Setelah vakum 3 tahun lebih, saya akhirnya kembali
mengaktifkan kembali akun Postcrossing. Setelah memastikan alamat rumah gampang ditemukan oleh pak pos
dan pengantar barang, maka saya yakin untuk kembali melakukan aktivitas
berkirim kartu pos ke berbagai penjuru dunia dan berharap kartu pos-kartu pos
dari berbagai penjuru dunia mendatangi rumahku.
Rumah pertama yang harus saya kirimi kartu pos beralamat di
Jerman. Saya pun memutuskan untuk mencari kartu pos. Tempat yang paling pasti
menyediakan kartu pos adalah di kantor pos dan toko buku. Saya memilih membeli
di toko buku saja. Mutar-mutar di Gramedia dan bertanya ke karyawannya dimana
bagian kartu pos,sejenak sang karyawan tertegun, kemudian balik bertanya “postcard?”.
Next time, saya harus bertanya postcard
alih-alih kartu pos. Ia kemudian mengantarku ke satu rak putar yang berada
di sudut toko.
Di rak itu bertengger kartu pos-kartu pos berwarna putih,
bergambar alam Indonesia, dengan signature khas Indonesia. Dari jaman saya
masih sekolah dan suka ke kantor pos ada dua jenis kartu pos yang sering saya
lihat. Pertama kartu pos polos berwarna coklat yang hanya bergambar kotak untuk
prangko di sudut atas dan garis-garis panjang di sudut bawah untuk menuliskan
alamat yang dituju. Halaman kosongnya selebihnya digunakan untuk menuliskan
kabar. Kartu pos jenis ini sering aku pakai untuk mengirim kupon berhadiah yang
diselenggarakan majalah Bobo dan tidak pernah menang. Kedua, kartu pos
bergambar. Desainnya lebih mewah. Kertasnya mengkilap dengan gambar pemandangan
Indonesia. Yang paling sering saya lihat adalah kartu pos bergambar alam
Toraja. Entah itu sawahnya, rumah tongkonan, atau kuburan batunya. Di bawah
gambar terdapat penjelasan tentang apa dan dimana gambar tersebut berada. Di
tengah bawah bertuliskan Indonesia.
Dulu saya suka lihat kartu pos bergambar ini. Di zaman belum
ada internet, fotografi masih mejadi hobi yang sangat mahal ,dan foto-foto alam Indonesia belum bertaburan di
instagram gambar-gambar di kartupos itu membuat saya menjelajah tempat-tempat
wisata di Indonesia. Zaman bergerak. Orang-orang bertas punggung menjelajah
Indonesia. Foto-foto dijepret dengan satu kali tap di gawai. Beri filter sedikit, kemudian viola jadilah foto ciamik yang layak masuk di instagram dan
menunggu liker memencet tombol
love. Sayangnya desain kartu pos tidak
mengalami perubahan. Foto-foto tempat wisata itu tetap sama dari tahun ke
tahun. Desainnya pun tetap patuh pada desain lamanya. Bahkan menurut saya
kualitas cetakannya makin buruk. Warna yang over
menyebabkan panorama alamnya tampak menyolok dan buruk. Seolah-olah dicetak ala
kadarnya sebagai persediaan di rak-rak toko buku. Padahal kartu pos lebih dari
itu. Ia adalah pembawa pesan. Pengirim kabar.
Kartu pos menjadi media promosi pariwisata Indonesia.
Sekalipun trend masa lalu, berkirim kartu pos masih
dilakukan beberapa orang zaman sekarang. Mereka membentuk suatu komunitas yang
terkhusus untuk mengirim kartu pos ke sesama anggota secara random. Para traveler pun menggunakan kartu pos
sebagai penanda mereka pernah berada di tempat tersebut. Seperti contohnya beberapa
traveler di facebook saya menyempatkan
diri membeli kartu pos dan mengirimkan ke alamat mereka tiap kali mereka ke
luar negeri. Pada point ini kartu pos telah menjadi souvenir yang tidak sekedar
dibeli lalu dibawa pulang ke rumah, tapi dibeli kemudian melakukan perjalanannya
sendiri hingga tiba di tangan sang pengirim lagi. Saya pernah berusaha
mengirimi diri saya sendiri sebuah kartu pos dari Athens, OH, sayangnya kartu
posnya nda pernah tiba di rumah. Entah nyasar kemana.
Lama saya memilih kartupos mana yang akan saya kirim ke
Jerman. Pilihan yang terbatas , desain yang biasa, cetakan berkualitas buruk
membuat saya berpikir, mengapa tidak ada industri kreatif yang membuat kartu
pos dengan desain unik, indah, cantik, dengan unsur Indonesia yang kental. Tak
perlu melulu gambar keindahan alam. Karikatur tokoh nasional, artis phenomenal,
motif batik, tenun, atau sebagainya bisa dijadikan ide. Kalo toh orang-orang tidak lagi berkirim kartu
pos, at least mereka bisa menjadikannya suovenir. Jika di setiap daerah wisata membuat kartu pos
seperti ini saya yakin kartu pos menjadi pilihan souvenir yang murah dan unik.
Apalagi jika dilengkapi dengan fasilitas kirim dengan perangko. Yang satu ini
bisa bekerja sama dengan kantor pos yang ada ditiap kecamatan.
Akhirnya pilihan saya jatuh pada sebuah kartu pos bergambar
Borobudur berharga Rp.3000 yang meski cetakannya tidak terlalu bagus tapi cukup
baik dibanding yang lain. Kalo pun si penerima tidak menyukai hasil cetakannya
setidaknya ia tahu bahwa itu gambar Borobudur yang terkenal itu.
Bogor, 2 Juli 2015
Untuk kartu pos berkualitas ibu bs coba Impressive Postcard. Di Bogor tersedia di "Garden Shop" Kebun Raya Bogor.
ReplyDeleteAtau kunjungi website www.alcibbumphotography.com/impressive_postcard_gallery.
Di Jakarta tersedia di : Alun Alun Indonesia : Grand Indonesia, Sogo Central Park, Debenhams Kemang Village, Batik Keris : Lotte Ciputra World, Mal Puri Indah, Bandara Soetta terminal 3, 2D, 2E. Bali : Batik Keris Discovery Shopping Mall, Batik Keris Legian Kuta, Alun Alun Sogo Bali Collection Nusa Dua.
Terima Kasih