Skip to main content

Menutup Pintumu

Tak pernah bermaksud melupakanmu. Dirimu selalu ada di benak kapanpun itu. Ketika aku akan terlelap. Ketika aku terbangun. Bahkan dalam ruang bawah sadarku engkau selalu ada. Selalu kuinginkan untuk tahu keadaanmu. Apa yang kamu lakukan. Apa yang kamu rasa. Dan Apa yang kamu pikirkan. Aku tak berharap ada aku di sana dalam benakmu ketika kamu melewatkan hari ini. Aku selalu tahu aku tak punya ruang di sana. 

Aku membuka pintu-pintu dan semua celah yang mampu kau tengok dan menemukanku di sana. Tapi aku tahu kamu takkan pernah mau masuk jika aku tak mengundangmu. Dan aku pun takkan pernah mau mengundangmu. Jadinya aku hanya membuka pintu. Duduk di ruang tamu dan melihatmu dalam benakku bahwa kamu di sana dalam samar tertelan gelap. Dan tak pernah berniat masuk kecuali aku datang menemuimu di depan pintu rumahmu. Mengetuknya dan menarikmu masuk ke ruang tamu rumahku dan bercakap-cakap.

Tahukah kamu pintu-pintu itu tak pernah aku kunci. Bahkan jika kau jeli aku selalu membukanya bukan untuk siapa-siapa tapi untukmu. Seperti serupa undangan diam-diam yang mungkin kamu baca tapi tak pernah kamu iyakan untuk hadiri.

Aku tak pernah bermaksud melupakanmu. Tapi aku harus terus berjalan sebagaimana dirimu yang terus berjalan. Hidup tak berakhir di sini dan menunggumu untuk datang bertamu. Banyak pintu lain yang perlu aku buka.Orang-orang yang mungkin datang bertamu dan berbagi cerita.

Pintu-pintu milikmu mungkin akan segera kutembok. Menutupi jalan yang ada di sana. Menanaminya dengan belukar yang rimbun. Menutupi jejaknya tentang pintu dan jalan yang aku sediakan untukmu.Aku tak melupakanmu, hanya saja menutup ruang-ruang ingatanku agar engkau tak lagi berjingkrak dengan bebasnya di sana.

Tahukah kamu, perpisahan itu tak ada. Hanya saja jalan yang kita tempuh yang berbeda. Aku ke barat dan mungkin kamu ke timur. Entah kelak waktu mempertemukan kita di mana.

Comments

Popular posts from this blog

Kesatria Putih dan Peri Biru

Di sebuah zaman, di negeri antah berantah tersebutlah sebuah kerajaan bernama Koin Emas. Di kerajaan ini semua rakyat rajin bekerja dan pandai menabung. Setiap koin yang dihasilkan dari bekerja setiap harinya disisihkan untuk ditabung untuk masa depan. Sang raja memiliki tempat penyimpanan khusus untuk setiap koin yang disisihkan rakyatnya. Namun terdapat satu koin pusaka yang telah turun temurun diwariskan oleh raja-raja terdahulu. Koin itu diyakini drachma asli dari Dewa yang diturunkan khusus dari langit dan diwariskan untuk menjaga kesejahteraan kerajaan Koin Emas. Koin pusaka tersebut menjadi pelindung kerajaan Koin Emas. Jika koin itu hilang diramalkan kesejahteraan di kerajaan Koin Emas akan berubah menjadi kesengsaraan. Koin itu pun dinilai memiliki khasiat mampu member kekuatan dan kekuasaan bagi yang memilikinya. Raja begitu menjaga pusaka tersebut. Ia takut jika koin pusaka itu hilang atau dicuri. Hingga suatu hari kedamaian di kerajaan itu terganggu. Seekor Naga Merah m...

Pride and Prejudice : I’m Bewitched

Tak pernah kusangka saya akan jatuh cinta pada film Pride and Prejudice. Waktu kuliah dan masa-masa belum punya anak, saya tidak pernah tergerak untuk menonton film ini. Prasangka saya terhadap film ini sudah tumbuh sejak memiliki versi Film India di tahun sebelumnya. Mungkin karena hal itu saya kemudian tidak tertarik menontonnya.   Namun karena episode-episode drama korea yang aku nonton udah habis, ditambah kebosanan pada topik medsos yang masih heboh dengan pilpres, dan juga pengaruh hari valentine yang menyebabkan algoritma lapak streaming merekomendasi film-film romantis menjadi sebab akhirnya saya menonton film ini Semuanya berawal dari ketidaksengajaan menonton Atonement yang diperankan oleh Kiera Knightley. Film ini cukup bagus, meski di tengah jalan saya udah kena spoiler via wikipedia dan rada senewen dengan endingnya. Tapi kecantikan Kiera Knightley tetap mampu membuat saya menyelesaikan film itu sampai detik terakhir. Saking senewennya dengan ending Atonement, sa...

Irfan Bachdim Teman SMP Aku loh!!!!

Di mimpiku Irfan Bachdim pake jaket coklat :) Irfan Bachdim Teman SMP Aku loh!!!! Kok bisa? Ini sebabnya... Siang ini mimpiku begitu ajaib. Aku bermimpi menonton laga Persema dan PSM di stadion Mattoanging. Alasannya siapa lagi kalo bukan Irfan Bachdim. Hahahahahahaha. Disaat itu jelas-jelas aku mendukung Persema. Bukan PSM. Bahkan baju yang kupakai pun adalah seragam Persema. Yang mengejutkan dari mimpi adalah saat aku memperhatikan pemain-pemain   Persema lebih jelas untuk mencari sosok Irfan Bachdim, sosok yang kucari itu bahkan menghampiriku. Berbicara padaku dari pinggir lapangan “Dwi, u’re beautiful”. Sontak saja terkejut. Dimana dia bisa mengenal namaku. “How do u know me” tanyaku.  “ I know you, Ani” katanya. Hei, bahkan nama kecilku pun ia tahu. Aku terkejut. Wow, apa dia menguntitku. Sampai membaca semua isi blogku. Hanya teman-teman SD dan SMP yang tahu nama kecilku. Saat SMA aku tak lagi dipanggil dengan nama Ani. Dan k...