Skip to main content

Kakakku Ipah

Saat coast 
Aku memiliki dua kakak perempuan. Apakah menyenangkan? Tentu saja. Perempuan selalu menyenangkan jika berkumpul lebih dari satu. Yang pertama akrab aku panggil Kak Anti. Yang nomor dua biasa aku panggil Kak Ipah. Saat ini aku akan menceritakanmu tentang Kakakku Ipah. Nantilah aku jelaskan sebabnya.


Ia lebih tua 5 tahun dariku. Sejak kecil aku tumbuh bersamanya. Kami tidaklah seumuran. Aku masih kelas satu SD ketika ia sudah akan ujian ebtanas di kelas 6. Jarak antara usiaku dengan usia Kak Anti, kakakku yang paling tua adalah 7 tahun . Aku masih main tanah dia sudah tahu belajar bagaimana pacaran itu. Ketika kelas 5 SD, dia sudah kuliah di Makassar. Secara otomatis aku lebih banyak melewatkan hariku tumbuh bersama Kak Ipah.


Bagaimana aku menggambarkan Kak Ipah? Beauty and Brain. Dia cantik, dia pintar. Tapi maaf untuk behavior aku harus lebih objektif. Kak Ipah adalah tipe perempuan paling keras kepala yang pernah aku kenal. Jika perempuan adalah cuaca yang tak bisa ditebak, maka perumpamaan itu sangat cocok untuknya. Ia seperti Storm dalam film X men. Mampu mengubah hari yang begitu terik oleh matahari dengan satu raut muka yang mengerut. Maka siap-siaplah mendapatkan Mojjo’nya. Cuaca hatinya paling gampang berubah dari senang menjadi marah atau tidak mood. Tapi janga harap sebaliknya. Moodnya kadang susah untuk kembali. Seperti cuaca, biarkan saja ia mereda. Nanti baikan lagi. Nah, seperti itulah dia.


Waktu sekolah menengah paling malas bangun pagi. Mama dan Etta perlu menggedor pintu kamarnya sampe terdengar ke tetangga. Paling malas kerja-kerja di dapur. Apalagi kalo cuci piring. Dia pasti akan meminta padaku untuk mencuci piring. Entah kenapa, aku pun nurut jika disuruh cuci piring. Kayaknya dia juga punya kekuatan untuk menundukkan pikiran seseorang.


Tapi dia paling rajin belajar di rumah. Kalo ujian sekolah, dia dengan kekuatan penuh akan belajar. Tengah malam sampai subuh. Mamaku biasanya menyediakan susu hangat saat malam hari dan telur ayam kampong setengah matang buat sarapan. Itu adalah ritual belajar tengah malam. Tapi aku mungkin yang paling malas belajar tengah malam. Bangunnya 4.30 pagi dan kerjaku adalah mengkhayal dan tidak belajar. Hehehehehehe.


Kakak Ipah adalah tipe anak sekolah popular di kampungku. Tidak di SD,SMP, dan, SMA , dia selalu juara kelas. Untungnya aku agak beda jauh angkatan dengannya. HIdup di bawah bayang-bayang kepintarannya di sebuah sekolah meski itu ia sudah meninggalkan almamater itu kurang lebih lima tahun tetap saja menakutkan. Upaya untuk membandingkan akan selalu terjadi. Dia pintar dan aku bodoh :P. Dia punya bakat menulis yang tinggi (Bukan Cuma Aku loh :p). Aku pernah membaca tulisan-tulisannya saat SMA, hanya saja dia tidak mengasah bakat itu.


Aku tahu banyak cowok-cowok di sekolahnya yang menaruh hati. Tapi Kakak Ipah adalah tipe cewek jual mahal. Hahahahaha. Aku cuma tahu ia pernah dua pacaran selama SMA. Tapi kisah cintanya pun tidak berjalan mulus. Patah hati dan mematahkan hati kayaknya sudah pernah dia rasa.


Kakak ipah yang mengenalkan padaku tentang MTV, majalah remaja, Boybands, Lima Sekawan, Harry Potter dan semua soul food lainnya. Aku cukup bersyukur dengan seleranya yang lumayan bagus. Hehehehe. Setidaknya, aku tidak terlalu kuper. Pernah kami nonton konser di TV sambil menangis-menangis karena menonton idola kami. Atau berteriak sama-sama jika mendapat info terbaru. Pernah di marahi sama mama karena teriak-teriak berdua pas tengah malam. Saat mendengar album natalnya BSB. Enteng saja kami bilang, “ini soul food, Ma”. Atau merekam lagu-lagu MTV lewat walkman yang dijaman itu sudah sangat keren.


Kami sama-sama pemimpi. Memimpikan bertemu dengan pangeran Blondie yang berada di seberang benua. Mimpi yang begitu mustahil saat itu. Namun hanya itu yang kami punya di desa sekecil Bengo. Aku dan kakak ipah tipe anak rumahan. Kami jarang keluar rumah. Tapi MTV yang mendatangi rumah kami. Hadir di layar televisi 14 inci kami. Dan disanalah kami merajut mimpi.


Meski dekat, aku dan Kak Ipah juga sering bertengkar. Tapi intensnya lebih sering kalo sama Kak Anti. Kalo sama kak ipah, biasanya kami sehati. Hahahahahaha. Sejak tahun 1999, dia kuliah di Universitas Hasanuddin. Mengambil jurusan Kedokteran. Saat itu aku masih SMP kelas dua. Rasanya kehilangan teman bermain . Tidak ada yang menemani nonton MTV sama-sama atau mendengar cerita-cerita tentang teman-teman SMAnya.


Jika liburan sekolah, aku sering ke Makassar. Dia dan Kak Anti yang menemaniku jalan-jalan. Mengenalkan bagaimana nonton di Bioskop. Kak Ipah pernah mengikutkanku kuliah di kedokteran. Menemaniku menonto film Harry Potter II: Chamber of Secrets. Aku rela bolos sehari dari sekolah demi film ini.


Tahun 2004, aku pun kuliah. Mengambil jurusan Ilmu komunikasi. TIdak seperti dua orang kakakku yang mengambil jurusan IPA. Di tahun ini, kami tidak begitu dekat. Meski hidup se kost. Dia terlalu sibuk dengan Coastnya di rumah sakit dan aku pun mulai sibuk kuliah.


Kami jarang berinteraksi. Saat-saat Coast adalah saat-saat yang paling menegangkan bersamanya. Tingkat stresnya sangat tinggi. Kalo mukanya terlipat, artinya jangan diganggu. Serem pokoknya. 2006 ia menikah dengan pacarnya. Sampai saat ini dia sudah memiliki dua anak lucu. Kevin dan Khanza. Ia sudah menjadi dokter di kampung kami.


Jika dulu dia mempengaruhi hidupku, sekarang aku yang mempegaruhi hidupnya. Membuatnya membaca Stephenie Meyer dan jatuh cinta pada Edward. Memasok Tetralogi Laskar Pelangi. Buku-buku karya Dan Brown. Menghasutnya membuat fesbuk dan ia pun kecanduan akannya.


Kami tak pernah lagi bertengkar. Rasanya sudah lama sekali tidak melakukan pertengkaran mulut untuk hal remeh temeh. JIka sekarang ada yang didebati pastilah tentang keluarga. Kami saling menyapa layaknya teman perempuan. Ibu-ibu arisan. Waktu benar-benar telah merubah segalanya. Ia kadang meminta pendapatku tentang ruang prakteknya. Jika pulang dari kantor, dia akan bercerita tentang pasien-pasiennya. Tentang kantornya. Dan orang-orang yang ditemuinya. Ia kadang terlalu capek untuk menjagai anaknya. Atau juga ketika dia kelelahan dari kantor dan ada pasien yang datang ke rumah, aku sering mengatakan padanya “one step closer”. Sebuah mantra untuk membuatnya bersemangat. Dia sangat pandai menabung dan sangat ingin memiliki Iphone. Hahahahaha. (Menabung memang mi, nanti titip sama Dwi saja :p).


Pernah sekali aku memposted foto SMP nya yang sangat lucu. Berambut kepang dua dan membaca majalah Anita versi cover lukisan. Sangat jadul. Dia murka. Hahahahahaha. Tapi, untungnya dia sudah dewasa. Beruntung, aku masih diterima lebaran idul Fitri di Bengo.


Satu yang tidak berubah darinya. Dia masih tetap malas membersihkan rumah. Meskipun kalo di dapur dia sudah sangat lincah membuat kue dan aneka masakan. Tapi ia tetap malas mencuci. Cuci baju, cuci piring. Membersihkan rumah. Jika aku pulang, aku selalu berusaha mengosongkan tempat cucian kotornya. Biasanya kalo sudah begitu, ongkos ke Makassar dia yang tanggung. Kalo lebaran ini Dwi pulang dan mencucikan baju kotornya, di kasi’ tiket ke Jakarta nda ya.* liriklirik kak Ipah.


Btw, mengapa aku menulis tentangnya? Oh, aku lupa. Nama lengkapnya adalah Haripahyanti. Haripah berarti Hari Pahlawan. Ya, dia lahir hari ini, 10 November. Karena itu aku menulis tentangnya. 28 tahun mungkin telah membuat banyak hal berubah, tapi jangan pernah berhenti bermimpi. Ibu dua anak sekalipun tetap punya hak mengejar mimpi.


Selamat ulang tahun, tetaplah menjadi kakak yang baik buatku. Kakak yang memberikan uang jajannya waktu aku sakit di sekolah saat aku kelas 1 SD dulu.


Be A Happy Woman 

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Seketika Ke Sukabumi

twit ekspektasi vs twit realita Setelah kelelahan karena hampir seharian di Mal sehabis nonton Dr.Dolittle pada hari rabu, dengan santai saya mencuitkan kalimat di Twitter "karena udah ke mal hari Rabu. Weekend nanti kita berenang saja di kolam dekat rumah”. Sebuah perencanaan akhir pekan yang sehat dan tidak butuh banyak biaya. Saya sudah membayangkan setelah berenang saya melakukan ritual rebahan depan TV yang menayangkan serial Korea sambil tangan skrol-skrol gawai membaca utasan cerita yang ga ada manfaatnya.  Sebuah perencanaan unfaedah yang menggiurkan. Tiba-tiba Kamis malam suami ngajakin ke Taman Safari liat gajah pas akhir pekan. Mau ngasih liat ke Anna yang udah mulai kegirangan liat binatang-binatang aneka rupa. Terlebih lagi sehari sebelumnya kami menonton film Dr.Dolittle yang bercerita tentang dokter yang bisa memahami bahasa hewan. Sekalian  nginap di hotel berfasilitas kolam air panas. Hmmm. Saya agak malas sih. Membayangkan Taman Safari yan...

Pride and Prejudice : I’m Bewitched

Tak pernah kusangka saya akan jatuh cinta pada film Pride and Prejudice. Waktu kuliah dan masa-masa belum punya anak, saya tidak pernah tergerak untuk menonton film ini. Prasangka saya terhadap film ini sudah tumbuh sejak memiliki versi Film India di tahun sebelumnya. Mungkin karena hal itu saya kemudian tidak tertarik menontonnya.   Namun karena episode-episode drama korea yang aku nonton udah habis, ditambah kebosanan pada topik medsos yang masih heboh dengan pilpres, dan juga pengaruh hari valentine yang menyebabkan algoritma lapak streaming merekomendasi film-film romantis menjadi sebab akhirnya saya menonton film ini Semuanya berawal dari ketidaksengajaan menonton Atonement yang diperankan oleh Kiera Knightley. Film ini cukup bagus, meski di tengah jalan saya udah kena spoiler via wikipedia dan rada senewen dengan endingnya. Tapi kecantikan Kiera Knightley tetap mampu membuat saya menyelesaikan film itu sampai detik terakhir. Saking senewennya dengan ending Atonement, sa...

Membaca Loversus

Kata K Zulham, teman sekantorku Chicklit itu oportunis. Chicklit adalah genre novel remaja yang menceritakan persoalan anak sekolahan dan percintaan. Tapi yang menyenangkan adalah bagaimana kau membaca dan menemukan apa yang ingin kau baca. Bagaimana kamu tersenyum bahagia di ending sebuah buku. Dan ribuan diksi baru menghingapi otak dan pikiranmu karena penyajiannya. Tak peduli jenis bacaan apa pun ia. Tak peduli ia adalah kumpulan cerpen, dongeng sebelum tidur, bacaan remaja,Chicklit, Teenlit atau novel berat yang terlalu ngejelimet. Aku mengikat kesan itu setelah menuntaskan 216 halaman buku Farah Hidayati. Loversus . Sebuah chicklit yang berfokus pada cerita tentang persahabatan dua siswa SMA yang berawal dari adegan pencarian sepatu hingga pencarian TKI dalam geografis Macau dan London. Pada awalnya saya menganggap buku Loversus ini sama dengan chicklit-chicklit yang pada umumnya hanya sekedar berdialog dan tidak memiliki kedalaman cerita. Namun aku harus mengubah pendapatku di ...