Skip to main content

Lakon Lain Juga Tentang Cinta

Aku menciptakan dunia khusus dalam pikiranku. Kumasukkan kau di dalamnya. Sejak ada pertama kau perkenalkan padaku. Sejak dentang music pertama yang kita diskusikan. Aku telah membangun dunia yang hanya ada aku dan dirimu.

Selalu menyenangkan berada disana. Sejak awal bahkan hingga kini aku selalu mampu bisa merasakan rasa yang melingkupiku sejak pertama aku membuat dunia itu. Portalnya adalah lagu itu. Setiap kali aku mendengarnya aku mampu kembali ke malam itu. Malam-malam yang mampu aku rasakan bahagianya dank au hadir begitu nyata.

Tapi kini, dunia itu tak lagi ada kau di dalamnya. Aku pun sudah tak lagi harus berada di sana. Dunia itu harus dihapus dari semesta ini. Tapi aku belum menghapusnya. Aku tak mampu menghapusnya. Sesekali aku kesana. Berharap kau akan datang dan menetap seperti dulu. Namun tidak, Gerak semesta sesuai dengan hukumnya. Dan kau pun bergerak sesuai hukum semesta itu.

Dan aku tak pernah bisa bergerak seperti dirimu. Dunia yang kubuat ini mengikatku dengan gravitasinya. Gravitasi yang lahir dari kehadiran-kehadiranmu. Gravitasi yang mengikatku berharap agar kau hadir lagi disana. Lebih lama. Lebih personal. Lebih terkhusus buatku. Namun, hanya aku yang mampu benar-bear setia. Dengan hati yang overload oleh rindu. Dengan udara yang mampu membuatku sesak. Meracuniku. Namun aku masih bertahan. Masih bertahan untukmu.

Aku sakit. Terlalu banyak racun yang masuk ke sel-sel otakku. Namun aku berusaha untuk tetap sadar. Meskipun sebentar lagi aku merasa aku akan gila karenamu. Aku tak tahu lagi bagaimana membedakan antara mimpi dan kenyataan. Aku seperti tersesat dalam limbo yang begitu gelap.

Kau tak ada. Aku sakit karenamu. Namun, aku tak punya kekuatan untuk memaksamu menyembuhkanku. Pil pahitnya mungkin ada padamu. Tapi tak seperti itu cara penyembuhannya. Perlukah aku lupa akan dirimu. Perlukah aku amnesia tentangmu. Perlukah aku lebih jauh berjarak lintang dan bujur padamu? Aku tak ingin melakukannya. Aku sangat mencintaimu. Dan berjarak denganmu adalah sesuatu yang sangat tak ingin aku lakukan. Tapi sepertinya ketika kita tak berjarak jauh,aku tetap tak mampu menjangkaumu. Kau seperti bintang di pohon natal dan aku adalah gadis kecil yang tak mampu meraihmu. Padahal sesungguhnya kau begitu dekat.

Aku harus menyerah. Melepaskan semua rasaku terhadapmu. Namun aku tak puya kekuatan akan itu. Ajari aku melupakanmu seperti kau melupakanku. Ajari aku menjalani hari tanpa perlu bayang-bayangmu seperti engkau melepas bayang-bayangku disetiap harimu.

Aku ingin menantang matahari. Aku ingin aku yang dulu. Aku yang punya sejuta mimpi tanpa perlu dirusak oleh satu imaji tentangmu. Aku ingin kau tetap seperti dulu saja. Seperti pertama kali aku mengenalmu tanpa perlu aku membayangkan banyak hal indah tentang kita.

Aku ingin melarungkan rasa ini ke  lautan. Jika perlu tubuh ini pun aku bawa serta mengarungi laut agar ketika aku terdampar di pulau aku tak punya lagi memori tentangmu. Tahu kah kau bahwa aku begitu sakit. Aku sakit karena rindu ini. Dan aku mengutuki diriku untuk sebuah cinta yang tak sampai kepadamu.

Comments

Popular posts from this blog

Dongeng Kita

Siang ini aku terjaga dari tidur panjangku. Seperti seorang putri tidur yang terbangun ketika bibirnya merasakan hangat bibir sang pangeran. Tapi, aku terjaga bukan karena kecupan. Namun karena aku merasakan indah cintamu di hariku. Mataku tiba-tiba basah. Aku mencari sebab tentang itu. Namun yang kudapati haru akan hadirnya dirimu. Memang bukan dalam realitas, namun pada cinta yang telah menyatu dengan emosi. Kita telah lama tak bersua. Mimpi dan khayal telah menemani keseharianku. Tiap saat ketika aku ingin tertidur lagu nina bobo tidak mampu membuatku terlelap. Hanya bayangmu yang selalu ada diujung memoriku kala kuingin terlelap. Menciptakan imaji-imaji tentangmu. Kadang indah, kadang liar, kadang tak berbentuk. Tapi aku yakin ia adalah dirimu. Menciptakan banyak kisah cinta yang kita lakoni bersama. Aku jadi sang putri dan dirimu sang pangeran itu. Suatu imaji yang indah...

jurnalistik siaran, pindah kost-kostan, dan "capek deh!"

Akhirnya, kembali bisa menyempatkan diri sejenak ke Teras Imaji. Sedikit berbagi kisah lagi dengan diri sendiri. Sekedar untuk sebuah kisah klasik untuk Saraswati dan Timur Angin kelak. Aku tak pernah menyangka bahwa aku bisa bertahan sampai saat ini.meski tugas kuliah menumpuk. Keharusan untuk pindah pondokan. Kewajiban lain yang belum terselesaikan.Problem hati yang menyakitkan. Serta kontrak yang tersetujui karena takut kehilangan peluang meski tubuh ini harus sudah berhenti. Siang tadi (15 nov 06) seharian ngedit tugas siaran radioku. Tak enak rasanya pada teman-teman, memberatkan mereka. menyita waktu yang seharusnya untuk hal lain. Tak enak hati pada Pak Anchu, penjaga jurusan. yang tertahan hanya menunggu kami menyelesaikan tugas itu. Dengan modal suara fals nan cempreng toh aku pun akhirnya harus sedikit PD untuk membuat tugas itu. Meski hanya menguasai program office di komputer, toh aku harus memaksakan belajar cool-edit (yang kata teman-teman yang udah bisa merupakan sesuatu...

babel

Sebenarnya tak ada planing untuk menonton film. hanya karena kemarin arya dan kawan-kawan ke TO nonton dan tidak mengajakku. Dan kemudian menceritakan film 300 yang ditontonnya. Terlepas dari itu, sudah lama aku tak pernah ke bioskop. Terkahir mungkin sam kyusran nonton denias 2 november tahun lalu. (waa…lumayan lama). Dan juga sudah lama tak pernah betul-betul jalan sama azmi dan spice yang lain J Sebenarnya banyak halangan yang membuat kaimi hampir tak jadi nonton. Kesal sama k riza, demo yang membuat mobil harus mutar sampe film 300 yang ingin ditonton saudah tidak ada lagi di sepanduk depan mall ratu indah. Nagabonar jadi dua, TMNT, babel, dan blood diamond menjadi pilihan. Agak ragu juga mo nonton yang mana pasalnya selera film kami rata-rata berbeda. Awalnya kami hampir pisah studio. Aku dan echy mo nonton babel atas pertimbangan sudah lama memang pengen nonton. (sebenarnya film ini udah lama aku tunggu, tapi kemudian gaungnya pun di ganti oleh nagabonar dan 300). Serta pem...