Skip to main content

Peluk

Mungkin terlalu dramatis jika aku menganggapnya sebuah perpisahan. Seseorang selalu mengingatkanku bahwa selama dunia maya bernama internet tetap mampu kau jangkau, jejaring-jejaringmu antara dirimu dan kawan-kawanmu akan tetap terkoneksi. Ya, aku tak pernah tak bersepakat dengan itu. Tapi kepergian ini masih saja seperti sebuah ritual pergi jauh dan tak kembali. Jika sesekali kembali, itu pun hanya berkunjung dan tak tinggal lama. 

Ini seperti sebuah perjalanan yang lain lagi. Perjalanan yang benar-benar tak kembali lagi padamu. Bukankah hidup berjalan terus, dan seperti inilah garis yang aku tempuh. Jarak geografis membentang diantara aku denganmu. Ribuan mil. Ada lautan yang membentang diantara kita. Kita masih mungkin terkoneksi lewat sarana digital. Aku masih bisa berbagi kabar denganmu tiap saat. Entah itu via jejaring maya atau lewat sarana mobile phone. Kapanpun itu aku atau kamu masih bisa melakukannya.

Tapi entah mengapa, seperti hati ini telah ditandai bahwa ini adalah sebuah kepergian berbeda (jika aku tak ingin memakai kata perpisahan). Aku tak lagi akan mengirimi pesan “Dimana? Aku merindukanmu. Datanglah ke kost malam ini dan kita akan begadang bersama”. Atau kita tak lagi bisa saling janjian
“ Kangen. Yuk ketemuan. Nonton film. Aku mentraktirmu nonton, kamu mentraktirku Es krim”.
Pesan-pesan yang seperti itu yang akan hilang. Yang mungkin akan sangat jarang lagi aku temui. Tapi pada akhirnya manusia kembali pada kodratnya sebagai manusia individu. Kita memulai petualangan ini sendiri, jejaring kita bertaut, dan saatnya kita saling melepaskan tautan itu.

Aku memelukmu erat. Hangatnya masih sama. Tak ingin kulepaskan pelukmu. Ingin kudekap kau erat. Lebih erat. Sehingga ketika kita saling melepaskan aku masih bisa menyimpan hangat dekapmu.
Aku tak ingin menyebut kalimat berpisah. Biarkan peluk ini menyimpulkan semua…

“Peluk…(Rectoverso)”
"... Rasakan semua, demikian pinta sang hati. Amarah atau asmara, kasih atau pedih, segalanya indah jika memang tepat pada waktunya. Dan inilah hatiku pada dini hari yang hening. Bening. Apa adanya."

Menahun, ku tunggu kata-kata
Yang merangkum semua
Dan kini ku harap ku dimengerti
Walau sekali saja pelukku

Tiada yang tersembunyi
Tak perlu mengingkari
Rasa sakitmu
Rasa sakitku

Tiada lagi alasan
Inilah kejujuran
Pedih adanya
Namun ini jawabnya

Lepaskanku segenap jiwamu
Tanpa harus ku berdusta
Karena kaulah satu yang kusayang
Dan tak layak kau didera

Sadari diriku pun kan sendiri
Di dini hari yang sepi
Tetapi apalah arti bersama, berdua
Namun semu semata

Tiada yang terobati
Di dalam peluk ini
Tapi rasakan semua
Sebelum kau kulepas selamanya

Tak juga kupaksakan
Setitik pengertian
Bahwa ini adanya
Cinta yang tak lagi sama

Lepaskanku segenap jiwamu
Tanpa harus ku berdusta
Karena kaulah satu yang kusayang
Dan tak layak kau didera

Dan kini ku berharap ku dimengerti
Walau sekali saja pelukku

Peluk, Dewi Lestari Feat Aqi “Alexa
(Ditulis saat kangen...=) 

Comments

  1. ketika ku baca tulisanmu yg satu ini hampir aja maskara dan eyeliner ku belepotan gara2 pengen nangis...

    merindukanmu dwi....
    kita semua pasti akan merasakannya seperti apa yg kamu rasakan ssat ini...

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Kesatria Putih dan Peri Biru

Di sebuah zaman, di negeri antah berantah tersebutlah sebuah kerajaan bernama Koin Emas. Di kerajaan ini semua rakyat rajin bekerja dan pandai menabung. Setiap koin yang dihasilkan dari bekerja setiap harinya disisihkan untuk ditabung untuk masa depan. Sang raja memiliki tempat penyimpanan khusus untuk setiap koin yang disisihkan rakyatnya. Namun terdapat satu koin pusaka yang telah turun temurun diwariskan oleh raja-raja terdahulu. Koin itu diyakini drachma asli dari Dewa yang diturunkan khusus dari langit dan diwariskan untuk menjaga kesejahteraan kerajaan Koin Emas. Koin pusaka tersebut menjadi pelindung kerajaan Koin Emas. Jika koin itu hilang diramalkan kesejahteraan di kerajaan Koin Emas akan berubah menjadi kesengsaraan. Koin itu pun dinilai memiliki khasiat mampu member kekuatan dan kekuasaan bagi yang memilikinya. Raja begitu menjaga pusaka tersebut. Ia takut jika koin pusaka itu hilang atau dicuri. Hingga suatu hari kedamaian di kerajaan itu terganggu. Seekor Naga Merah m...

Pride and Prejudice : I’m Bewitched

Tak pernah kusangka saya akan jatuh cinta pada film Pride and Prejudice. Waktu kuliah dan masa-masa belum punya anak, saya tidak pernah tergerak untuk menonton film ini. Prasangka saya terhadap film ini sudah tumbuh sejak memiliki versi Film India di tahun sebelumnya. Mungkin karena hal itu saya kemudian tidak tertarik menontonnya.   Namun karena episode-episode drama korea yang aku nonton udah habis, ditambah kebosanan pada topik medsos yang masih heboh dengan pilpres, dan juga pengaruh hari valentine yang menyebabkan algoritma lapak streaming merekomendasi film-film romantis menjadi sebab akhirnya saya menonton film ini Semuanya berawal dari ketidaksengajaan menonton Atonement yang diperankan oleh Kiera Knightley. Film ini cukup bagus, meski di tengah jalan saya udah kena spoiler via wikipedia dan rada senewen dengan endingnya. Tapi kecantikan Kiera Knightley tetap mampu membuat saya menyelesaikan film itu sampai detik terakhir. Saking senewennya dengan ending Atonement, sa...

Irfan Bachdim Teman SMP Aku loh!!!!

Di mimpiku Irfan Bachdim pake jaket coklat :) Irfan Bachdim Teman SMP Aku loh!!!! Kok bisa? Ini sebabnya... Siang ini mimpiku begitu ajaib. Aku bermimpi menonton laga Persema dan PSM di stadion Mattoanging. Alasannya siapa lagi kalo bukan Irfan Bachdim. Hahahahahahaha. Disaat itu jelas-jelas aku mendukung Persema. Bukan PSM. Bahkan baju yang kupakai pun adalah seragam Persema. Yang mengejutkan dari mimpi adalah saat aku memperhatikan pemain-pemain   Persema lebih jelas untuk mencari sosok Irfan Bachdim, sosok yang kucari itu bahkan menghampiriku. Berbicara padaku dari pinggir lapangan “Dwi, u’re beautiful”. Sontak saja terkejut. Dimana dia bisa mengenal namaku. “How do u know me” tanyaku.  “ I know you, Ani” katanya. Hei, bahkan nama kecilku pun ia tahu. Aku terkejut. Wow, apa dia menguntitku. Sampai membaca semua isi blogku. Hanya teman-teman SD dan SMP yang tahu nama kecilku. Saat SMA aku tak lagi dipanggil dengan nama Ani. Dan k...