang pernah menjelajah di luar angkasa. Apalagi ingin mengunjungi bulan dan bintang".
"Iya, Ollo. Acil benar. Tapi, mengapa tiba-tiba kamu mau ke bulan dan bintang-bintang itu?"tanya imut penasaran.
"Aku ingin tahu apakah benar ada pohon di bulan. selain itu aku ingin memetik satu bintang kecil di langit untuk kita simpan di sini. Di dalam hutan ini. Aku ingin menyimpannya di buku tulisku" Jelas Ollo.
" Bintang itu tak sekecil itu Ollo. Mungkin dari atas batu ini kita melihat mereka begitu kecil. Tapi mereka tidak ada bedanya dengan bumi. Mereka juga sangat besar. Hanya saja tempat kita sangat jauh darinya sehingga kita melihatnya dalam bentuk kecil" tutur si Imut.


Ollo tampak sedih. Ia membenarkan pendapat teman-temannya. Tapi ia telah jatuh cinta pada langit, bulan, dan bintang. "Apa yang harus aku lakukan? Aku sangat menyukai kelap kelip mereka. Aku ingin menyimpannya di antara buku-buku bacaanku. Di dalam buku-buku tulisku" katanya sedih.


"Begini saja. Kamu kan pintar mendongeng. Nah, buatlah dongeng tentang bintang, bulan, dan benda-benda langit lainnya. Kamu tulis di buku. Bukankah itu sama dengan menyimpan cahaya bulan dan kerlip bintang?" saran si Acil.


"Ya, benar. Itu saran bagus, Cil. Langit juga takkan pernah meninggalkan kita. Ia akan tetap di atas sana. Kita masih bisa melihat bulan dan bintang tiap malam tanpa kamu harus memilikinya. Lagian kalo kamu tetap ngotot, bintang-bintang itu takkan membagi cahaya lagi pada yang lain hanya padamu " kata Imut.


Ollo pun tersenyum sumringah. Teman-temannya telah memberikan solusi paling bijak. Ia akan menuliskan dongeng tentang bintang-bintang. Juga tentang bulan. Dan juga langit. Ia tak perlu mengambil bintang di langit. Biarlah dia tetap di sana. Ia yakin tak hanya dirinya sendiri yang menyukai pemandangan langit malam.


Sore itu ia telah memulai menuliskan dongengnya. Sambil memandang langit ia menulis tentang dongeng tentang putri bintang. Ia telah menambahkan satu bintang lagi. Bintang di buku ceritanya. Bintang di langit tampak berkelap kelip menyambut bintang baru di buku cerita Ollo. 


Tapi,bagaimana dengan cerita pohon di bulan. Ollo tidak lagi mempertanyakannya. Karena ia akan membuat dongeng bulannya sendiri.


( Kamar kost, 101110 -sendirian mengkhayal)

Comments

  1. hahahahahaha....suka ka :D
    saya sumbangkan ko 1 tokoh, nama nya Panda Pinky :D

    ReplyDelete
  2. saya bikin apa mi itu panda pingky di'???

    ReplyDelete
  3. Anonymous12/25/2010

    Salam kenal. Aku baca cerita Ollo si Beruang di http://bit.ly/ed7pkp dan tertarik utk mngubahnya jd podcast #22hari220cerita

    #22hari220cerita adl program dr @IDcerita utk membuat dan mbagikan gratis podcast cerita anak. Info: http://bit.ly/eIPu1P

    Twitterku: @bukik

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Tips Memilih Majalah Anak Untuk Buah Hati

Menanamkan hobby membaca pada anak perlu dilakukan sejak dini. Kebiasaan membaca haruslah dimulai dari orang tua. Memberi akses pada buku-buku bacaannya salah satu langkah penting. Namun, membacakan cerita dan mendapatkan perhatian anak-anak merupakan tantangan tersendiri.  Ara dan Buku Bacaannya Saya mengalaminya sendiri. Ara (3 tahun) cukup gampang untuk bosan. Memintanya fokus mendengarkan kala saya membacakannya buku cukup susah. Pada waktu-waktu tertentu ketika dia menemukan buku yang menarik perhatiannya, dia dengan sukarela memintaku mengulangnya berkali-kali. Namun, ketika saya membacakannya buku yang tidak menarik minatnya, dia memilih bermain atau sibuk bercerita sampai saya berhenti membaca. Untuk menarik minatnya akan buku, setiap kali ke toko buku saya membiarkannya memilih buku apa yang ingin dia beli. Kebanyakan pilihannya ada buku cerita dengan karakter favoritnya, Hello Kitty. Untuk buku anak- anak pilihanku, syaratnya adalah ceritanya pendek, kalimatnya mudah ia paham

Tentang Etta

Aku mungkin terlalu sering bercerita tentang ibu. Ketika ia masih hidup hingga ia telah pulang ke tanah kembali aku selalu mampu menceritakannya dengan fasih. Ia mungkin bahasa terindah yang Tuhan titipkan dalam wujud pada tiap manusia. Tapi izinkan kali ini aku bercerita tentang bapak. Pria terdekat yang selalu ada mengisi tiap halaman buku hidupku.Pria yang akrab kusapa dengan panggilan Etta, panggilan ayah pada adat bugis bangsawan. Kami tak begitu dekat. Mungkin karena perbedaan jenis kelamin sehingga kami taklah sedekat seperti hubungan ibu dangan anak perempuannya. Mungkin juga karena ia mendidikku layaknya didikan keluarga bugis kuno yang membuat jarak antara Bapak dan anaknya. Bapak selalu mengambil peran sebagai kepala keluarga. Pemegang keputusan tertinggi dalam keluarga. Berperan mencari nafkah untuk keluarga. Meski Mama dan Ettaku PNS guru, tapi mereka tetap bertani. Menggarap sawah, menanam padi, dan berkebun. Mungkin karena mereka dibesarkan dengan budaya bertani dan

Misteri Sepatu Menggantung di Kabel Listrik

Sumber : Athens News Sepasang sepatu menggantung lunglai di tiang listrik. kabel listrik tempatnya bergantung kokoh tak ingin melepaskan sepatu itu menghujam bumi. Pertama kali tiba di Athens, saya cukup heran dengan sepatu-sepatu yang tergantung di kabel-kabel listrik itu. Kutanya ke seorang teman bule tapi ia tak memberi jawaban yang memuaskan. Kupikir sepatu-sepatu itu dilempar begitu saja karena sudah dirusak atau tidak dipakai. Atau asumsiku yang lain adalah sepatu itu milih olahragawan yang berhenti dari profesi dan memilh menggantung sepatu. seperti pemain sepakbola. Tapi sepertinya asumsi olahragawan itu tidak benar, karena sepatu-sepatu yang menggantung di tiang listrik cukup mudah ditemukan. Jalan-jalanlah di seputaran Athens dan kau akan mendapati sepatu-sepatu menggantung di tiang listrik.  Uniknya sepatu yang digantung itu hanyalah sepatu-sepatu kets. Fenomena ini disebut Shoefiti dan terjadi diberbagai tempat di Amerika. Nyatanya bukan hanya saya saja yang penasar