Skip to main content

Seperti Dirimu Masih Di Sini

Mama dan Aku
Seperti dirimu masih di sini.Belajar untuk ikhlas dan tabah atas ketiadaanmu. Aku begitu merindukanmu. Malam ini satu ramadhan. Bulan puasa pertama yang harus aku lalui tanpa dirimu. Tanpa lagi mendengar wejangan darimu. Tanpa suaramu yang selalu melantunkan ayat-ayat al-qur’an. Tanpa masakanmu dan juga ketelatenanmu membangunkan kami sahur dan melarang kami untuk tidur setelahnya demi untuk mandapat sholat subuh di mesjid depan rumah.

Aku merindukanmu. Sangat….telah empat tahun aku melewati ramadhan yang tak sempurna di rumah. Tak jarang aku pun tak melalui puasa pertama bersamamu. Jika aku harus puasa pertama di kost-kostan, pastinya engkau akan menelponku, menanyakan menu sahur yang pasti akan ku jawab, mie instant.Engkau pasti akan selalu bilang, kita makan ayam di sini. Mama minta maaf. Sudahlah ma…cintamu telah cukup…

Tahun ini aku berencana melewatkan 1 ramadhan di tempat yang selalu kita sebut rumah. Aku melewatkannya di sini. Di rumah. Tapi tidak lagi denganmu. Engkau melewatinya ditempat yang menjadi terminal akhir gerak kita menuju Ia yang menggenggam.

Ramadhan yang lalu ternyata Ramadhan terakhirmu denganku. Aku masih mengingatnya. Etta selalu komplain jika kita harus sahur di dapur belakang, dingin katanya. Sempat terlintas dalam benakku ketakutan bahwa sahur itu adalah yang terakhir aku bersamamu. Dan ketakutan itu terbukti.

Kali ini aku harus melewati ramadhan ini tanpamu.dan harus belajar untuk tak lagi bersamamu. Tapi aku percaya jiwa masih di sini bersamaku. Ikut tertawa bersama jiwa kami yang bahagia. Ikut tersenyum. aku bias merasakan jiwamu. Abadi di sini.

Cinta orang-orang yang dikasihi akan terus ada, meski orang tersebut telah ada. Cinta itu terus bertransformasi bersama udara, angin, dan semesta. Tetap berjalan bersama waktu. Cintamu slalu ada disini menemaniku.
Aku merindukanmu Ma….
Dwi minta maaf untuk semua dosa yang telah kulakukan yang selalu membuatmu khawatir dan kecewa.
Izinkan aku melantunkan ayat-ayat al-Qur’an untukmu…
Bahagialah di sana...

Comments

Popular posts from this blog

Kura-Kura hijau

Tadi waktu ke Mall aku sempat melihat kura-kura hijau kecil yang djual. Ada puluhan ekor dalam satu akuarium besar. Ada yang berdiam diri di batu buatan dalam akuarim kaca itu, adapula yang berenang-berenang. Banyak orang yang singgah untuk melihat-lihat. Dijualnya berpasangan. Kura-kura mungkin makhluk yang gampang kesepian. Jadi jika harus dijual harus berpasangan. Sepasang kura-kura dibrandol dengan harga 70.000 plus akuarim kecil ukuran 20x15x15 cm. Kura-kura itu tampak lucu. Selain kura-kuranya dijualnya turtle food buat sang kura-kura. Aku tertarik untuk membelinya. Tapi aku bukanlah orang yang telaten dalam merawat sesuatu. Aku takut kura-kura itu akan mati jika aku beli. Mungkin jika sang kura-kura beruntung aku pun akan melakukan seperti yang dilakukan Dee, melepas kura-kura. Tapi janganlah aku membelinya. Biarlah orang lain yang lebih telaten yang merawatnya. Semoga kura-kura itu mampu bertahan hidup.

Pada Sebuah Beranda

Siapa yang tak mengenal bondan winarno. Presenter pembawa acara kuliner di televisi. Mempopulerkan istilah “Mak Nyus” untuk tiap komentar enak tentang makanan yang dimakannya. Tapi hanya sedikit yang tahu bahwa ia adalah seorang wartawan senior yang telah malang melintang di dunia jurnalisitik. Memiliki segudang pengalaman liputan. Bahkan pernah membuat salah satu laporan investigasi yang mengungkap sebuah kasus. Namun tak hanya sisi jurnalistik, Bondan Winarno pun seorang penulis sastra yang cukup ciamik. Beberapa waktu lalu seorang teman mengirimkan fotokopian kumpulan cerpen Bondan Winarno yang berjudul “Pada Sebuah Beranda”. Buku ini sudah lama aku cari di toko-toko buku. Namun tak kunjung aku temukan. Hingga seorang teman berbaik hati mengirimkan fotokopiannya yang bersumber di perpustakaan kotanya. Ada 25 cerpen yang dimuat dalam buku tersebut. Pada Sebuah Beranda ini diterbitkan oleh Bondan Winarno sebagai kado ulang tahun untuk dirinya sendiri yang dalam istilahnya “Celebrat...

The Intimate Lover

sumber foto : www.amazon.com Apa yang akan kamu lakukan jika bertemu Mr. Rightman sesaat sebelum kamu menikah? Ms. Girl, perempuan yang telah bertunangan bertemu dengan Mr. Boy disuatu hari di dalam lift. Hanya mereka berdua di dalam lift yang meluncur turun dari lantai 20. "Jika tidak ada orang yang bersama kita dilift ini hingga lantai dasar, maka aku akan mentraktirmu minum"kata pria itu. Sayang, sang wanita memilih menginterupsi lift tersebut. Berhenti satu lantai sebelum lantai tujuan mereka dan memilih pergi. Tapi gerak bumi mendekatkan mereka. Tak berselang waktu mereka kembalib bertemu dan saling bercakap. Tak bertukar nama, memilih menjadi orang asing bagi masing-masing. Bertemu, berkenalan, dan melakukan hal-hal yang menyenangkan bersama. Menyerahkan pada semesta kapan mereka hendak berpisah. Namun, ketika semesta mengharuskan mereka berpisah, dua orang tersebut telah saling jatuh cinta. Seberapa pun mereka berusaha berpisah, hati mereka tetap saling ...