Skip to main content

selamat lebaran, Ma....


Malam takbiran pertama tanpa mama. Tak ada yang begitu beda, hanya saja ia tak ada di sini dan membuatkan kami burasa dan ayam nasu likku. Semua tugas memasak yang selalu ia kerjakan dilakukan oleh kami bertiga, saya; Kak Ipah; Etta. Kakak anti datang belakangan saat semua makanan telah dimasak.

Bertiga kami berusaha menerka bagaimana burasa sesungguhnya di masak. Aku pun kemudian menyadari bahwa ternyata \Etta pintar masak. Dengan bantuannyalah kami berhasil membuat burasa dari seliter beras yang menghasilkan 9 ikat burasa. Sebuah jumlah yang sangat kecil. Namun, saya dan kak ipah selalu percaya bahwa itu juga takkan kami habiskan. Tapi Etta kemudian menyela “seperti burasa tao manang (orang yang tinggal sendirian tanpa anak dan suami/istri)”.

Beberapa alasan yang menyebabkan kami hanya membuat seliter saja. Biasanya ketika hari kedua lebaran, kami tak lagi tertarik dengan burasa dan ayam. Biasanya mamalah yang menghabiskan, bukan karena suka, tapi mama tipe orang yang selalu menghargai makanan. Tiap biji nasi sangat berarti baginya. Ia pernah merasakan masa paceklik yang begitu hebat sampai batang pohon pisang dibuat makanan. Ia pun tahu betapa susahnya memroses sebuah benih padi hingga menjadi nasi sepiring di atas meja. Nasi tak hanya sekedar dar beras yang kita maak, tapi perjalanannya lebih lama dari yang selalu kita pikirkan.

Kali ini pun kami harus belajar memasak ayam. Tradisi di Bone saat lebaran adalah ayam dengan masakan berbumbu lengkuas biasa disebut nasu likku. Tapi kali ini berhubung karena kami tak pernah belajar pada mama, kami hanya membuat kari ayam. Itu pun dengan kursus jarak jauh melalui layanan short message service untuk resep dan cara membuat yang dilakukan kak ipah dengan mertuanya.

Dan pada akhirnya, kami tak menemukan rasa yang sama pada masakan yang telah dibuat dengan bayangan kami akan kari ayam. Kami pun harus membandingkan dengan masakan yang kami maksud kari dengan masakan kari tetangga yang dikirim ke rumah. Namun, kenapa begitu beda??? Dari penampakan, rasa, dan banyak lagi semua beda.

Aku pun kemudian berpikir, mungkin yang dibuat kak ipah adalah kari dan yang buat tetangga adalah opor ayam. Aku pun langsung membayangkan rasa mie instant kari ayam yang rasanys mirip dengan yang kami buat. Yah… mungkin seperti itu…..


Pelajaran moral yang didapat, belajar masak sebelum mama mu meninggal…

Besok lebaran….tak ada mama tak ada yang menemaniku ke mesjid dan mencari tempat untuk sholat. Mama selalu lincah untuk hal-hal seprti ini, yah…mungkin aku harus nebeng saja sama puang aji, atau pilihan lain tak usah ikut sholat IED….hmmmmm


Selamat lebaran Ma…kami masih tetap merindukanmu…

Maaf lahir batin Ma…untuk semua tingkah nakal kami….


Kami terpaksa harus belajar masak…..dan ini berhasil (apakah ini bagian dari rencanamu juga???hehehehe)

Aku merindukanmu Ma...


(rumah, 23.51 wita, 30 september 08)

Comments

Popular posts from this blog

Misteri Sepatu Menggantung di Kabel Listrik

Sumber : Athens News Sepasang sepatu menggantung lunglai di tiang listrik. kabel listrik tempatnya bergantung kokoh tak ingin melepaskan sepatu itu menghujam bumi. Pertama kali tiba di Athens, saya cukup heran dengan sepatu-sepatu yang tergantung di kabel-kabel listrik itu. Kutanya ke seorang teman bule tapi ia tak memberi jawaban yang memuaskan. Kupikir sepatu-sepatu itu dilempar begitu saja karena sudah dirusak atau tidak dipakai. Atau asumsiku yang lain adalah sepatu itu milih olahragawan yang berhenti dari profesi dan memilh menggantung sepatu. seperti pemain sepakbola. Tapi sepertinya asumsi olahragawan itu tidak benar, karena sepatu-sepatu yang menggantung di tiang listrik cukup mudah ditemukan. Jalan-jalanlah di seputaran Athens dan kau akan mendapati sepatu-sepatu menggantung di tiang listrik.  Uniknya sepatu yang digantung itu hanyalah sepatu-sepatu kets. Fenomena ini disebut Shoefiti dan terjadi diberbagai tempat di Amerika. Nyatanya bukan hanya saya saja yang penasar

Mencintaimu

Aku terbangun pagi ini. Masih begitu pagi. Aku menghimpun jiwaku. Aku mengumpulkan cinta di hatiku. Kutemukan begitu banyak cinta untukmu. Aku mencintaimu.aku mencintaimu.aku mencintaimu. Bahagia bisa memilikimu. Bahagia bisa menjadi tempat kembali saat kau butuh. Bahagia bisa menjadi rumah yang hangat untukmu. Aku menemukan ceceran cerita dalam lembar-lembar catatan harianku. Yang lain dating dan pergi. Tapi dirimu selalu ada. Selalu menemani. Tempatku menangis. Tempatku merajuk. Dan tempatku bermanja dan berbagi bahagia. Aku telah membangun rumah dihatimu. Kesana lah aku pulang. Tiga hari ini kurasakan bahwa kita telah menjadi sebuah ikatan yang menyatu. Tiap tindakan haruslah berdasarkan pertimbangamu. Aku harus belajar mengalah dan tak egois. Mendengarkan penilaianmu dan tak egois ketika kita tak bersepakat. Sayap kita adalah telah menyatu. Dan kita akan terbang bersama. Aku mencintaimu, aku mencintaimu, aku mencintaimu….Sangat. Hei, pagi ini aku mendengar Air Supply. Semua laguny

babel

Sebenarnya tak ada planing untuk menonton film. hanya karena kemarin arya dan kawan-kawan ke TO nonton dan tidak mengajakku. Dan kemudian menceritakan film 300 yang ditontonnya. Terlepas dari itu, sudah lama aku tak pernah ke bioskop. Terkahir mungkin sam kyusran nonton denias 2 november tahun lalu. (waa…lumayan lama). Dan juga sudah lama tak pernah betul-betul jalan sama azmi dan spice yang lain J Sebenarnya banyak halangan yang membuat kaimi hampir tak jadi nonton. Kesal sama k riza, demo yang membuat mobil harus mutar sampe film 300 yang ingin ditonton saudah tidak ada lagi di sepanduk depan mall ratu indah. Nagabonar jadi dua, TMNT, babel, dan blood diamond menjadi pilihan. Agak ragu juga mo nonton yang mana pasalnya selera film kami rata-rata berbeda. Awalnya kami hampir pisah studio. Aku dan echy mo nonton babel atas pertimbangan sudah lama memang pengen nonton. (sebenarnya film ini udah lama aku tunggu, tapi kemudian gaungnya pun di ganti oleh nagabonar dan 300). Serta pem