Skip to main content

Biang Roti Bernama Madre


Dia hanyalah ragi roti. Biang yang dirawat selama berpuluh-puluh tahun. Tersimpan dalam toples dan didinginkan dalam kulkas.Biang roti itu pun punya nama.Madre. Tapi ia bukan hanya sebuah tepung ragi yang terus diberi air dan diulengi tiap hari. Madre adalah sejarah. Sejarah tentang cinta dan perjuangan yang tak mulus. Sejarah tentang cita rasa yang terus dijaga untuk menghasilkan sebuah roti yang berbeda. Roti klasik yang ketika dimakan tak hanya meninggalkan jejak rasa di lidah tapi juga dalam benak dan hati.

Madre adalah buku kumpulan cerita yang diterbitkan oleh Dewi Lestari yang akrab disapa Dee. Ini adalah buku kumpulan ceritanya yang ketiga setelah Filosofi Kopi dan Rectoverso. Buku ini berisi 13 cerita dan prosa. Cerita Madre menjadi cerpen utama dalam kumpulan cerita ini.Beberapa tulisan adalah refleksi pribadi Dee tentag kehidupan, semisalnya tulisan untuk Atisha yang kala itu masih dalam kandungannya. Tentang ulang tahun seseorang dan juga tulisan refleksinya di hari pahlawan.

Dibanding FIlosofi Kopi, Madre hanya memiliki sedikit cerita pendek. Hanya ada empat tulisan yang memiliki alur cerita diantara Madre, Have U Ever?, Guruji, dan Menunggu layang-layang. SIsanya adalah prosa-prosa pendek serupa puisi yang maknanya perlu diselami lebih dalam. 

Reinkarnasi cukup sering dijadikan Dee sebagai tema cerita. Ini bisa dibaca pada cerita Have u Ever? Dan Guruji. Namun keahliannya dalam meramu cinta yang begitu dahsyat ada pada dua cerpen yang menurutku paling baik di buku ini. Yaitu Madre dan Menunggu Layang-layang. Dua cerita yang ketika selesai aku baca membuatku tersenyum dan bergumam “Ah Cinta…:)"

Membaca  Madre tak hanya membuatku ngiler untuk memakan roti, namun juga seperti menjadi adonan roti itu sendiri yang dibuat dari ragi bernama cinta.(*)

Comments

  1. hahahha... sudahmeki baca juga? sy baru cerita pertama, madre. kereeen lah...

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Eksistensi Rasa : Kisah Cinta Tak Biasa Untuk Mereka Yang Mencari

Devin Jelaga Osman atau lebih akrab disapa Djo. Ia memiliki pertanyaan paling besar buat dirinya sendiri . Siapa sebenarnya dirinya? Selain pertanyaan yang masih terus ia cari jawabannya itu, ia memiliki rahasia lain. Yang takut ia bagi dengan sahabat terdekatnya, Rindu.  Rindu Vanilla. Mahasiswa arsitektur seangkatan Djo. Ia membenci perpisahan. Kepergian Langit, Mamanya, persiapaan pernikahan ayahnya. Mengapa ia merasa selalu ia yang ditinggalkan sendirian. Hanya Djo satu-satunya yang selalu menemaninya.  Ezra, asisten dosen yang juga mahasiswa Arsitektur di kampus yang sama. Ia menyimpan rahasia tentang kehidupan Djo.  Eksistensi Rasa adalah buku lanjutan dari Konstelasi Rindu yang menceritakan kisah persahabatan antara Djo dan Rindu. Jika belum membaca Konstelasi Rindu, seperti saya, pada halaman-halaman awal buku ini kamu akan sedikit bingung dengan jalannya cerita. Namun jangan berhenti, teruslah membaca. Karena di halaman-halaman berikutnya kamu akan memahami perma...

The Intimate Lover

sumber foto : www.amazon.com Apa yang akan kamu lakukan jika bertemu Mr. Rightman sesaat sebelum kamu menikah? Ms. Girl, perempuan yang telah bertunangan bertemu dengan Mr. Boy disuatu hari di dalam lift. Hanya mereka berdua di dalam lift yang meluncur turun dari lantai 20. "Jika tidak ada orang yang bersama kita dilift ini hingga lantai dasar, maka aku akan mentraktirmu minum"kata pria itu. Sayang, sang wanita memilih menginterupsi lift tersebut. Berhenti satu lantai sebelum lantai tujuan mereka dan memilih pergi. Tapi gerak bumi mendekatkan mereka. Tak berselang waktu mereka kembalib bertemu dan saling bercakap. Tak bertukar nama, memilih menjadi orang asing bagi masing-masing. Bertemu, berkenalan, dan melakukan hal-hal yang menyenangkan bersama. Menyerahkan pada semesta kapan mereka hendak berpisah. Namun, ketika semesta mengharuskan mereka berpisah, dua orang tersebut telah saling jatuh cinta. Seberapa pun mereka berusaha berpisah, hati mereka tetap saling ...

Meet Esti Maharani

Baru saja saya menghempaskan tubuh di kasur di rumah kakakku yang beralamat Sudiang setelah menempuh waktu 4 jam dari Bone ketika saya menerima pesan text darinya. "Dwi, saya lagi di Makassar. Kamu di mana?" pengirim Esti PJTL 2006. Kubalas segera "Saya juga di Makassar. Kamu dimana?". Dan berbalas-balas smslah kami. Ia menjelaskan bahwa ia baru saja mendarat dan on the way menuju hotel tempatnya menginap. Ia sedang ada liputan musik di Makassar. Wah, sebuah kebetulan yang kemudian membawa kami berada di kota yang sama di waktu yang bersamaan. Esti Maharani, saya mengenalnya 5 tahun yang lalu. Disebuah pelatihan jurnalistik tingkat lanjut (PJTL) yang diadakan oleh Universitas Udayana, Bali. Kami sekamar. Anaknya ramah, suka tersenyum, dan chubby. Saat itu ia mewakili Majalah Balairung, Universitas Gajah Mada dan saya mewakili UKM Pers Universitas Hasanuddin. Dua minggu kami belajar tentang reportase lanjutan bersama rekan-rekan dari universitas lain. Setelah itu k...