Skip to main content

"pulang ke rumah"

Sebuah rasa arkais kembali memantikku.menyapaku lembut dan begitu indah. Rasa yang Tuhan miliki dan Ia gunakan untuk menciptakan dunia. Rasa yang telah ada jauh sebelum manusia diciptakan. Rasa yang tumbuh tanpa memilih dan memilah tiap hati yang disinggahinya.

Rasa ini seperti cinta. Boleh di bilang cinta. Tapi ia tak seperti keinginan untuk memiliki dan keharusan untuk saling bertatap dan memadu kasih. Ia begitu tulus. Tajam namun juga sangat halus dan lembut.


aku dan ia adalah yang merasakannya. Ia adalah seseorang itu. Kami kembali merajut sebuah rasa yang pernah terabaikan dan tak tersentuh. Bukan sebuah rasa yang menyakiti namun ia begitu membahagiakan. Cinta yang sadar akan sebuah kalimat tak selamanya memiliki. Cinta yang patuh pada rasa yang lain yang tumbuh di saat bersamaan dan tak berusaha saling menyakiti.


Seperti sebuah kecelakaan, namun juga tidak. Seperti sebuah alasan dari sebuah pernyataan karena, tapi juga seperti sebuah walaupun. Rasa ini begitu misterius dan tak terjawab. Tapi ia indah apa adanya dengan ia sekarang.


Kami telah membangun rumah di hati kami masing-masing. Kami membekukan kenangan di sana. Di tempat yang selalu kami sebut “di suatu masa dan di suatu kala”. Sesekali ketika kami butuh istirahat dan melepas lelah, rumah itu selalu ada. Selalu ada secangkir teh untuk menemani kami berbagi cerita. Selalu ada rasa bahagia yang berlebih saat semuanya telah terlepas.


Pulang sesekali ke sana adalah hal yang menyenangkan. Bukankah kata “rumah” dan “pulang” begitu dalam tak hanya sekadar berarti tempat yang dihuni dan kembali ke tempat di mana kita berasal. Sheila on 7 pun menggunakan kata “pulang” dalam lagunya “ingin pulang” untuk menggambarkan rasa rindu yang begitu dalam dan keinginan untuk merasakan cinta di rumah. Nidji pun demikian. Spongebob bahkan mengartikan rumah bukanlah sekadar perapian hangat tapi tempat dimana kamu dikelilingi oleh orang-orang yang mencintaimu.


Bukankah pulang dan rumah begitu indah seperti rasa cinta?


Dan kali ini kami telah berjanji pulang ke rumah bersama-sama. Meski harus menunggu bertahun-tahun dan hanya mampu bersentuhan pada pikiran namun kami telah berniat pulang. Kembali ketempat dimana kami mampu menghentikan waktu dan bergerak cair di dalamnya.

Asal selalu ada cinta, sejuta cinta, yang selalu kami rasa. Rumah akan selalu terbuka. Dengan teh hangat dan secangkir penganan kecil. Kami akan bercerita. Bermain kartu solitaire dan bermain di “beranda”rumah.


Seperti lebaran, mudik pun adalah kata untuk menggambarkan rasa rindu akan rumah. Rasa kangen akan makanan ibu. Rasa bahagia ketika mendapatkan uang lebaran. Dan sejuta rasa bahagia lainnya yang hanya mampu kamu rasa ketika kamu pulang ke rumah….


Tunggulah….aku dan ia akan bertemu…

Untuk memasak bersama, merangkai tulisan ini, dan berbagi cerita…..

Comments

  1. Anonymous9/19/2008

    jangan pernah berhenti....

    masih banyak kartu yang belum terbuka....

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Kura-Kura hijau

Tadi waktu ke Mall aku sempat melihat kura-kura hijau kecil yang djual. Ada puluhan ekor dalam satu akuarium besar. Ada yang berdiam diri di batu buatan dalam akuarim kaca itu, adapula yang berenang-berenang. Banyak orang yang singgah untuk melihat-lihat. Dijualnya berpasangan. Kura-kura mungkin makhluk yang gampang kesepian. Jadi jika harus dijual harus berpasangan. Sepasang kura-kura dibrandol dengan harga 70.000 plus akuarim kecil ukuran 20x15x15 cm. Kura-kura itu tampak lucu. Selain kura-kuranya dijualnya turtle food buat sang kura-kura. Aku tertarik untuk membelinya. Tapi aku bukanlah orang yang telaten dalam merawat sesuatu. Aku takut kura-kura itu akan mati jika aku beli. Mungkin jika sang kura-kura beruntung aku pun akan melakukan seperti yang dilakukan Dee, melepas kura-kura. Tapi janganlah aku membelinya. Biarlah orang lain yang lebih telaten yang merawatnya. Semoga kura-kura itu mampu bertahan hidup.

Pada Sebuah Beranda

Siapa yang tak mengenal bondan winarno. Presenter pembawa acara kuliner di televisi. Mempopulerkan istilah “Mak Nyus” untuk tiap komentar enak tentang makanan yang dimakannya. Tapi hanya sedikit yang tahu bahwa ia adalah seorang wartawan senior yang telah malang melintang di dunia jurnalisitik. Memiliki segudang pengalaman liputan. Bahkan pernah membuat salah satu laporan investigasi yang mengungkap sebuah kasus. Namun tak hanya sisi jurnalistik, Bondan Winarno pun seorang penulis sastra yang cukup ciamik. Beberapa waktu lalu seorang teman mengirimkan fotokopian kumpulan cerpen Bondan Winarno yang berjudul “Pada Sebuah Beranda”. Buku ini sudah lama aku cari di toko-toko buku. Namun tak kunjung aku temukan. Hingga seorang teman berbaik hati mengirimkan fotokopiannya yang bersumber di perpustakaan kotanya. Ada 25 cerpen yang dimuat dalam buku tersebut. Pada Sebuah Beranda ini diterbitkan oleh Bondan Winarno sebagai kado ulang tahun untuk dirinya sendiri yang dalam istilahnya “Celebrat...

The Intimate Lover

sumber foto : www.amazon.com Apa yang akan kamu lakukan jika bertemu Mr. Rightman sesaat sebelum kamu menikah? Ms. Girl, perempuan yang telah bertunangan bertemu dengan Mr. Boy disuatu hari di dalam lift. Hanya mereka berdua di dalam lift yang meluncur turun dari lantai 20. "Jika tidak ada orang yang bersama kita dilift ini hingga lantai dasar, maka aku akan mentraktirmu minum"kata pria itu. Sayang, sang wanita memilih menginterupsi lift tersebut. Berhenti satu lantai sebelum lantai tujuan mereka dan memilih pergi. Tapi gerak bumi mendekatkan mereka. Tak berselang waktu mereka kembalib bertemu dan saling bercakap. Tak bertukar nama, memilih menjadi orang asing bagi masing-masing. Bertemu, berkenalan, dan melakukan hal-hal yang menyenangkan bersama. Menyerahkan pada semesta kapan mereka hendak berpisah. Namun, ketika semesta mengharuskan mereka berpisah, dua orang tersebut telah saling jatuh cinta. Seberapa pun mereka berusaha berpisah, hati mereka tetap saling ...