Aku belum terlalu sering melakukan perjalanan. Paling jauh yang pernah kujangkau adalah Bali. Aku menyukai traveling. Berada di tempat baru. Melihat alam. Melihat budaya. Aku selalu menganggap hal-hal yang seperti itu sangat eksotik. Sesuatu yang menjadi ciri khas yang tak kau temukan di tempat lain. Sesuatu yang ketika kamu melihatnya kamu kagum, terpesona, mensyukuri masih bisa melihatnya dan member apresiasi terhadap itu.
Bau-bau menjadi kota kedua yang kudatangi. Ini menjadi salah satu perjalananku yang lumayan jauh dari rumah. Aku ke kota ini karena suamiku adalah orang asli sini. Aku ke sini dengan tujuan untuk life in. Tinggal dan menetap. Tapi entah mengapa perjalanan pertama ini aku menganggap ini adalah sebuah pelancongan. Berlibur dan jalan-jalan.
Mari kukenalkan padamu tentang Bau-Bau. Kota ini berada di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara. Di Indonesia pulau ini tidaklah terlalu terkenal. Wisatawan mancanegara hanya tahu pulau Bali atau Tana Toraja di Sul-Sel. Sebelum pemekaran kota Bau-bau tergabung dalam kabupaten Buton. Setelah tahun 2001 kabupaten Buton dimekarkan menjadi beberapa kabupaten. Buton Utara, Buton, Wakatobi, Muna Dan kota Bau-Bau menjadi wilayah pemerintahan kota.
Kampung Bali |
Perjalananku ke kota bau-bau melalui jalu laut.Kapal yang kutumpangi bersandar di pelabuhan Murhum kala malam menjelang. Kota bau-bau adalah kota perbukitan. Tak heran jika banyak warga membangun rumahnya di bukit-bukit. Dari laut kala malam, kota tampak berkelap kelip. Mengerucut ke atas bukit dan penuh dengan lampu-lampu rumah warga. Kantor walikota menjadi gedung tertinggi karena berada di puncak bukit. Ada lampu yang menyorot disepanjang kota dan laut. Seolah-olah mematai seluruh kota dan laut. Seperti mata di Mt. Doom yang menyorot semua daratan. Mencari cincin raja yang dibawa oleh frodo dalam lord of the ring.
Bau-bau kota kecil. Tapi sesungguhnya jika kau menempuh jalan-jalannya lumayan jauh menurutku. Aku masih bingung tentang konsep kota dan kabupaten yang ada di pulau ini. Karena kota bau-bau ini sesungguhnya berada ditengah kota dan dikelilingi oleh kabupaten buton. Jadi ada tempat yang masih di bau-bau tapi masuk wilayah kabupaten lain.
Lupakan wilayah geografis. Aku menikmati alam yang ada di Bau-bau. Sepanjang kota adalah pesisir. Jalan-jalan melingkari pesisir pantai. Butuh sunblock jika ingin keluar. Lebih dari 15 hari disini tampaknya kulitku mulai kecoklatan. Tapi mengapa mesti takut coklat jika bisa menikmati banyak panorama alam.
Aku dulunya tinggal di sebuah desa di kabupaten Bone. Bengo, begitu nama kampungku. Dikelilingi gunung, sawah, dengan masyarakat yang homogen. Jangan pernah berpikir untuk melihat pantai di desaku. Karena yakinlah kau takkan menemukannya. Jika ingin berlibur ke pantai atau harus melihat laut perlu persiapan yang matang dulu.Mencari waktu libur yang tepat. Mempersiapkan perbekalan. Mempersiapkan dana. Dan membooking tempat untuk dipakai bermalam.
Mungkin juga karena dari kecil hingga besar aku besar di daerah pegunungan maka imaji kecilku adalah membuat rumah yang bisa melihat laut. Karena persfektif itulah maka ketika menginjakkan kaki ke tempat ini aku begitu menyukai pemandangan lautnya. Di Bau-Bau, jika kamu penat dan ingin melihat laut berkendaralah. Tak cukup 10 menit dan kau bisa menemukan pemandangan pantai indah dengan pasir putih. Ada banyak pantai yang bisa kamu datangi. Tapi, sejauh ini aku baru menikmati pantai Nirwana.
Pantai Nirwana masihlah sangat perawan. Belum dibuat resort-resort seperti di Tanjung Bira. Mungkin karena belum adanya pengelolaan maka pantai ini masih terbilang kotor. Jika air surut sepanjang pasir putih tampak kotor dengan limbah-limbah laut.
Salah satu pantai yang juga menarik adalah pantai Lakeba. Menurutku pantai ini berjenis kelamin pria. Dalam adat buton pria dipanggil dengan sebutan “La” dan Perempuan dipanggil dengan sebutan “Wa”. Jadi ketika saya berada di kota ini, namaku pun berubah menjadi “Wa Dwi”. Titik menariknya dari pantai lakeba ini adalah sebuah restoran yang dibangun dengan konsep view laut. Dikelola swasta dan benar-benar dirancang dengan sangat maksimal memanfaatkan view laut. Restoran ini slaah satu restoran mahal di Bau-bau. Selalu menjadi alternative untuk menjamu para tamu-tamu. Tapi yakinlah makanan dan viewnya adalah sebuah harga yang pantas. Tak kalah dengan restoran atau kafe di Makassar yang menggunakan ocean view.
Selain pemandangan laut, kota bau-bau pun memiliki penandangan gunung. Di kampung Cia-Cia, Wasamparona (tempat ini cewek kali ya ) dimana orang korea melakukan penetrasi terhadap daerah ini karena kesamaan huruf abjad korea dengan bahasa adat setempat. Di daerah ini suhu terasa begitu dingin. Rasanya berada jauh dari pantai. Padahal 30 menit yang lalu kamu masih bisa merasakan panasnya hawa laut. Di daerah ini terdapat hutan pinus yang keren. Rasanya tiba-tiba ingin berkuda saat melewati jalan setapak diantara pohon-pohon pinus yang menjulang.
Sebenarnya ada air terjun di daerah Wasamparona. Namun waktu berkunjung ke tempat ini kondisi cuaca agak mendung sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan perjalanan lebih jauh. Di dalam kota juga terdapat air terjun bernama Tirta Rimba. Tapi masyarakat disini lebih suka menggunakan kata air jatuh dari pada air terjun. Awalnya, Tirta Rimba ini hanyalah sebuah sungai biasa dengan air yang jatuh dari batu-batu besar setinggi 3-4 meter. pemerintah kota kemudian memperbaiki jalanan masuk dan membuat kolam sehingga air tertampung. Jadi seperti mandi di kolam besar.
Di pusat kota pun banyak public space yang menawarkan tempat untuk bersantai. Ada Pantai Kamali dengan patung naga hijau besar.Konon patung ini adalah binnatang gaib yang dianggap ada dalam sejarah Buton. Jika seseoarang melihatnya, dia akan mendapatkan rejeki. Ada juga Bukit Wantiro dimana kamu bisa melihat matahari tenggelam dari atas bukit. Kantor walikota yang ada diatas bukit di Palagimata pun menjadi tempat yang menarik untuk bersantai. Karena dari atas bukit kamu bisa melihat keseluruhan kota Bau-Bau. Tempat yang murah meriah untuk pacaran. hehehehe
Selain panorama alam, budaya juga menjadi daya tarik kota Bau-Bau. Disini ada benteng keraton Wolio. Benteng ini adalah benteng yang diklaim terluas di dunia. Di dalam benteng terdapat mesjid keraton yang masih memelihara adat dan ritual keislamannya. Mesjid keraton ini pun syarat dengan makna filosofi.
Selain keraton, ada juga kampung Bali. Jika kamu berkunjung ke tempat ini serasa tidak di Bau-Bau. Rasanya berada dipedesaan bali dengan hamparan sawah dan pura yang di bangun di depan rumah-rumah penduduk. Cukup menambahkan musik tradisional Bali, maka lengkap lah sudah kau akan merasakan Bali sebenarnya.
Di Bau-Bau pun akan dibuat Korean Center. Penetrasi Korea di kampung cia-cia berdampak penggunaan huruf korea terhadap penulisan kata dan kalimat bahasa Cia-Cia. Menurut pemerintah Korea ini merupakan upaya untuk melastarikan bahasa Cia-Cia dengan menggunakan huruf Hangoel. Jangan heran jika kamu ke tempat ini maka kau akan menemukan nama jalan dengan huruf korea. Keren kan???
Upacara-upacara adat menjadi daya tarik yang tak kalah eksostis. Karena ini benar-benar hanya mampu ditemukan dikepulauan buton. Dan kota Bau-Bau masih memelihara upacara-upacara adatnya. Kemarin saya sempat menghadiri pakande-kandea di baruga keraton Wolio. Ada tarian adat, karnaval budaya, dan juga acara makan-makan dengan dikelilingi gadis-gadis berpakaian adat Kombo Wolio.
Eksostis bukan??? Masih banyak tempat yang belum kukunjungi dan masih banyak upacara adat yang belum kusaksikan. Tapi perjalanan adalah sesuatu yang terus bergerak. Nanti akan kukisahkan lagi banyak cerita perjalananku.
(Bau-Bau, sebelum pulang)
Trims ceritanya ya mba...
ReplyDeleteKebetulan sy mo mutasi ke Bau-Bau, skrg sy punya bayangan mengenai kondisi kotanya...
Hanya saja saya tidak tau kapan mba ke sana waktu itu...
Terima kasih
wah sudah jadi orang Baubau ni..
ReplyDeletealhamdulillah...berasa makin mencintai daerah sendiri...
ReplyDeletebagai mana tidak org dari luar daerah saja begitu tertarik mengapa kita sebagai putra daerah tdk bisa melakukan hal lebih dari mereka...
btw kalau mau tau lebih banyak hal menarik lainx sepertix saya siap memberikan referensi... :)
alhamdulillah...berasa makin mencintai daerah sendiri nih...
ReplyDeletebagai mana tidak, org dari luar daerah saja begitu tertarik mengapa kita sebagai putra daerah tdk bisa melakukan hal lebih dari mereka...
btw kalau mau tau lebih banyak hal menarik lainx sepertix saya siap memberikan referensi... :)
alhamdulillah...berasa makin mencintai daerah sendiri...
ReplyDeletebagai mana tidak org dari luar daerah saja begitu tertarik mengapa kita sebagai putra daerah tdk bisa melakukan hal lebih dari mereka...
btw kalau mau tau lebih banyak hal menarik lainx sepertix saya siap memberikan referensi... :)
Suka ceritanya....☺😊
ReplyDeletethanks :)
Delete