Skip to main content

Punya KTP Amerika

Akhirnya saya punya KTP Amerika. Sok pamer? Mungkin iya. Gaya juga masuk dalam kategori itu. Secara selama ini saya cuma punya KTP Bone dan KTP Baubau. KTP Makassar saja nda punya sama skali. Padahal hidup di  Makassar hampir 5 tahun. Nah, dapat KTP Amerika yang disini lebih dikenal dengan nama State ID itu penting buat kelangsungan hidup saya di Athens. Meskipun tinggal 6 bulan lagi, tapi untuk mengisi dompet dengan kartu berbahasa Inggris saya anggap sedikit perlu. Biar sedikit gaya dan jadi kenang-kenangan kalo pulang nanti.
Ngantri bikin State ID
Saya sudah lima bulan tinggal di Athens dan baru ngurus State ID. Ckckckcckck. Padahal saya nda ada kerjaan di rumah. Telat pasalnya yang harus nemenin pergi ngurus sibuk kuliah. Pas musim libur ini baru deh sempat ditemani bikin. Saya menganggap penting State ID itu hanya karena persyaratan untuk menjadi anggota perpustakaan di Athens Library perlu pake State ID. Saya sangat ingin membaca serial ketiga The Lost Hero-nya Rick Riordan, Mark of Athens. Buku ini belum ada di Alden Library. Saya nda yakin sih kalo di Athens Library sudah ada, tapi setidaknya kalo punya kartu perpustakaan saya bisa pinjam buku bacaan buat Ara. Ara akhir-akhir ini sangat suka main dengan buku. Kayaknya sudah perlu membacakannya buku anak-anak.

Kembali ke State ID tadi. Buatnya gampang. Nda cukup 15 menit sudah jadi. Berkas yang diperlukan hanyalah Bank Statement, DS, sama paspor. Ngurus bank statement gampang-gampang susah. Saya harus punya rekening tabungan dulu. Awalnya sih mau bikin tabungan sendiri, tapi nominal tabungan dibawah 1500 dollar mendapatkan charge 12 dollar perbulan. Alamak, mahal kali lah itu. Pilihannya adalah numpang nama rekeningnya suami. Jadinya uangnya suami uang saya juga. Dikasi kartu ATM pula. (Asyik!!!!!bisa belanja).

Menabung di bank Amerika repotnya hanyalah karena mereka menggunakan bahasa Inggris. Tidak ada formulir yang harus diisi. Data langsung diinput oleh pegawai bank. Yang ditanda tangani hanyalah beberapa lembar hasil print dari data tersebut. Pas buka rekening, pas dapat kartu ATM. Terus beberapa minggu kemudian dapat kartu ATM lagi yang pake cetak nama. Sedikit bedalah dengan pengalaman saat saya jadi CS di bank dulu. Hmmm...yang menarik perhatianku saat di bank adalah jendela-jendela kaca yang mengelilingi dinding bank. Saya membayangkan kalo kantorku dulu begitu saya nda perlu repot-repot keluar kantor kalo cuma perlu liat ke jalan. hehehehehe.
Nih KTP Amerikaku :D

Nah, beberapa hari kemudian bank statement sudah bisa diambil di bank. Selanjutnya ngurus State ID. Ngurusnya di kantor entah apa namanya. Pokoknya kantor itu tempat ngurus KTP sama SIM dan ngurus entah apalagi. Bisa plat kendaraan mobil kayaknya juga. Letaknya di Union Street, cukup jauh dari Riverpark. Kami harus dua kali ke tempat itu,  pertama karena Kak Yusran me-mention perlunya membawa paspor saat sudah berdiri di depan kantor tersebut dan saya tidak membawa sama skali. Kedua kalinya ya tadi siang. Paspor, DS, dan Bank statement sudah lengkap.

Saya sempat bertemu Cheng, kawan sekelas EFA yang juga ngurus State ID. Saya mengantri beberapa saat. Raina, petugas yang melayani saya menyapa dengan baik. Memberikan dua buah formulir yang harus saya isi. Nama, berat, tinggi, warna mata, warna rambut, alamat rumah. Isian yang selalu membuat saya bingung adalah pertanyaan first name dan last name. Mamaku cuma ngasih Dwiagustriani saja. Tak dipisah. Hanya satu kata.

Kemudian ditanya-tanya beberapa pertanyaan. Beberapa bisa saya jawab, selebihnya saya nda ngerti dan meminta Kak Yusran sebagai interpreter. Membayar 10 dollar untuk biaya administrasi. Kemudian di foto dan setelah itu...taaadddaaa....kartu putih mengkilat bergambarkan wajah saya yang tersenyum jadilah sudah. Coba kalo segampang ini bikin KTP di Indonesia, pasti nda banyak yang ngeluh. (*)

Comments

  1. Ih seru banget ya punya state ID... Saya udah mau 4 taun di Malaysia masih belom punya kartu tanda pengenal khusus lho haha. Pas taun pertama mau bikin, eeeh yang ngurusinnya keburu abis kontrak sama kampus saya... Ya udah deh hahaha.

    ReplyDelete
  2. heheehehe..iya punyaku cm sampe bulan 5 taon depan :D

    ReplyDelete
  3. Anonymous12/26/2012

    Di amerika saja urus KTP cuma 15 menit..... di indonesia khususnya di makassar sampai tiga bulan ga' jadi-jadi....
    sampe lupa gimana kabarnya disana????? salam ama keluarganya disana...

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehehee. Salam balik. Kali lain tinggalkan nama ya :)

      Delete
  4. maap ibunya ara........ kemarin itu saya
    genggeng..... hehehehehehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. oowww....lewat g+ y? saya jarang main g+ cuma share blog saja :)

      Delete
  5. kemari itu saya ibunya ara....
    genggeng

    ReplyDelete
  6. dwi, kalo bingung isi nama depan dan nama belakang, coba ki liat ini : http://www.facebook.com/photo.php?fbid=10151191914419716&set=a.264036949715.142068.749399715&type=1&theater

    ReplyDelete
  7. Mbak apakah sekarang masih tinggal di amerika?

    ReplyDelete
  8. Anonymous1/06/2016

    di indonesia ribet banyak aturanya, perlu perubahan besar besaran

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Asyiknya Berkunjung ke Doraemon Expo

Film Stand by Me, Doraemon yang akhirnya diputar di Indonesia awal desember lalu menarik minat banyak penonton. Siapa yang tidak mengenal Doraemon. Robot kucing berwarna biru bersuara serak dari masa depan yang menjadi sahabat Nobita. Saya bertumbuh dengan tradisi nonton Doraemon pukul 9 minggu pagi waktu kecil. Sampai sekarang saya masih menyukai robot kucing dengan kantong ajaibnya yang keren.  Menyusul sambutan yang baik terhadap film Doraemon (ditonton lebih dari 500.000 penonton), digelarlah pameran 100 secret gadgets Doraemon Expo di Ancol Beach City Mall. Pameran ini menghadirkan ratusan figuran alat Doraemon yang keluar dari kantong ajaibnya yang sering ditonton di televisi.  Dengar harga Rp.99.000 per orang (dewasa) dan Rp.55.000 (anak) plus tiket masuk ke Ancol, anda sudah bisa berfoto-foto dengan patung-patung biru doraemon yang menggenggam alat-alat masa depannya. Di pintu masuk pengunjung disambut dengan sejarah mengapa Doraemon tidak punya kuping, berwarna biru, ...

Berduka

Tak ada yang mencintaimu setulus kematian -Semoga lelahmu damai di sana,Pak-

Lelaki Tua Yang Memanjat Keluar Jendela dan Menghilang

Allan Karlson. Usianya 100 tahun pada 2 Mei 2005. Rumah lansia tempatnya tinggal akan merayakan ulang tahunnya. Tuan walikota pun datang. Tapi ia memilih untuk memanjat jendela dan kabur.  Di terminal bus ia bertemu pria yang memintanya menjaga koper. Namun koper tersebut ia bawa serta ketika bus yang dia tunggu telah datang dan orang yang menitipinya masih di toilet. Koper itu dan kepergiannya menjadikan ia diburu oleh polisi dan penjahat.  Siapa Allan Karlson? Ia hadir dan menjadi penyaksi pada setiap sejarah dunia dalam kurung waktu 100 tahun masa hidupnya. Tak hanya itu, ia berkontribusi besar sebagai penentu arah perjalanan sejarah tersebut. Meski ia bukanlah siapa-siapa.  The 100 Year Old Man Who Climbed Out Of The Window and Disappeared adalah buku jenaka dengan alur sejarah yang panjang. Latar belakang tokoh-tokoh yang dicerita secara detail dan saling terkait. Saya tidak bisa membayangkan ada seorang karakter yang bisa berkawan tanpa sengaja dengan para pemimpin ...