Skip to main content

Merekam Hari Dengan Ara


Kuserahkan mainan smurf perempuan berambut emas dengan sisir hadiah mainan Mcdonald kepada Ara. Dengan riang dia meraihnya dari tanganku. Membandingkan dengan mainan kuda poni berekor emas milik Khanza, kemudian berkata "sama" sambil nyengir padaku. 

Smurf perempuan itu -entah siapa namanya- kubeli ketika ia berumur satu bulan. Kala itu saya dan beberapa teman berkumpul di Mcd untuk melepas kangen. Ara kecil tertidur lelap di atas meja sembari kami berbagi cerita. 

Time flies. 24 jam sehari rasanya sekejap mata. Hari berlompatan dalam seminggu. Kemudian menjadi bilangan bulan yang tidak terduga. Waktu bergerak serupa anak cahaya yang melesat begitu cepat. Rasa-rasanya saya tidak menyadari itu jika saya tidak melihat Ara bertumbuh. 

Ia kini berusia dua tahun tiga bulan. Sebuah usia yang tidak lagi bayi. Ia kini kanak-kanak dengan keinginan besar untuk menjelajahi semesta. Setiap hal begitu ajaib di matanya. Hal sesederhana kucing yang memanjat pohon atau anak ayam yang mematuk-matuk makanan. 

Setiap kali saya mengingat awal pertama mainan smurf itu saya beli, saya takjub melihat bahwa mainan itu kini benar-benar ia mainkan. Kemudian ia berceloteh tak tentu arah dan tak jelas ucap. Yang dia lakukan adalah bermain dan menyenangkan hatinya. 

Bayi kecil yang berbaring di atas meja itu kini telah berlari riang mengejar anak ayam. Menangkapnya tanpa rasa takut kemudian menaruhnya di dada sambil tiduran. Benak kecilnya belum mampu membedakan antara binantang ternak dan binatang peliharaan. Baginya ayam kecil itu haruslah menuruti perintahnya. 

Menemani Ara berarti hanya mengikuti satu aturan. Aturan milik Ara. Setiap permintaannya serupa perintah yang harus dituruti. Tak peduli kuasa yang tak mampu saya kendalikan. Ia kini menyukai memilih bajunya sendiri. Favoritnya adalah baju swimming yang kini saya sembunyi di laci lemari. Permainannya adalah mengecat kukunya dengan cat kuku. Sesekali kuku ayahnya pun jadi korban. 

Ara menyukai kesamaan. Seberapapun berbedanya sesuatu dia selalu mampu menemukan apa yang sama antara keduanya. Seperti ketika saya menujukkan anak kucing di bawah jendela kamar yang sedang menyusu pada ibunya. Kujelaskan padanya itu adalah mama kucing. Ia lantas berkata "sama" sambil menunjuk kepada saya.  Ow, maksudnya sama-sama mama. ( Saya pikirnya saya yang mirip kucing :D ). 

Setiap kali sesuatu begitu ajaib di matanya maka dengan antusias dia akan memaksa saya melihatnya dan meminta respon saya. Jika saya ogah-ogahan menjawab maka dia akan berteriak hingga saya "memperhatikan". 

Ia mempelajari konsep cantik. Dan selalu berkata cantik ketika ia menggenakan dress, mengecat kuku, atau setelah bermain make up. Tontonan favoritnya adalah mickey mouse serta segala kartun lainnya. Kemudian dengan perbendaharaan kata yang masih minim ia mencoba menceritakan kembali tentang penangkapan Mickey Mouse oleh robot hingga robot itu dirusak oleh Mickey. Menerjemahkan Ara serupa lost in translation. Dianya ngotot sayanya nda ngerti maksudnya apa. Hingga pada akhirnya saya hanya sekedar mengangguk dan mencoba mencari tahu maksudnya. 

Saat saya sholat ia dengan diam-diam berdiri di dekatku kemudian melakukan gerakan sholat dengan sangat khusuk. Takbir, ruku, sujud. Hingga selesai satu sholat menurut dia. Kemudian dia akan berdiri diam di sampingku sampai saya selesai sholat. Ia menunggu menyalami tanganku. Sedang saya menunggu bagian dia memeluk saya sambil membalas ucapan " i luv u" ku dengan kalimat malu-malunya " i sis u". Duh, hati ini rasanya meleleh. 

Permaina favorit kami adalah kiss and stick. Cium dan nempel. Ketika saya meminta ciuman ( jika ia sedang senang) maka didaratkannya pipinya ke pipiku. Tapi saya akan meminta  bibirnya mencium pipiku mpipiku dengan bunyi"mmuaacchh". Kemudian again, again, again sampai pipinya nempel dan terus kuciumi. I could do that forever, Ara. 

Bayi kecil mama telah bertumbuh menjadi kanak-kanak. Belajar berteman di tempat bermain anak-anak, mencoba mengalah saat rebutan mainan, dan kemudian menangis ketika merasa terganggu oleh anak-anak lain. Bagaimana kelak ketika ia bersekolah kemudian diganggu oleh teman-temannya? Siapa yang akan membelanya? Pertanyaan itu menjadi kekhawatiranku. Kelak itu pasti tak lama lagi. Ketika saya mengantarnya ke sekolah dan ia mulai malu untuk mencium pipi saya karena ia telah besar. 

Nak, kamu tetaplah bayi kecil mama. Bayi kecil seperti katamu tiap kali memandang foto kita bertiga. Ayah, Mama, Ara baby. 

Baubau, 27 nov 2013

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Kesatria Putih dan Peri Biru

Di sebuah zaman, di negeri antah berantah tersebutlah sebuah kerajaan bernama Koin Emas. Di kerajaan ini semua rakyat rajin bekerja dan pandai menabung. Setiap koin yang dihasilkan dari bekerja setiap harinya disisihkan untuk ditabung untuk masa depan. Sang raja memiliki tempat penyimpanan khusus untuk setiap koin yang disisihkan rakyatnya. Namun terdapat satu koin pusaka yang telah turun temurun diwariskan oleh raja-raja terdahulu. Koin itu diyakini drachma asli dari Dewa yang diturunkan khusus dari langit dan diwariskan untuk menjaga kesejahteraan kerajaan Koin Emas. Koin pusaka tersebut menjadi pelindung kerajaan Koin Emas. Jika koin itu hilang diramalkan kesejahteraan di kerajaan Koin Emas akan berubah menjadi kesengsaraan. Koin itu pun dinilai memiliki khasiat mampu member kekuatan dan kekuasaan bagi yang memilikinya. Raja begitu menjaga pusaka tersebut. Ia takut jika koin pusaka itu hilang atau dicuri. Hingga suatu hari kedamaian di kerajaan itu terganggu. Seekor Naga Merah m...

Pride and Prejudice : I’m Bewitched

Tak pernah kusangka saya akan jatuh cinta pada film Pride and Prejudice. Waktu kuliah dan masa-masa belum punya anak, saya tidak pernah tergerak untuk menonton film ini. Prasangka saya terhadap film ini sudah tumbuh sejak memiliki versi Film India di tahun sebelumnya. Mungkin karena hal itu saya kemudian tidak tertarik menontonnya.   Namun karena episode-episode drama korea yang aku nonton udah habis, ditambah kebosanan pada topik medsos yang masih heboh dengan pilpres, dan juga pengaruh hari valentine yang menyebabkan algoritma lapak streaming merekomendasi film-film romantis menjadi sebab akhirnya saya menonton film ini Semuanya berawal dari ketidaksengajaan menonton Atonement yang diperankan oleh Kiera Knightley. Film ini cukup bagus, meski di tengah jalan saya udah kena spoiler via wikipedia dan rada senewen dengan endingnya. Tapi kecantikan Kiera Knightley tetap mampu membuat saya menyelesaikan film itu sampai detik terakhir. Saking senewennya dengan ending Atonement, sa...

Irfan Bachdim Teman SMP Aku loh!!!!

Di mimpiku Irfan Bachdim pake jaket coklat :) Irfan Bachdim Teman SMP Aku loh!!!! Kok bisa? Ini sebabnya... Siang ini mimpiku begitu ajaib. Aku bermimpi menonton laga Persema dan PSM di stadion Mattoanging. Alasannya siapa lagi kalo bukan Irfan Bachdim. Hahahahahahaha. Disaat itu jelas-jelas aku mendukung Persema. Bukan PSM. Bahkan baju yang kupakai pun adalah seragam Persema. Yang mengejutkan dari mimpi adalah saat aku memperhatikan pemain-pemain   Persema lebih jelas untuk mencari sosok Irfan Bachdim, sosok yang kucari itu bahkan menghampiriku. Berbicara padaku dari pinggir lapangan “Dwi, u’re beautiful”. Sontak saja terkejut. Dimana dia bisa mengenal namaku. “How do u know me” tanyaku.  “ I know you, Ani” katanya. Hei, bahkan nama kecilku pun ia tahu. Aku terkejut. Wow, apa dia menguntitku. Sampai membaca semua isi blogku. Hanya teman-teman SD dan SMP yang tahu nama kecilku. Saat SMA aku tak lagi dipanggil dengan nama Ani. Dan k...